Oleh : E. Rachma
(Pemerhati Politik)
Utang Indonesia makin membengkak. Di bulan April lalu, utang Indonesia tercatat sudah mencapai Rp6,5 juta triliun. Jumlahnya meningkat sebesar Rp82,22 triliun dari bulan lalu. Sekarang rasio utang Indonesia mencapai 41,18% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Permasalahan utang sepertinya selalu membelit negeri ini. Waktu demi waktu, utang bertambah. Dampaknya tentu sangat dirasakan oleh rakyat, terutama kalangan bawah. Terutama saat ini, kondisi pandemi masih belum reda. Entah kapan beban utang ini dapat lepas. Setiap periode kepemimpinan negeri selalu ada utang yang masih menjadi tanggungan. Terus berlanjut hingga kini. Namun, beban utang ini bukanlah sesuatu hal yang tidak bisa diselesaikan. Setiap permasalahan pasti ada solusi, tinggal kita mencari akar persoalannya.
Berkaca kepada kepemimpinan Islam terdahulu, yang pernah terjadi di masa kepemimpinan Khalifah Harun Ar Rasyid. Pada masa tersebut, hampir tidak orang yang menjadi mustahik zakat. Kondisi rakyat makmur sejahtera. Hal ini patut kita telusuri apa rahasia dibalik kesuksesan dalam menyejahterakan rakyat, tanpa dibebani utang dan pajak. Tentunya keberhasilan ini bukan saja karena kepemimpinan seorang khalifah, namun bila kita lihat sistemnya lah yang mampu mengatur ekonomi negeri secara kaffah. Sistem yang berasal dari Sang Maha Pencipta, Allah SWT, yang tahu terbaik bagi manusia (rakyat) maupun negara. Yaitu sistem ekonomi Islam yang ditopang sistem-sistem Islam lainnya, seperti sistem politik, sistem pemerintahan, dan lain sebagainya. Semoga negeri ini mampu mengambil langkah yang sama, agar negeri berkah dan rakyat sejahtera.