Nabila Sahida
Keruntuhan pemerintahan yang telah berjalan selama 12 tahun seakan menggiring palestina kepada perdamaian dari kebiadaban Israel. Namun sudah diketahui bahwa hal itu tidak akan menjadikan adanya perubahan keadaan di Palestina.
Pemimpin oposisi politik Israel dalam negeri, Yair Lapid, pada Senin (31/5/2021) mengatakan bahwa ada harapan untuk menggulingkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu meski banyak tantangannya. Jika koalisi baru dari barisan oposisi kuat dan mendapat dukungan parlemen, maka dapat segera mengakhiri pemerintahan Netanyahu.(Kompas.com)
"Kami telah banyak menyaksikan pemimpin Israel, tetapi pembangunan permukiman (Yahudi) baru dan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza tetap berlanjut," ungkap Kareem, seorang psikolog Palestina yang tinggal di Jalur Gaza, lokasi yang menjadi medan pertempuran Israel dan Hamas, seperti yang dilansir dari The Guardian pada Jumat (4/6/2021).
Melihat dari sini tentu kondisi Palestina saat ini makin memburuk. Seperti sebelumnya pada laporan tahun 2018 mengatakan bahwa hanya ada “Sedikit sumber daya untuk pengembangan dan resusitasi ekonomi produktif.” Pendapatan riil saat ini di Gaza, 30% lebih rendah dari pendapatan pada awal abad ini. Perumahan rata-rata hanya mendapat listrik dua jam sehari.
Apa yang bisa kita harapkan pada PBB pun tidak dapat mengatasi permasalahan antar Israel-Palestina, melihat bahwa PBB sudah memberikan harapan palsu pada rakyat Palestina bertahun-tahun
“Kalau 10 tahun kemarin berharap pada PBB, tahun ini berharap ke PBB, dan 30 tahun yang lalu berharap ke PBB dan [masih] tidak hasilnya, maka selain PBB salah, kita pun harus belajar bahwa ini adalah harapan-harapan kosong yang diberikan kepada kaum muslimin untuk memperpanjang waktu supaya kepentingan negara-negara adidaya bisa terlaksana tanpa masalah.” terang aktivis muslimah di Inggris, Dr. Yumna Ummu Nusaybah.(Muslimah News.id)
Perlu disadari bahwa apa yang telah dilakukan Israel adalah okupasi atau perampasan secara ketidakadilan. PBB bukanlah solusi terhadap persoalan kaum muslim melainkan kaum muslim sendiri yang seharusnya sadar dan bangkit mengatasi kekuatan militer Israel saat ini.
Memberi kecaman, memanjatkan doa dan sedekah dapat dilakukan dalam upaya kecil kita meringankan beban dari sudara kita di Palestina, namun kita perlu mengubah sistem. Karena hanya dengan tegaknya kembali negara Khilafah, muslim Palestina akan mendapatkan perlindungan dan keadilan yang seharusnya mereka terima.
Maka dari itu, mari kita serius membantu saudara-saudara muslim kita.
Menyatukan suara menyadarkan pemimpin dunia Islam saat ini dengan menyebarkan kebenaran tentang apa yang terjadi pada umat Islam saat ini bukan hanya di Palestina, akan tetapi juga di negara lain seperti di negara kita sendiri, Indonesia.
“Sesungguhnya seorang Imam adalah perisai, orang-orang berperang dari belakangnya dan menjadikannya pelindung. Maka, jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah ‘azza wa jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala; dan jika ia memerintahkan yang selainnya, ia harus bertanggung jawab atasnya.” (HR Muslim)
Tags
Opini
Masya Allah menambah semangat memperjuangkan dien Allah..
BalasHapus