PPKM (Pontang Panting Kemiskinan Masyarakat)




Oleh: Choirin Fitri

Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang penerapan PPKM Level 1-4 hingga 2 Agustus mendatang setelah berjalan lebih dari tiga minggu. Perpanjangan pembatasan ini berpotensi meningkatkan angka pengangguran dan kemiskinan.

Ekonom CORE Indonesia Akhmad Akbar Susamto memperkirakan tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2021 akan mencapai 7,15%-7,35%. Angka ini akan lebih tinggi dari TPT pada periode yang sama tahun lalu 7,07% dan TPT Maret 2021 6,26%. (katadata.co.id/ 270721)

Fakta ini tentu tidak boleh dipandang sebelah mata. Mengapa? Karena, harusnya ini menjadi warning atau peringatan bagi pemangku kebijakan agar lebih bijak dalam mengambil keputusan. PPKM yang selama ini diterapkan terbukti tidak mampu menyelamatkan nyawa rakyat ataupun ekonomi. 

Meski berbagai data diunggah dengan dalih penurunan angka kematian akibat Pandemi, nyatanya secara faktual angka kematian terus melonjak. Hal ini menunjukkan bahwa PPKM belum mampu mengatasi Pandemi. Apalagi ditambah lagi dengan PPKM lanjutan yang menurut pakar juga malah akan menambah angka pengangguran juga kemiskinan. 

Lalu, apa yang harusnya dipilih pemerintah? Menyelamatkan nyawa rakyatnya atau ekonominya? 

Pemangku kebijakan tentu tak bisa memilih salah satunya. Karena baik nyawa maupun ekonomi sama-sama berarti. Sehingga, mau tidak mau negara harus betul-betul serius memberikan penanganan terbaik bagi rakyatnya. Baik aspek kesehatan, maupun ekonominya. 

Negara yang serius mengurusi rakyatnya tidak akan mengabaikan 2 hal yang merupakan hak hidup ini di tengah masyarakat. Negara akan berupaya dengan segenap daya dan upaya agar mampu memberikan pelayanan terbaik bagi kesehatan rakyatnya. Tidak akan ada cerita rakyat kehabisan ruang perawatan di RS, kelangkaan oksigen, ataupun kesulitan mendapatkan obat-obatan. 

Negara juga akan mampu memberikan jaminan atas kebutuhan asasi rakyatnya. Berupa sandang, pangan, papan. Sehingga, saat mereka harus isolasi atau menghindari tertularnya virus tidak akan sibuk mengurusi kebutuhan pokok ini. 

Sayang seribu sayang, negara saat ini tidak mampu memberikan jaminan terbaik bagi 2 hal asasi yang amat dibutuhkan rakyat saat ini. Kesehatan dan ekonomi. Negara hanya berupaya menerapkan kebijakan setengah hati yang membuat permasalahan ini tak pernah selesai. Bahkan, makin hari makin kacau. 

Bagi masyarakat pengertian PPKM tak lagi bermakna Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat. Namun, lebih kepada Pontang Panting Kemiskinan Masyarakat. Karena memang faktanya kemiskinan di tengah masyarakat tak kunjung usai bahkan cenderung naik terus menerus. 

Memang benar Allah telah menjamin rezeki tiap hamba-Nya seperti dalam Az Zariyat: 57-58

مَآ اُرِيْدُ مِنْهُمْ مِّنْ رِّزْقٍ وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ يُّطْعِمُوْنِ

57. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki agar mereka memberi makan kepada-Ku.

اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِيْنُ

58. Sungguh Allah, Dialah Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.

Rezeki Allah ini butuh dijemput dengan upaya. Tidak bisa ujuk-ujuk datang bertandang sementara kita ongkang-ongkang kaki. Nah, upaya ini bagi masyarakat tentu butuh peran negara. 

Negaralah yang akan menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok. Negara pula yang akan memberikan lapangan pekerjaan bagi para laki-laki agar mampu menafkahi istri dan keluarganya. Negara pula yang akan memberikan jaminan kesehatan terbaik bagi rakyatnya.

Negara semacam ini tidak hadir dalam bentuk negara sekuler kapitalis. Yakni, negara yang menyisihkan peran Allah sebagai Pengatur. Negara semacam ini tidak akan mungkin mampu memberikan kesejahteraan dan ketentraman terbaik bagi masyarakat.

Sehingga, seorang muslim ia harus mengalihkan pandangannya pada negara yang menggunakan sistem lain. Negara yang mampu memberikan jaminan terbaik bagi warganya adalah negara yang menjadikan tauhid sebagai landasan. Negara inilah yang akan menerapkan seluruh aturan Islam dalam seluruh aspek kehidupan manusia. 

Nah, dengan negara inilah Islam akan mulia, masyarakat akan terhindar dari bencana kelaparan ataupun kemiskinan, dan Pandemi tidak akan berkepanjangan. Siapkah kita menegakkannya?

Ilustrasi Creative Marketop

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak