Oleh: Choirin Fitri
Masjid. Sebuah bangunan yang tak asing bagi mereka yang mengaku beriman. Bangunan istimewa yang dikenal sebagai rumah Allah, tempat kaum muslimin beribadah.
Allah SWT berfirman:
اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ
"Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. At Taubah:18)
Sungguh surat cinta Allah ini amat indah. Satu ayat beribu makna. Memberikan kesadaran bahwa Allah telah menetapkan orang-orang yang memakmurkan masjid hanyalah mereka yang beriman. Tak cukup iman pada Allah, tapi juga iman pada hari kemudian. Mengapa?
Karena, sejatinya kita hidup hanya sekali, sementara, bukan selamanya. Tak ada keabadian dalam hidup ini. Sehingga, ujung perjalanan kehidupan pasti mati. Setelah mati kita akan mempertanggungjawabkan apapun yang kita lakukan saat datang hari kemudian. Hari dimana segala amal akan ditimbang dan dinilai untuk menentukan posisi kita. Neraka atau surga?
Memakmurkan masjid ini bukan hanya berlomba-lomba memperindah bangunan masjid sebagaimana yang terjadi saat ini. Dari tengah kota hingga pelosok desa masjid tampak megah. Anggun dengan bangunan kokoh berdesain aneka rupa. Sayang seribu sayang masjid hanya cukup digunakan untuk salat 5 waktu. Selebihnya, dibiarkan lengang tanpa penghuni.
Padahal, sejatinya masjid bukan hanya sebagai tempat salat saja. Masjid sejak pertama kali Rasulullah dirikan di Madinah malah sebagai pusat peradaban. Rasulullah dan para sahabat bekerjasama membangun Masjid Nabawi kemudian memakmurkan masjid hingga peradaban Islam menjadi peradaban emas.
Beberapa hal yang Rasulullah dan sahabat demi mewujudkan perintah Allah untuk memakmurkan masjid adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pusat pemerintahan Islam
Sesampainya perjalanan hijrah Rasulullah dari Makkah ke Madinah, beliau didaulat oleh penduduk sebagai kepala negara. Rasulullah menjalankan negara dengan menjadikan Islam sebagai landasan dan Islam diterapkan secara kaffah (menyeluruh) dalam seluruh aspek kehidupan. Saat itulah, negara Islam pertama berdiri dan berdaulat.
Rasulullah menetapkan pusat pemerintahan di masjid yang dibangun bersama para sahabat. Masjid Nabawi inilah yang menjadi pusat pemerintahan Islam dan Rasulullah menetapkan segala kebijakan negara.
2. Sebagai tempat ibadah
Rasulullah dan para sahabat serta penduduk Madinah melaksanakan ibadah di masjid. Rasulullah yang menjadi imam sedangkan salah satu sahabat beliau Bilal bin Rabah yang ditunjuk sebagai Muazin. Gema azan berkumandang akan membuat kaum muslimin berbondong- bondong memenuhi masjid sebagai makmum di belakang Rasulullah.
3. Sebagai tempat menuntut ilmu
Rasulullah mengajarkan iman, Islam, serta Ihsan di Masjid. Beliau mendidik penduduk Madinah dengan pendidikan terbaik berasaskan Islam. Sehingga, dari sinilah lahir generasi mulia yang menjadikan Islam sebagai landasan kehidupan. Kehidupan dari bangun tidur hingga bangun negara hanya menggunakan Islam bukan yang lainnya.
4. Sebagai tempat konsultasi dan komunikasi
Rasulullah sebagai seorang Rasul dan kepala negara tentu menjadi rujukan bagi rakyat dalam berbagai permasalahan yang mereka hadapi. Maka, saat itulah peran masjid sebagai tempat konsultasi dan komunikasi dijalankan. Di masjid inilah Rasulullah memecahkan segala problematika umat dengan Islam.
5. Sebagai tempat konsolidasi dan latihan jihad.
Jihad sebagai kewajiban atas muslim yang telah ditetapkan oleh Allah sangat butuh konsolidasi. Maka, Rasulullah dan para sahabat menggunakan Masjid sebagai tempat rapat militer. Berbagai strategi perang dibicarakan. Bahkan, latihan militer untuk mempersiapkan diri berjihad di jalan Allah juga dilakukan di masjid.
6. Sebagai tempat membagikan harta.
Masjid juga berfungsi sebagai tempat membagikan harta baik harta zakat, sedekah, hingga harta ghonimah. Harta yang berasal dari rampasan perang. Di masjid inilah Rasulullah memberikan hak-hak kaum muslimin atas harta halal yang bisa mereka gunakan untuk menegakkan agama Allah.
7. Sebagai tempat peradilan.
Rasulullah bukan hanya berperan sebagai Rasul dan kepala negara. Tapi, beliau juga memiliki peran penting di tengah umat yakni sebagai hakim. Memutuskan perkara hukum bagi mereka yang tersangkut kasus hukum juga beliau lakukan di masjid.
Dari beberapa fungsi ini amat jelaslah bahwa masjid bukan sekadar tempat salat seperti yang terjadi saat ini. Kalau pun ada agenda lain yang dilakukan di masjid hanya seputar bertilawah Al Qur'an. Sedangkan, untuk proses mengkaji Islam lebih banyak dilakukan di tempat lain sehingga tampak masjid menjadi lengang.
Dalam ayat 18 surat At Taubah ini dijelaskan pula bahwa memakmurkan masjid tugas mereka yang mendirikan salat bukan hanya mengerjakan salat. Apa bedanya? Orang yang mengerjakan salat, maka selepas salat ia akan menanggalkan pakaian takwa dan tercebur dalam nikmat duniawi. Sedangkan, mereka yang mendirikan salat berarti mereka berusaha untuk mentaati Allah dalam segala keadaan.
Lalu, dilanjutkan mereka yang mau menunaikan zakat. Bukan hanya zakat fitrah yang cukup dikeluarkan pada bulan Ramadan saja, tapi juga zakat maal, pertanian, perdagangan dan lainnya. Kaum muslimin butuh memahami hal ini.
Terakhir, seruan memakmurkan masjid Allah berikan kepada mereka yang tidak takut kepada apapun kecuali Allah. Artinya, hanya orang-orang yang kuat imanlah yang mampu melakukan tugas berat dan besar untuk memakmurkan masjid sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah.
"Maka, mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk". Ujung ayat ini adalah harapan serta doa bagi kita semua agar Allah menjadikan kita bagian dari orang-orang yang mendapat petunjuk. Orang-orang yang mengikuti jejak Rasulullah menjadikan masjid sebagai pusat peradaban. Tidakkah kita ingin menjadi orang yang diseru Allah ini?
Wallahu a'lam.
Tags
Opini