DUA TAHUN COVID, ADAKAH SOLUSINYA?



Oleh: Nur Khasanah

 

Dua tahun sudah pandemi covid-19 menerjang Indonesia. Covid-19 atau virus Corona yang tadinya dianggap remeh pun telah berhasil memporak-porandakan beberapa tatanan negara. Meski demikian, pemerintah telah berupaya mencarikan berbagai solusi untuk mengatasi pandemi yang telah mendunia. Di awal masa pandemi pun pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan meski beberapa kebijakan tersebut menuai pro kontra dan banyak yang menilai kurang efektif. Semisal mendatangkan wisatawan untuk mendongkrak perekonomian, tetap membuka jalur penerbangan dari negara asal virus dan beberapa kebijakan lainnya. Alhasil covid-19 menyebar dengan cepatnya ke daerah-daerah.

 

Ketidaksiapan pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi pandemi semakin memperburuk keadaan. Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi virus asal wuhan ini. Tak sampai di situ, setelah beberapa waktu pemerintah dengan optimisnya mengaku bahwa wabah covid dapat terkendali dan mulai memberlakukan new normal sehingga masyarakat dapat beraktivitas kembali dengan menerapkan protokol kesehatan. Pertanyaannya adalah sudah tepatkah langkah yang diambil pemerintah? Di saat Indonesia belum mampu untuk membendung kasus covid dan bahkan dengan berbagai pertimbangan oleh para pakar, pemerintah dengan bangganya menyatakan Indonesia dapat hidup berdampingan dengan virus corona. Belum lagi pemerintah yang dinilai plin plan dalam menjalankan kebijakannya menjadikan masyarakat semakin meragukan kinerja dan kebijakan yang telah diambil pemerintah semisal diperbolehkannya berkampanye dan pilkada beberapa saat yang lalu padahal hal tersebut sangat jelas akan menimbulkan kerumunan. Di sisi lain, warkop dan PKL dibatasi atau bahkan dibubarkan. Konser yang diadakan pemerintah boleh digelar dengan meriah sedangkan banyak yang mengabaikan protokol kesehatan. Hajatan dan walimah dibatasi bahkan di datangi satpol PP untuk mengamankan sedangkan pernikahan artis di hadiri para petinggi negeri dengan segala kemewahannya. Mudik dilarang akan tetapi beberapa angkutan masih beroprasi, kendaraan antar kota dibatasi tapi pesawat masih wira wiri. Silaturahmi dibatasi tapi tempat rekreasi boleh didatangi.

 

Sungguh nyata terlihat bahwa kebijakan-kebijakan yang telah diambil pemerintah hanyalah demi kepentingan segelintir golongan. Masyarakat pun mulai hilang kepercayaan pada pemangku kebijakan. Hilangnya kepercayaan ini terlihat dari ketidakpatuhan masyarakat terhadap prokes dan meremehkan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan. Ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah juga menunjukkan sesungguhnya pemerintah telah kehilangan wibawanya di hadapan rakyat. Negara juga gagal melindungi dan menjaga rakyat. Hal ini terbukti dengan adanya gelombang lonjakan kedua kasus covid. Sampai saat ini (22/06) penambahan kasus covid di Indonesia hampir 14.000 yang menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 2.018.113 dengan 5 provinsi yang tercatat sebagai penambah kasus tertinggi yaitu Jawa Barat (3.432 kasus baru), DKI Jakarta (3.221 kasus baru), Jawa Tengah (2.439 kasus baru), Jawa Timur (746 kasus baru), DI Yogyakarta (675 kasus baru) (kompas.com). Zona hitam dan zona merah baru pun bermunculan di berbagai daerah yang menyebabkan tenaga medis kewalahan. Dari awal, pemerintah memang salah langkah jika hanya menjadikan ekonomi sebagai pertimbangan dan acuan dalam menyikapi adanya wabah. Belum lagi ketidakkonsistenan pemerintah terhadap kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan menjadikan jarak antara masyarakat dan pemerintah semakin jauh. Sikap pemerintah yang seperti ini justru menempatkan masyarakat dan tenaga medis dalam bahaya besar dengan nyawa sebagai taruhannya. Tenaga kesehatan mulai khawatir jika sistem kesehatan sampai kolaps. Beberapa perhimpunan dokter pun mengadakan konferensi pers terkait hal ini pada Jumat (18/6/2021), Gelombang lonjakan kedua covid mungkin akan lebih sulit dikendalikan jika pemerintah tetap bersikeras untuk tetap menjalankan kebijakan yang ada.

 

Saat ini kita tidak hanya butuh solusi praktis. Kita seharusnya membagun sistem kesehatan yang kuat bahkan meski tidak ada pandemi sekalipun. Tentu saja untuk mewujudkannya harus ada perubahan mendasar, mulai dari beralihnya sistem kapitalisme ke sistem Islam yang berbasis kesadaran ideologi umat. Sungguh, di dalam Islam telah ada solusi atas setiap permasalahan umat termasuk solusi untuk wabah. Akan tetapi tentu kita tidak dapat hanya mengambil sebagian solusi untuk permasalahan yang ada dan meninggalkan sebagian yang lainnya karena akan memunculkan berbagai benturan di berbagai aspek dan kepentingan lainnya. Islam sebagai solusi hanya bisa diraih ketika Islam diterapkan secara keseluruhan sebagai panduan hidup sempurna. Mulai dari aspek pemerintahan, pendidikan, ekonomi, kesehatan, pergaulan dst. Seluruhnya diterapkan berdasar aturan Islam. Jika demikian, Insya Allah akan terwujud keberkahan dunia-akhirat. Wallahu a’lam bish-showab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak