Liberalisasi Seksual Bukan Pilihan




Oleh: Aulia Rahmah
Kelompok Penulis Peduli Umat

Dengan alasan mengurangi kematian pada perempuan muda akibat kehamilan dan kelahiran, PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa)  mengeluarkan resolusi liberalisasi seksual. Harapannya agar tidak ada kekerasan dalam hubungan seksual sekaligus ada kelonggaran dan toleransi pada perilaku L9BT dan transgender. 

Patut diketahui bahwa forum yang di prakarsai oleh negara-negara Barat ini beranggapan, bahwa L9BT dan Transgender bukanlah sejenis kelainan seksual melainkan orientasi seks yang harus dimaklumi. Mereka meminta dunia untuk mempromosikannya.

Hungaria sebagai negara Eropa yang mengukuhkan keanggotaannya di PBB pada tahun 1955 justru bersikap sebaliknya, pemerintah mengesahkan Undang-undang anti L9BT. Dengan ditetapkannya undang-undang tersebut, pemerintah resmi melarang adanya materi sekolah yang dianggap mempromosikan homoseksualitas atau perubahan gender. Menurut Presiden Hungaria, Viktor Orban,  Undang-undang tersebut adalah untuk memberikan hak eksklusif kepada orang tua dalam memberikan cara tersendiri untuk pendidikan seksual pada anak-anaknya.

Kontan saja, apa yang dilakukan presiden Hungaria ini menuai banyak kecaman. Negara-negara Uni Eropa  menolaknya dengan alasan bahwa legislasi undang-undang ini sebuah hukum yang memalukan dan berpandangan primitif, dilansir dari m.kumparan.com (25/6).

Negeri-negeri muslim yang menjadi bagian dari PBB dihadapkan pada dua pilihan. Menolak resolusi dengan berbagai kecaman, atau menerima dengan mengorbankan Aqidah, masa depan generasi dan bangsa. L9BT dan transgender adalah racun yang dapat merusak peradaban, justru kini disebar dalam forum internasional.

Sangatlah tidak mudah menolak liberalisasi, di kala persatuan kaum muslimin di seantero dunia terkoyak-koyak. Ditambah penyakit wahn yang menjangkiti para pemimpin muslim sendiri, gaung umat untuk bangkit seringkali dibungkam. Umat dibuat tak berdaya memanfaatkan  potensinya. Dari potensi berpikir hingga mengelola potensi alam.

Akibat ketiadaan khilafah, kini dunia dikendalikan oleh  Sekulerisme Kapitalisme dengan Liberalisasi sebagai jalannya. Tanpa panduan kitab suci, kehidupan manusia jadi tak jelas arah bahkan semakin sesat saja. Hawa nafsu menjadi rajanya, tak ada toleransi bagi kaum muslimin untuk melakukan formalisasi Syariat Islam. Apalagi bangkit memimpin dunia dengan mengembalikan peradaban mulia seperti para pendahulunya. Khulafaur Rasyidin, Khilafah Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, dan Bani Utsmaniyah.

Umat terus dicekokki dan dilemahkan dengan ide-ide sesat semacam liberalisasi seksual. Padahal liberalisasi seksual adalah bagian dari perzinaan yang  merupakan jalan keburukan dan kesesatan. Sebagaimana  Firman Allah, "Janganlah kau dekati zina. Karena sesungguhnya zina adalah perbuatan keji dan jalan yang buruk (QS. An nisa': 32).

Allah melarang sesuatu hakikatnya demi keharmonisan dan kelestarian kehidupan manusia. Liberalisasi seksual dapat mendatangkan penyakit, menghancurkan rumah tangga, merusak nasab dan memicu tindakan  kriminal, seperti pedofilia dan pelecehan seksual lainnya. Dampaknya, dapat meresahkan dan merampas hak keamanan masyarakat. Ditambah penerapan hukum buatan manusia yang tak membawa efek jera, liberalisasi seksual akan membawa kedzaliman.

 Siapa yang akan bertanggung jawab jika pelecehan seksual dilakukan oleh orang-orang kuat? Akibatnya fatal, jika keadilan gagal diwujudkan. Kesewenang-wenangan, pembunuhan akan mudah terjadi. Negara harusnya peduli dengan hal ini. Sebab, negara adalah untuk menjaga aqidah dan Syariat Islam. Mengurusi urusan umat dengan hukum-hukum Allah SWT. Itulah orientasi negara yang telah dicontohkan teladan kita, Nabi Muhammad Saw.

Maka yang dibutuhkan untuk menghadang liberalisasi seksual adalah dengan hadirnya kesadaran dari pemimpin-pemimpin negeri muslim untuk bangkit dan menjadikan negara sebagai sarana menjaga agama dan dakwah. Hanya dengan inilah khoiru ummah akan terwujud. Persatuan ummat dalam Institusi khilafah akan mengabarkan kepada dunia jalan hidup yang baik dan benar, serta akan membuktikan bahwa Islam adalah jalan keselamatan. Wallahu a'lam bi ash-showab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak