Oleh : Diani Ambarawati, S.Pt
(Aktivis Dakwah)
Lebih dari satu abad lamanya, kondisi Palestina terpisah dari perisai yang mampu mengembalikan tanah suci kaum muslimin dari penjajah Israel Laknatullah. Tidak hanya tanah para Nabi bahkan seluruh kaum muslimin seluruh dunia kehilangan sosok pemimpin yang mampu menyatukan pemikiran, perasaan dan peraturan dalam balutan syari'at Islam dalam institusi Khilafah islamiyah.
Bagaimana tidak! Kisah duka Palestina menjadi kado terpahit bagi kaum muslimin setiap tahunnya. Apakah sikap pemimpin muslim negara tetangga melihat saudaranya belum juga menemukan arti bebas yang hakiki? Atas nama "Nasionalisme" dan nation state hanya mengucapkan kecaman dan solusi parsial bahkan ada juga yang malah berteman setia dibalut normalisasi dengan penjajahnya.
Benarkah solusi hakiki jika ada saudara kita (ada anak-anak dan orang tua) diserang oleh sekelompok perampok yang membakar, menganiaya bahkan membunuh satu persatu dan kita hanya memberi obat pereda nyeri, sandang, pangan dan perbaiki papannya saja? Oke dilaporkan ke pihak setempat tapi hanya diberi bekal kecaman dan biarkan saja menyelesaikan sendiri masalahnya.
Sudah saatnya Dunia Islam menunjukkan “wibawa”-nya di hadapan negara-negara tersebut. Sebab, segala potensi sesungguhnya ada di Dunia Islam: potensi ideologi, ekonomi, sumber daya alam, geopolitik, demografi, dll.
Persoalannya tinggal berpulang pada keyakinan (akidah) kita dan harga diri kita sebagai bangsa muslim sebagai khairu ummah, juga status kita yang bersaudara termasuk dengan bangsa Palestina yang diikat oleh ikatan ukhuwah Islamiah, yang tentu melampaui batas-batas negara yang disekat-sekat oleh nasionalisme dan nation state.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا.
“Seorang Mukmin dengan Mukmin lainnya seperti satu bangunan yang tersusun rapi, sebagiannya menguatkan sebagian yang lain.” Dan beliau merekatkan jari-jemarinya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun pernah bersabda:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.
“Perumpamaan kaum Mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam."
Hanya perang atau jihadlah yang bisa menghentikan mereka. Namun, jihad defensif yang selama ini sudah dilakukan oleh bangsa Palestina ternyata tak cukup untuk mengusir mereka. Bangsa Palestina benar-benar butuh bantuan kaum muslim lainnya untuk membebaskan mereka.
Hanya saja, siapakah yang mampu mewujudkan harapan mereka? Jelas bukan para penguasa yang sudah teracuni paham kebangsaan dan sudah terjangkiti penyakit wahn.
Harapan mereka hanya akan terwujud jika telah muncul kembali kepemimpinan yang tegak di atas landasan Islam di tengah-tengah umat. Yakni kepemimpinan yang akan menjadi benteng penjaga dan mengerahkan segala daya menghapus penjajahan. Itulah Khilafah Islam ‘ala Minhaj an Nubuwwah yang dijanjikan.
Khilafah inilah yang hari ini sedang terus diperjuangkan oleh sebagian umat Islam yang sadar. Meski mereka berjuang dalam diam, mereka kian mendapat dukungan dari umat. Karena umat tak bisa menutup mata bahwa sistem sekuler yang melingkupi mereka hanya melahirkan kerusakan dan kezaliman.
Wallahu a'lam
Tags
Opini
Allahu Akbar! Kebangkitan kaum muslim sebentar lagi.
BalasHapus