Oleh Ummu Irsyad
Beberapa waktu lalu jagat sosmed dihebohkan dengan cuitan seorang pejabat. Pasalnya disaat masyarakat kebingungan harus tetap mencari nafkah tapi terhambat karena pemberlakuan PPKM, pejabat ini malah masih sempat nonton sinetron untuk mengisi waktu luang . Bahkan ikut mengomentari alur ceritanya . Masyarakat pun merasa terluka karena seolah tidak ada rasa empati untuk mereka.
Menurut seorang komika Bintang Emon sepatutnya Pak pejabat tidak mempublikasikan kegiatan menonton sinetronnya karena akan melukai masyarakat . Apalagi kondisi negara kita sedang krisis dan banyak orang susah akibat PPKM ( Suara.com,17/07/2021)
Ada juga pejabat yang yang menyarankan komedian untuk ikut menghibur masyarakat guna menaikan imunitas di tengah pandemi. Padahal , kunci menjaga psikis masyarakat ditengah pandemi adalah jaminan hidup. Masyarakat tidak perlu pusing mencari nafkah ditengah kegentingan pandemi. Tidak perlu was was takut terpapar virus sehingga akan fokus berdiam diri di rumah.
Belum lagi, ketika sejumlah menteri melakukan perjalanan ke luar negeri di tengah PPKM darurat. Bahkan anak Menko Perekonomian dihujat oleh netizen gegara hal tersebut .
Menanggapi hal itu, Ketua Departemen Politik DPP PKS, Nabil Ahmad Fauzi, justru menyinggung tidak adanya rasa kepekaan atau empati para menteri Presiden Joko Widodo terkait rakyat yang sedang kesusahan menghadapi pandemi covid saat ini.
Nabil mengatakan, kejadian tersebut seharusnya tak menambah beban masyarakat. Terlebih jika hingga hari ini belum bisa memberikan keringanan.( Suara.com,16/07/2021)
Seharusnya, disaat seperti ini para menteri saling berkoordinasi fokus menyelesaikan wabah dan melayani masyarakat . Perjalanan internasional sebaiknya dibatasi hanya yang berhubungan dengan kepentingan mendapatkan vaksin dan penanganan wabah .
Sikap yang berbeda ditunjukan oleh para sahabat ketika mereka menjabat sebagai pelayan umat .
Dikisahkan saat panceklik masyarakat yang berada di luar jazirah arab berduyun duyun datang ke Madinah untuk meminta pertolongan khalifah Umar. Dapur Khalifah Umar pun menyala sejak fajar guna menyediakan makanan untuk 60.000 orang. Selang beberapa waktu Allah SWT menurunkan hujan dan bumi kembali subur. Khalifah Umar meminta oran-orangnya untuk mengantar para pengungsi kembali ke kampung halamannya sekaligus memberi makanan dan pakaian untuk dibawa pulang .
Kepemimpinan dalam islam mendorong para pemimpin untuk senantiasa bersungguh-sungguh sekaligus berhati-hati
menunaikan kewajiban yang juga merupakan hak rakyatnya. Kehati-hatian ini pula yang membawa Khalifah Umar bersumpah untuk tidak memakan daging dan samin hingga panceklik berakhir. Ketika tahun kelabu wajah Khalifah umar berubah dari putih kemerahan menjadi hitam akibat makanan atau kelaparan yang dialaminya.
Bahkan penduduk Madinah mengatakan :
" Jika Allah SWT tidak menolong kami dari tahun abu ini, kami kira Umar akan mati dalam kesedihan memikirkan nasib kaum muslimin ".
Mentalitas pemimpin seperti ini hanya akan dilahirkan dalam sistem khilafah . Pemimpin yang akan memprioritaskan rakyatnya. Inilah sistem yang dibutuhkan umat sekarang . Sitem yang akan mengobati setiapnluka, memberi rasa aman dan kepedulian kepada umat.
Tags
Opini