Oleh Rifka Fauziah Arman, A.Md.Farm
(Tenaga Teknis Kefarmasian dan Pendidik)
4L
yakni Lemah Letih Lesu Lelah dengan covid-19 saat ini. Memasuki musim kedua
dari pandemi ini ternyata sangat berdampak buruk bagi negeri ini. Karena dalam
hanya beberapa hari yang tadinya masih stabil penambahan kasus pasien positif
covid-19 tiba-tiba melonjak sangat pesat hingga mencapai 2 juta kasus dan
Jakarta mencetak rekor dengan angka kasus tertinggi bahkan tak sedikit banyak
anak-anak yang ikut menjadi korban positif covid-19 ini.
Dilansir
dari halaman instagram @kemenkes_ri Indonesia pada tanggal 21 Juni 2021 sudah mencapai 2.004.445 kasus
positif dengan penambahan 14.536 kasus dan ini menjadi rekor tertinggi bagi
Indonesia saat ini. Saat ini pun Jakarta masih menjadi 3 kota teratas dengan kasus
tertinggi, padahal sebelumnya Jakarta sudah mulai menurun bahkan hingga
mencapai 100 kasus perhari.
Kini sudah tidak tertampung lagi pasien pasien covid-19, dalam instagram
@dkijakarta per tanggal 22 Juni 2021 ketersediaan tempat tidur di Rumah Sakit
yang merawat pasien covid-19 sudah mencapai 90% dan ICU mencapai 80% baik dari RS Negeri, swasta maupun wisma
atlet yang menjadi pusat perawatan covid-19. Terlebih lagi gelombang kedua
covid-19 saat ini lebih ganas dan mengerikan, karena adanya beberapa varian
baru terutama dari India yang sangat membahayakan. Diantaranya ada varian
alpha, beta dan delta yang paling parah. Sedangkan saat ini varian delta yang
paling banyak dialami pasien covid-19.
Akibat melonjaknya pandemi ini banyak rencana yang mulai tertunda kembali
bahkan terdengar isu lockdown skala kecil jika sudah banyak menular
dalam satu lingkungan. Rencana yang batal diantaranya tentu saja pelajaran
tatap muka disekolah yang tadinya akan dimulai awal tahun ajaran baru pada
bulan Juli mendatang, tapi semua itu tertunda melihat fakta bahwa sekarang banyak
sekali korban anak-anak dan balita yang terserang virus ini.
Kemudian mulai diberlakukannya kembali PSBB ketat seperti peraturan dimalam
hari untuk mal, restoran dan cafe harus tutup lebih awal, tidak boleh ada
kerumunan sama sekali bahkan jika itu pernikahan, kemudian razia masker dan
protokol kesehatan dimana-mana. Belum lagi banyak acara-acara yang sudah
terjadwalkan dan menjelang hari raya idul adha menjadi batal semuanya.
Menurut Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan
Saputra agar pemerintah menerapkan kebijakan yang radikal agar keluar dari
lonjakan kasus covid-19 ini. Ia menyarakan dengan dua pilihan yakni PSBB ketat
atau lockdown regional. Karena hanya inilah satu-satunya jalan untuk
mengatasi pandemi saat ini terutama lockdwon regional yang dinilai paling
logis, melihat dari keberhasilan beberapa negara dalam mengatasi pandemi ini.
Menurutnya kebijakan gas-rem yang diterapkan oleh Presiden tidak cukup kuat
untuk mengatasi pandemi ini, karena kebijakan ini terkatung-katung yang membuat
kondisi hingga menunngu bom waktu dengan melonjaknya kasus saat ini. (CNN
Indonesia 20/06/2021)
Tak luput juga pemberitaan kasus ini dari kalangan dokter yang mengadakan
konferensi Perhimpunan Dokter-Dokter spesialis yang menyatakan bahwa tidak
ingin kesehatan di Indonesia kolaps hingga tidak mampu lagi melayani pasien
yang membludak saat ini. Karena jika kesehatan di Indonesia kolaps maka
ekonomi, pendidikan bahkan hingga berbagai aspek akan berpengaruh dan menurun
di kalangan masyarakat. Dari konferensi tersebut para dokter menyarankan untuk
PKKM secara menyeluruh dan merata hingga bisa memaksimalkan tujuan dari PKKM
tersebut, kemudian pemerintah juga harus mempercepat tersalurnya vaksin ke
seluruh rakyat juga memperingatkan rakyat bahwa ada varian baru yang berbahaya
dan belum banyak penelitian tentang itu dan tetap menjaga protokol kesehatan.
(Kompas.com 19/06/2021)
Dari pemaparan fakta diatas jika ditarik ulur saat awal virus ini datang
sudah terdapat banyak kesalahan di negeri ini. Pertama dari lemahnya kebijakan
yang dibuat oleh pemerintah seperti tarik ulur dengan ketakutan ekonomi yang
merosot, padahal sebelum pandemi ini datang ekonomi sudah merosot. Seperti
kebijakan PSBB yang “nanggung” hingga akhirnya berhasil menurunkan angka kasus
covid-19 tapi saat pemerintah melonggarkan kembali, nyatanya melonjak begitu
cepat. Begitu pula dengan datangnya orang-orang luar negeri dalam kuota yang
besar padahal dinegara mereka sedang menghadapi gelombang covid-19 seperti
India hingga sekarang Indonesia terancam dengan varian covid-19 terbaru yang
berasal dari sana.
Kedua, kurangnya edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang covid-19
saat ini, karena banyaknya berita hoax yang tersebar tak sedikit rakyat yang
tidak peduli dengan pandemi bahkan menuduh pemerintah dan rumah sakit
merekayasa kondisi saat ini hingga tersiar kabar tentang konspirasi virus ini.
Pada faktanya virus ini memang ada dan bukan konspirasi, benar atau tidaknya
pemerintah dan rumah sakit merekayasa tapi dari kondisi yang kita lihat memang
nyata. Tetapi jika masyarakat merasa dibohongi oleh pemerintah pun menjadi
kewajaran karena memang pemerintah bersikap bertele-tele menghadapi pandemi dan
tidak adanya ketegasan yang bisa membuat rakyat jeli dan tunduk terhadap aturan
pemerintah apalagi setelah adanya korupsi dana bantuan sosial.
Kesalahan yang terjadi ternyata berasal dari pemerintah dan sistem yang
kurang tegas karena adanya tekanan dari pihak lain hingga membuat rakyat
menjadi korban ekonomi, pendidikan hingga kematian. Sistem kapitalis yang
mengutamakan para pemilik kuasa tertinggi dengan mengatasnamankan agar ekonomi
bangkit, padahal banyak rakyat menjerit. Bantuan seadanya dan tidak merata,
kebijakan semaunya dengan tebang pilih, siapa yang memiliki uang ia bebas
mengadakan apapun hingga melanggar protokol kesehatan. Inilah akibat bobroknya
sistem yang dipakai oleh pemerintah. Sistem yang dibuat oleh manusia, dapat
dirubah sesuka hati dan semaunya sendiri.
Jika sedari awal memakai sistem islam sebagai solusi mungkin tidak akan
terjadi hal buruk pada negeri ini maupun dunia ini. Memakai lockdown total
sebagai solusi, memiliki baitul mal sebagai sumber konsumsi, mematuhi khalifah
sebagai pemimpin bagi umat muslim di dunia ini. Wallahu’alam bisshawwaab.