Oleh : Ummu Tsalitsha
Tahun ajaran baru sudah di depan mata. Harapan bisa sekolah offline, belajar dan bermain bersama guru dan teman terpancar dari raut wajah bahagia anak- anak sekolah. Tapi apa daya, harapan itu pupus seiring dengan jumlah korban yg terpapar pandemi semakin banyak.
Qadla Allah jualah pandemi ini belum usai. Bahkan seiring dengan derasnya informasi, varian virus baru yang ada sekarang ini semakin ganas. Hanya dalam waktu sehari bisa merenggut nyawa sampai ribuan orang.
Memang bukan karena COVID-19 mereka meninggal, tapi karena sudah datang ajalnya. Sakit melalui virus COVID-19 hanya sebagai wasilah/perantara menuju kematian.
Allah sudah tuliskan jodoh, kematian, kebahagiaan seorang hamba di lauhul mahfudz sebelum manusia diciptakan.
Sebagai seorang muslim, kita diperintahkan untuk mengimaninya dan ikhlas serta berlapang dada dalam menerima ujian ini. Terus berdoa. Semoga pandemi ini segera usai dan kita bisa beraktivitas normal kembali. Protokol kesehatan harus senantiasa dijalankan demi keselamatan kita bersama.
Kebijakan pemerintah yang bergonta-ganti terkait penanganan pandemi ini, kita melihat bahwa tidak adanya keseriusan dari pemerintah dalam menangani kasus ini hingga semakin banyak korban jiwa.
Ekonomi kolaps, sehingga banyak yang terkena PHK, sementara kebutuhan perut dan kebutuhan hidup harus tetap dipenuhi.
Di satu sisi, pemerintah melarang rakyatnya untuk berpergian dan beraktivitas di luar rumah dengan alasan untuk menekan laju penyebaran virus covid-19, sementara di sisi lain, bandara tetap dibuka sebagai akses berdatangannya warga asing dengan alasan karena mereka dibutuhkan dalam rangka meningkatkan perekonomian bangsa.
Sekolah ditutup, masjid ditutup, sementara pusat perbelanjaan masih boleh buka walaupun dengan batas waktu tertentu.
Seharusnya, dengan kondisi pandemi seperti ini, kita banyak berdoa, mohon ampunan kepada Allah atas maksiat dan dosa yg diperbuat. Sering berjamaah di masjid dan berzikir, bukan malah menjauhi masjid.
Solusi yg setengah-setengah ala kapitalis sekuler inilah yg mengakibatkan kondisi semakin parah karena ri'ayah yang setengah hati.
Hanya dengan solusi Islam, pandemi ini segera dapat diatasi, dengan cara memisahkan orang yang sehat dengan yang sakit, pelarangan keluar masuk zona wabah utk meminimalisir penularan, sehingga kondisi dapat segara normal kembali. Selain itu, kebutuhan pangan tetap dapat dipenuhi, keselamatan jiwa dijaga tanpa harus merasa was-was ketika akan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan beraktivitas keluar rumah.
Wallahu a'lam bisshowab