Oleh: Sri Yana, Spd.I
Di gelombang ke-2 ini virus covid-19 semakin menggila. Diakibatkan libur lebaran Idul Fitri. Karena sebagian masyarakat ada yang mudik lebaran. Walaupun ada pelarangan mudik. Karena kebijakan yang setengah hati diberlakukan. Pemerintah tak mau melock down (mengunci wilayah wabah), hanya memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) saja, atau sekarang diganti PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Aturan pembatasan PPKM tersebut tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 01 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan untuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19.
Dengan diberlakukan PPKM diharapkan dapat mengurangi lonjakan covid-19. Sebagaimana firman Allah SWT:
حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَوْا۟ عَلَىٰ وَادِ ٱلنَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّمْلُ ٱدْخُلُوا۟ مَسَٰكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَٰنُ وَجُنُودُهُۥ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
Artinya: "Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari."TQS. An Naml: 18)
Dalam tafsir Tafsir Al-Wajiz karya Syaikh Prof Dr Wahbah Az-Zuhaili dikatakan, semut menyadari tubuhnya yang kecil sehingga kemungkinan tidak terlihat rombongan Nabi Sulaiman AS. Kawanan semut memilih menyingkir dengan tinggal di rumah supaya tetap aman dari risiko terinjak.
Dari ayat Al-Qur'an diatas mengingatkan kita untuk tetap di rumah dan mengurangi bepergian yang tidak terlalu penting. Karena di sistem kapitalisme tak ada yang menjamin keselamatan rakyat, selain diri sendiri. Apalagi informasi terbaru covid-19 terus bertambah.
Berikut informasi terbaru penambahan kasus virus corona atau Covid-19 di Indonesia pada Minggu (4/7/2021). Jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia bertambah 27.233 pasien.
Berdasarkan data dari Peta Sebaran Covid-19 pada laman covid19.go.id, penambahan itu membuat total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia kini menjadi 2.284.084 kasus. (m.tribunnews.com)
Oleh karenanya, Mendes ( Menteri Desa) Halim Iskandar mengimbau seluruh kepala desa, pendamping desa dan seluruh warga desa untuk melakukan doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Harapannya agar pandemi dan lonjakan kasus COVID-19 segera berakhir.
"Doa bersama dilakukan bersama keluarga di rumah masing-masing," kata Halim Iskandar.
Doa bersama keluarga ini diharapkan digelar secara rutin di desa-desa, yang dimulai serentak pada Minggu (4/7/2021) pukul 18.00 waktu setempat di kediaman masing-masing.(news.detik.com)
Memang benar himbauan doa bersama perlu dilakukan, yang artinya pengakuan bahwa manusia butuh pertolongan Allah untuk menghadapi wabah. Sebagimana firman Allah SWT:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Artinya: "Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan." (Q.S Al-Fatihah: 5)
Karena Allah satu-satunya tempat meminta pertolongan. Namun pertolongan akan datang, tidak hanya dihimbau untuk keluarga saja. Tapi doa bersama ini perlu dilakukan oleh pengambil kebijakan, dimana selaku pengayom rakyat, serta bersungguh-sungguh akan kesadaran untuk menangani wabah yang belum kunjung selesai. Bukan menyelesaikan dengan setelah hati, tapi penyelesaian dengan memohon pertolongan Allah dengan taubatan nasuha seluruh lapisan masyarakat dan pengambil kebijakan di pemerintahan.
Selain itu, wajibnya masyarakat serta pengambil kebijakan kembali kepada hukum Allah, bukan hukum buatan manusia, berupa kapitalisme, komunisme atau yang lainnya. Hukum Allah hanya bisa diterapkan dengan Khilafah minhajjin nubuwwah.
Wa Allahu a'lam bish shawab
Tags
Opini