Derita Palestina, Derita Kaum Muslim



Oleh: Rima Septiani, S. Pd.

(Freelance Writer)

 

Kaum muslim ibarat satu tubuh. Jika ada bagian tubuh yang sakit, maka tubuh yang lain pun akan merasakannya. Saat ini kaum muslim secara keseluruhan sedang dilanda kesedihan akibat  konflik Palestina-Israel yang  kembali memanas sejak akhir Ramadhan lalu. Banyak korban sipil berjatuhan, kerusakan gedung akibat bombardir yang diperparah dengan kejahatan zionis Israel yang mencoba mengusir warga Palestina di lingkungan Sheikh Al-Jarrah dan Masjid Al-Aqsa.

 

Perlakuan Israel benar-benar terkutuk. Bahkan Lembaga Think Tank AS, Centre for Strategic and International Studies (CSIS) memprediksi ada kemungkinan tindakan Israel akan membawa ke dalam konflik terbuka di Gaza, seperti tahun 2009, yang akan memicu krisis politik Palestina yang berarti makin tipis harapan untuk merdeka sepenuhnya.

 

Selain itu, secara umum kaum muslim saat ini berada dalam kondisi yang benar-benar memprihatinkan. Segala keburukan, penindasan, kekerasan serta kenistaan mendera kaum muslim di seluruh dunia ini. Wajah Islam yang harusnya tinggi dan mulia justru berbeda dengan realitasnya.

 

Masalah umat ini bukan hanya terjadi di dalam negeri, namun juga merambah sampai di luar negeri.  Kasus penindasan dan penyiksaan umat Islam di Palestina menjadi bukti bahwa kaum muslim nyatanya mengalami penderitaan. Diskriminasi yang diterima warga Palestina pun tak pernah berkesudahan. Pendudukan kaum zinois di tanah Palestina telah menciptakan penderitaan yang terus menerus yang dialami jutaan warga lainnya.

 

Haruskah kita diam melihat saudara-saudara kita terzalimi? Kita tentu merasa sedih melihat ketertindasan yang mereka alami. Kita hanya mampu menolong dalam bentuk kiriman logistik dan doa. Rasanya kita tidak memiliki kekuatan apa-apa selain memohon pertolongan dari Allah Swt.

 

Jika ada ungkapan bahwa Palestina bukan urusan kaum muslim, itu adalah kesalahan besar. Sejatinya kaum muslimin secara keseluruhan adalah saudara, dalam hadis pun kita diibaratkan satu tubuh. Meskipun, jarak, warna kulit, bahasa berbeda-beda, namun akidah Islamlah yang mengikat kita semua. Kita menyembah Tuhan yang sama, Nabi kita sama hingga pedoman kita juga sama.

 

Ajaran Islam juga mengajarkan kaum muslim tidak hanya memperhatikan dirinya sendiri, tapi juga diminta untuk peduli kepada yang lain, yaitu tetangga, masyarakat, bangsa sendiri, serta kepada negara lain dan manusia-manusia yang ada di sana. Inilah yang disebut sebagai ukhuwah dalam khazanah ajaran Islam. Terlebih jika dia adalah seorang muslim, maka hubungan kita dengan siapa pun mereka adalah hubungan agama yang terikat dengan akidah Islam. Prinsip mulia inilah yang senantiasa Islam ajarkan dalam kehidupan ini.

 

Karenanya, konflik Al-Aqsa bukanlah konflik Palestina atau masalah arab semata. Islam menolak pemisahan negara. Kitab kita adalah satu yaitu Al-Qur’an. Nabi kita satu. Penderitaan  kita satu. Tujuan kita satu. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya seorang imam itu laksana perisai. Dia akan dijadikan perisai, di mana orang akan berperang di belakangnya, dan digunkaan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/azab karenanya.” (HR Bukhari dan Muslim).

 

Dari itu, hanya dengan sistem Islam, Palestina akan dijaga dan dilindungi dari penindasan entitas zionis. Hanya seorang pemipin yang tegas dan kuat di bawah naugan institusi Islam yang mampu menjaga darah kaum muslim. Sebagaimana sosok pemimpin seperti Umar bin Khattab dan sosok Salahuddin lah yang kita harapkan untuk membebaskan tanah Palestina. Mereka akan menggerakan tentara kaum muslim untuk membebaskan Al-Aqsa dan kaum muslim dari penjajahan orang-orang kafir.

 

Oleh karena itu, sungguh masalah yang dialami rakyat Palestina merupakan masalah kaum muslim juga. Karenanya wajib bagi kaum muslim untuk senantiasa berjuang dan berusaha mewujudkan sistem Islam. Sebab dengan sistem Islamlah yang akan mengembalikan Al-Aqsa menjadi jaya kembali. Wallahu a‘lam bi ash-shawwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak