Oleh Ummu Beyza
Penyebaran virus corona penyebab Covid-19 masih terus terjadi, bahkan menunjukkan peningkatan signifikan. Di Indonesia sendiri, kasus Covid-19 telah menembus angka 2 juta kasus.
Sampai saat ini kondisi pandemi Covid-19 semakin meningkat akibat ketidakefektifan pencegahan, pengendalian dan terkesan lebih mengedepankan pendekatan ekonomi.
Saat ini pemerintah perlu mengakui bahwa kondisi sudah gawat darurat dan berhenti melakukan komunikasi yang mencitrakan bahwa kita sedang baik-baik saja yang justru mengakibatkan rendahnya kewaspadaan masyarakat terhadap masifnya penularan Covid-19.
Pemerintah harus bertanggung jawab dan bertindak serius dalam menangani kasus Covid-19 yang semakin tidak terkendali. Keselamatan dan keamanan Rakyat harusnya menjadi instrumen utama fokus arah kebijakan pemerintah saat ini.
Pemerintah tak boleh bertindak sembarangan dalam penanganan penanggulangan Kesehatan & keamanan masyarakat. Disisi lain, pemerintah juga tidak boleh abai terhadap kebutuhan mendasar masyarakat disaat krisis bencana pandemi saat ini. Jangan sampai rakyat jatuh tertimpa tangga, dimana terancam oleh virus Covid-19 yang berbarengan dengan kelaparan.
Tidak dapat kita pungkiri, pandemi telah mengakibatkan Indonesia mengalami krisis ekonomi. Lambannya pemerintah menangani kasus ini akan mampu menghantarkan Indonesia ke jurang krisis yang semakin dalam. Maka, pemerintah harus benar-benar serius menangani Covid-19.
Kegagalan Penanganan Covid-19
Covid-19 membuka mata dunia dan membuat kita sadar. Kegagahan ideologi kapitalisme yang diemban negara saat ini tak mampu memutus rantai penyebaran virus. Bahkan, penularannya semakin massif tak tekendali. Bisa menginfeksi siapa saja yang dikehendaki. Tak memandang tua atau muda, semua bisa terpapar.
Sampai saat ini penanganan wabah terkesan setengah hati. Menerapkan karantina wilayah tapi kebutuhan pokok masyarakat tak tercukupi. Alhasil, masih banyak masyarakat keluar rumah bekerja meskipun protokol kesehatan ditaati. Sebab, apabila tak bekerja, kebutuhan sehari-hari tidak dapat dipenuhi.
Semua ini adalah dampak sistem hidup yang diterapkan penguasa. Mulai dari politik, ekonomi, sosial, hukum, dan lainnya yang terbukti telah sukses menjatuhkan Indonesia pada multi krisis. Sehingga anugerah kelebihan yang Allah beri, mulai dari SDM, SDA, posisi geopolitik dan geostrategis, tak berhasil membuat negeri ini kuat dan berdaya. Malah jadi sasaran empuk penjajahan.Islam Selesaikan Wabah dengan Taat Syariat.
Islam Selesaikan Masalah
Islam pernah memimpin dunia belasan abad lamanya. Sistem yang tegak di atas landasan keimanan sangat berbeda jauh dengan sistem yang tegak di atas landasan kemanfaatan segelintir orang. Sistem Islam, betul-betul menempatkan amanah kepemimpinan selaras dengan misi penciptaan manusia dan alam semesta. Yakni, mewujudkan rahmat bagi seluruh alam, tanpa batas imajiner bernama negara bangsa.
Sepanjang sejarahnya, Khilafah merupakan sistem pemerintahan yang telah terbukti selalu menerapkan konsep syariah islam dalam mengatur seluruh aspek kehidupannya, bahkan dalam penyelesaian wabah pernah terjadi didalam islam.
Ketika terjadi wabah di massa pemerintahan Khalifah Umar Bin Khathtab tepatnya pada tahun 18 Hijriyah. Wabah Tha’un terjadi di Amawas, yang kemudian menyebar cepat ke dataran rendah Yordania hingga terus menginfeksi orang-orang yang ada disana. Sang Khalifah memerintahkan untuk tidak memasuki kawasan yang terkena wabah atau menerapkan lockdown total. Karena berdasarkan sabda Nabi SAW :
“Apabila kalian mendengar ada suatu wabah di suatu daerah, maka janganlah kalian mendatanginya. Sebaliknya, kalau wabah tersebut berjangkit di suatu daerah sedangkan kalian berada disana, maka janganlah kalian keluar melarikan diri darinya.”
Inilah hukum syara’ dalam islam, mengunci daerah yang terdampak wabah untuk menghindari tersebarnya virus semakin besar. Dan kepada daerah yang dikunci akan dicukupkan kebutuhan pokoknya, sehingga mereka bisa fokus dalam upaya penyembuhan.
Maka, jika ajaran Islam benar-benar diamalkan, insya Allah dalam waktu singkat wabah akan segera berakhir. Bukan hanya itu, baik masyarakat atau para pemimpinnya juga mendapat pahala yang besar karena kesabaran dan iktiar mereka berdasarkan syariah Allah.
Wallahu a’lam
Tags
Opini