Bantuan Dua Trilyuan Ternyata Zonk



Oleh Yulyanty Amir 

(Pegiat Literasi Palembang)


Kabar gembira bagi warga Sumatera Selatan berapa pekan lalu yang akan mendapatkan bantuan dana dari Heriyanti, anak seorang pengusaha Sumsel yang bernama Akidi Tio sebesar Rp.2 trilyun untuk penangan Covid-19 menjadi kabar buruk setelah viral di media bahwa bantuan tersebut ternyata zonk.


Berita tentang penipuan dana bantuan ini langsung viral di media cetak dan online. Warga Sumsel pada awalnya begitu menyanjung sang dermawan,  karena terpukau akan kebaikannya memberikan bantuan dengan nominal yang sangat fantastis. Tidak tanggung-tanggung, para pejabat pun begitu antusias menerima berita ini, sampai-sampai di lakukan acara penyambutan secara seremonial yang di hadiri oleh gubernur Sumsel bapak Herman Deru. (Kompas.com 2/8/21) 


 Gubernur Sumsel Herman Deru, meminta agar Heriyanti anak Akidi Tio, ditindak secara tegas karena telah membuat kegaduhan. Heriyanti ini sebelumnya telah memberikan bantuan secara simbolis kepada bapak Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Hery sebanyak Rp2 trilyun pada senin, 26 Juli 2021. Namun setelah dilakukan penyelidikan ternyata hanya penipuan.


Mirisnya di tengah pandemi Covid-19 yang entah kapan akan berakhir, ada saja orang yang melakukan hal-hal yang tidak wajar. Entah apa motif di balik ini semua, yang jelas bukan rakyat saja yang tertipu dengan janji manisnya, sekelas pejabat pemerintahan pun tertipu. Anehnya pemerintah pun langsung percaya tanpa mengecek kebenarannya terlebih dahulu. Astaghfirullahaladzim. 

Inilah hasil dari sistem kapitalis sekuler. Sistem kapitalis merupakan sistem kufur yang diadopsi oleh negara.  Standar sistem ini bukan haram halal. Makanya sistem ini memisahkan agama dalam kehidupan manusia.


 Paham ini menjunjung tinggi kebebasan. Dalam hidup mereka bebas mau melakukan apa saja, bebas bicara, bertingkah laku, tidak peduli dengan perasaan orang lain apalagi perasaan bersalah. Mereka tidak mau diatur oleh agama. Apapun yang mereka lakukan berdasarkan keinginannya. Yang penting mereka bahagia


Sangat berbeda dengan sistem Islam. Islam mengatur semua kehidupan manusia. Karena umat Muslim memahami bahwa Allah sebagai pencipta juga berhak sebagai pengatur. Islam melarang manusia untuk berbuat buruk, salah satunya yaitu melakukan penipuan atau berkata bohong atau melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan ucapannya. Berkata bohong adalah termasuk salah satu ciri orang munafik. Balasan untuk orang munafik adalah neraka. Karenanya umat islam yang taat sangat berhati-hati dalam berbicara. Apapun yang keluar dari mulut manusia akan dipertanggung jawabkan di akherat. 


Islam selain merupakan agama juga merupakan ideologi. Hukum-hukum yang ada dalam sistem islam semuanya berasal dari Allah, yang diturunkan melalui wahyu kepada Nabi Muhammad dan tertuang di dalam kitab suci Al-quran dan hadis. Islam mengatur semua lini dalam kehidupan, bukan hanya ibadah ritual saja namun juga hubungan manusia dengan tuhan, manusia dengan dirinya sendiri, juga hubungan manusia dengan sesama manusia. Bagaimana manusia menjalankan hidupnya sebagai masyarakat, bermuamalah, hubungan pria dan wanita, pernikahan dan sebagainya. 


Kemudian dalam Islam juga, Allah perintahkan untuk tidak langsung mempercayai begitu saja kabar berita yang dibawa seseorang. Harus diteliti dulu kebenaran beritanya. Hal ini ditegaskan Allah dalam surat Al-Hujarat ayat 9 yabg artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu”.


Semoga kejadian ini membuka jalan kepada para pejabat pemerintah negeri ini untuk bersegera melaksanakan hukum yang sesuai dengan Al-quran dan hadist, tinggalkan hukum jahilyah yang tidak membawa perubahan keadaan menjadi lebih baik. Sebagaimana firman  Allah swt “Apakah hukum jahiliyah yang mereka inginkan? Dan siapakah yang lebih baik hukumnya dari pada Allah bagi kaum yang yakin” (TQS Al-Maidah [5]:50)


Barang siapa yang berhukum dengan selain hukum Allah, maka dia itulah hukum jahiliyah. (Tafsir Ibn Katsir, 3/131).


 Wallahualam bishawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak