*Oleh: Sri Puji Hidayati*
_(Aktivis Muslimah & Pendidik Generasi)_
Sungguh sangat sedih melihat apa yang terjadi di Palestina. Serangan massif yang dilakukan oleh zionis Yahudi Israel terus berulang sejak pendudukannya. Dada terasa sesak menyaksikan darah mengalir dari para syuhada. Masjidil Aqsa yang merupakan harga diri umat Islam diinjak-injak, gedung-gedung dan rumah-rumah luluh lantak akibat hantaman roket milik kaum Yahudi laknatullah. Allah ya Robbi, hanya kepadaMu kami berlindung.
Israel menyerang Palestina kurang lebih 11 hari, dan ini fakta. Dunia menyaksikannya, tersebab ada siaran langsung dari Gaza selama perang terjadi yang disiarkan oleh media internasional. Ribuan bahkan milyaran pasang mata melihat, bagaimana rudal-rudal Israel menghujani bumi Palestina yang diberkahi. Kondisi di Gaza pasca serangan dari Israel meninggalkan duka yang mendalam dan kehancuran yang sangat parah. Sayangnya, pemimpin negeri-negeri muslim seolah menutup mata, dan tidak punya keberanian untuk mengusir Israel yang didukung penuh oleh negara adidaya agar hengkang dari bumi Palestina.
Namun, lebih miris lagi mendengar statement yang dinarasikan oleh mantan pejabat tinggi negeri yang notabenenya adalah seorang yang beragama Islam. Mantan Kepala BIN, Prof. DR. AM. Hendropriyono menyatakan bahwa masalah Palestina dan Israel bukan urusan Indonesia. Pernyataan tersebut bertentangan dengan sikap negeri ini yang mengakui akan kemerdekaan Palestina. Selain itu juga memunculkan polemik di tengah masyarakat (Republika.co.id, 20/05/2021)
Pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang bathil dan harus kita tolak. Perlu untuk diketahui bahwa Palestina adalah tanah air milik kaum Muslim. Tidak ada hak sejengkal pun bagi kaum Yahudi untuk mendudukinya. Tanahnya berstatus tanah kharajiyah yang ditaklukkan pada masa Khalifah Umar bin Khattab ra. Sehingga status Palestina hingga hari kiamat adalah tanah air kaum Muslim sebagaimana Irak, Suriah, Libanon, Mesir, dan lainnya yang masuk ke dalam wilayah kaum Muslim dengan cara futuhat. Di Palestina, bukan hanya Tepi Barat dan Jalur Gaza saja yang dimaksudkan, tetapi semua wilayah termasuk yang dijajah oleh zionis Yahudi Israel.
Inilah yang perlu kita pahami bersama, mengingat banyak beredar opini yang salah tentang status tanah Palestina. Selain itu, gagal paham memandang permasalahan yang terjadi di Palestina, mereka di luar sana melihat jika masalah Palestina hanya masalah kemanusiaan, bukan lagi masalah agama. Bagi umat Islam, lebih dari itu, problem Palestina merupakan masalah yang menyangkut akidah dan syariah.
Umat Islam merupakan umat yang satu, tidak boleh dipisahkan dengan berbagai ras, suku, warna kulit, maupun bangsa. Akidah Islamlah yang mengikat dan menyatukannya. Umat Islam bagaikan tubuh yang satu, jika satu bagian sakit, maka bagian tubuh yang lainnya juga merasakan sakitnya. Umat Islam juga seperti satu bangunan yang akan saling memperkuat satu dengan yang lainnya, guna bangunan itu tidak goyah maupun roboh.
Lantas, masihkah kita berpangku tangan, menaruh harapan pada kesaktian palsu HAM? Atau menggantungkan harapan pada PBB yang bungkam dan lemah untuk menyelasaikan problem Palestina? Sebab setiap keputusan apa saja dari PBB yang dianggap merugikan penjajah Yahudi akan ditolak oleh Amerika. Bangun dari tidur panjang wahai singa Allah, usir dan enyahkan Yahudi Israel dari tanah milik kaum muslim. _Allahu Akbar!_
_Wallahua'lam biashawab_