Oleh: Erna Ummu Azizah
Hati ibu mana yang tak perih melihat kondisi anak-anak hari ini. Narkoba, miras, kekerasan, bahkan prostitusi menjadi berita sehari-hari. Tak terbayang bagaimana jika menimpa anak kandung sendiri. Na'udzubillahi min dzalik Yaa Robb.. Lindungi selalu putra putri kami..
Seperti ramai diberitakan ada ibu di Majalengka yang tega menjual anak kandungnya sendiri, menyuruhnya menjajakan diri melayani para lelaki hidung belang demi materi. (Republika, 5/4/2021). Dan yang terbaru berita tentang ibu di Lebak Banten yang tega mencubit hingga menampar bayi kandungnya yang baru berusia 2 minggu lantaran kesal kepada seseorang. (DetikNews, 4/6/2021).
Bahkan, dilansir dari laman resmi Kemen PPPA (4/6/2021), hingga 3/6/2021 terdapat 3.122 kasus kekerasan terhadap anak. Dari data tersebut, didominasi oleh kekerasan seksual. Dan, mirisnya lagi pelaku terkadang adalah orang terdekat dengan anak. Seperti kasus prostitusi dan kekerasan yang diberitakan di atas, itu pelakunya adalah ibu kandung sendiri.
Padahal Allah telah memberikan fitrah berupa kelembutan dan kasih sayang yang luar biasa pada sosok ibu. Tapi, sekularisme yaitu paham yang menjauhkan agama dari kehidupan, telah menggerus naluri keibuan. Entah kapan derita anak berakhir jika sistem rusak ini masih saja dipertahankan? Para ibu nestapa, anak pun celaka. Astaghfirullah..
Sistem Islam Solusi Tuntas
Berbagai solusi penyelesaian kekerasan dan kejahatan anak sudah ditempuh, namun tidak menyentuh akar masalah sehingga kasus kekerasan terus bertambah. Padahal, Islam sebagai agama mayoritas di negeri ini memiliki solusi tuntas dalam menangani masalah ini, yaitu dengan penerapan aturan yang sempurna dan menyeluruh, serta pilar pelaksana aturan Islam adalah negara, masyarakat, dan individu/keluarga.
Tak mungkin bisa menyelesaikan masalah ini jika hanya mengandalkan keluarga. Perlu peran serta masyarakat dan negara. Apalagi negara, dalam Islam berkewajiban melindungi dan mengayomi seluruh rakyatnya, termasuk ibu dan anak. Sebagaimana sabda Nabi SAW, "Pemimpin adalah pengurus rakyat, dan ia akan diminta pertanggungjawaban atas pengurusan rakyatnya." (HR. al-Bukhari)
Jangan sampai ibu yang merupakan madrasatul ula (sekolah pertama) bagi anak, yang seharusnya menjaga dan mendidik generasi, justru menjadi pelaku kejahatan. Begitu pun anak sebagai generasi penerus peradaban, yang seharusnya dilindungi, disayangi dan dicintai, justru rusak dan terzolimi.
Maka, di sinilah Islam mengatur semua hal yang menyangkut kemaslahatan umat. Seperti masalah ekonomi. Misalnya, Islam mewajibkan mencari nafkah di pundak laki-laki. Sehingga para ibu bisa fokus menjalankan kewajibannya sebagai "ummu wa robbatul bait", yaitu sebagai ibu dan pengatur rumah tangga.
Para ibu akan jauh dari tekanan ekonomi yang memaksa untuk bekerja meninggalkan anaknya. Jauh dari kata stres dan depresi akibat lelah dan beban pikiran. Karena dalam Islam negara berkewajiban menyediakan lapangan kerja yang cukup dan layak agar para kepala keluarga dapat bekerja dan mampu menafkahi keluarganya.
Islam pun akan mengatur dalam hal pendidikan. Islam mewajibkan negara menetapkan kurikulum berdasarkan akidah Islam yang akan melahirkan individu bertakwa, yang taat dan terjaga dari maksiat. Salah satu hasilnya adalah mencetak orang tua yang siap menjalankan amanahnya dalam rangka ibadah Lillahi ta'ala.
Islam pun akan mengatur sistem sosial. Dimana Islam mewajibkan negara untuk menerapkan sistem sosial yang menjamin interaksi antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan ketentuan syariat. Seperti kewajiban menutup aurat, menundukkan pandangan, larangan ikhtilat (campur baur) dan khalwat (berdua-duaan dengan non-mahrom).
Selain itu negara juga akan menutup semua akses yang dapat membangkitkan syahwat, seperti pornografi-pornoaksi. Juga mengatur media massa dalam rangka membina keimanan dan ketakwaan, sehingga jika ada konten yang merusak, jelas akan ditutup serapat-rapatnya.
Islam pun akan menjaga terlaksananya itu semua dengan adanya penerapan sanksi yang tegas. Termasuk bagi para pelaku kejahatan, juga bagi mereka yang tega melakukan kekerasan dan penganiayaan terhadap anak. Hukuman yang akan membuat jera dan menjadikan orang berpikir seribu kali untuk melakukan kejahatan serupa.
Sungguh, hanya Islam satu-satunya sistem kehidupan yang betul-betul akan menjaga dan memuliakan ibu dan anak. Semoga segera tegak kembali, hingga tak ada lagi cerita ibu nestapa, anak celaka. Wallahu a'lam.[]