Gerakan Keluarga Berdo'a, Mampukah Atasi Pandemi?





Oleh : Rayani Umma Aqila


Setahun pandemi kestabilan dari berbagai aspek belum juga teratasi berbagai upaya dilakukan, mulai dari 3T (testing, tracing, and treatment) hingga 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dengan air, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi). Selain itu hal lain yang dilakukan oleh  pemegang kebijakan yaitu dengan menggalakkan untuk do'a bersama. Ini juga yang dilakukan oleh
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengirimkan surat resmi kepada kepala desa, pendamping desa dan warga desa untuk menggelar doa bersama. Dalam surat resmi, diimbau agar seluruh pihak melakukan doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Tujuan dilakukan guna menyikapi kondisi  terus melonjaknya angka COVID-19 di Indonesia. Ia mengimbau agar do'a dilakukan di rumah dengan keluarga masing-masing detik.news (3/7/2021).


Tak hanya itu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengimbau warga desa untuk membatasi mobilitas di luar rumah. detik.news (4/7/2021). Himbauan do'a bersama artinya pengakuan bahwa manusia butuh pertolongan pencipta untuk menghadapi wabah semua ikhtiar tetap diupayakan, termasuk berdoa kepada pencipta yang maha kuasa untuk menurunkan wabah ini dan mengangkatnya jika Allah Swt menghendaki. Imbauan doa bersama pada dasarnya adalah pengakuan bahwa manusia butuh pertolongan Allah menghadapi wabah. Manusia hanya bisa berusaha melakukan yang terbaik, Allah Swt penentu hasilnya. Sebab tentunya, manusia butuh Allah Swt dalam menghadapi wabah, namun apakah telah sepenuhnya dalam  berikhtiar dalam situasi wabah dan berusaha untuk mengerahkan segala upaya. Tak seharusnya hanya dihimbau untuk keluarga, tetapi juga bagi pengambil kebijakan. Penguasa adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggung jawabannya kelak nantinya. Harusnya, pemimpin tetap  berikhtiar dan berdo'a bersungguh-sungguh agar semua kebijakannya diberikan petunjuk oleh Allah Swt. agar tidak  menyusahkan rakyat.


Bila benar membutuhkan pertolongan Allah mestinya tidak sekadar do'a namun juga taubat yang sebenar - benarnya, taubat mengajak seluruh masyarakat dan kepada pemerintah, untuk kembali ke hukum Allah secara kaffah. Yaitu, kembali kepada hukum Allah, tidak setengah- setengah.
Imbauan agar keluarga-keluarga Indonesia menggelar doa bersama menghadapi wabah hanyalah salah satu bentuk ikhtiar yang dilakukan oleh penguasa karena yang dibutuhkan adalah tindakan nyata yang bisa menentramkan rakyatnya sebagai bentuk ikhtiar menjaga kelangsungan hidup dan kesehatan rakyatnya. Imbauan kepada masyarakat untuk menggelar doa bersama seharusnya juga ditujukan bagi para penguasa sebagai pengambil kebijakan. Sebagai  penentu terdepan arah tindakan  yang akan diambil untuk mengatasi wabah ini agar tidak makin tak terkendali.


Dalam Islam Al-Hakim telah  meriwayatkan dalam kitab sahihnya (Al-Mustadrak) dari Aisyah radhiyallahu’anha, ia mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sikap waspada tidak mampu menolak takdir. Doa akan memberikan manfaat  kepada hal-hal yang telah terjadi dan yang belum terjadi. Pada saat musibah itu turun, doa segera menghadapinya. Keduanya saling bertarung hingga tiba hari kiamat.” Bersabda Rasulullah saw, “Tidak ada yang dapat menolak takdir (ketentuan) Allah Ta’ala selain doa. Dan tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik.” (HR Tirmidzi 2065). Do'a pemimpin dan masyarakat yang bertakwa yaitu masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt adalah masyarakat yang menjalankan syariat Allah Swt. dalam seluruh aspek kehidupan mereka. Sungguh beruntung orang-orang yang beriman karena malaikat Allah pun peduli memintakan ampunan-Nya bagi mereka, selama orang-orang yang beriman itu bertobat dan senantiasa mengikuti jalan Tuhan-Nya, Allah Swt. berfirman, “Malaikat yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekitarnya bertasbih memuji Tuhan mereka dan mereka beriman kepada-Nya, serta memintakan ampunan bagi orang-orang yang beriman seraya berkata, ‘Wahai Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu maka berikanlah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka Jahim.'” (QS Al-Mu’min [40]: 7). Selain masyarakat yang beriman, juga dibutuhkan sosok pemimpin yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. Dalam Al Qur'an  Allah Swt. berfirman, “Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah Ta’ala mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS Az-Zumar: 53—54).


“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS Al-Mu’min: 60). Sebab itulah dalam Islam doa-doanya orang beriman dan juga pemimpin yang beriman akan diijabah oleh Allah Swt di dunia, dan hanya dengan  segera menerapkan aturan-Nya kehidupan akan berjalan dengan sempurna dengan penanganan pandemi yang optimal dari negara berdasarkan sistem Islam. Wallahu A'lam Bisshowab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak