Oleh Venny Swandayani
Penulis dan Aktivis Dakwah
Bumi Palestina kembali memanas oleh serangan militer Israel. Yang terus-menerus menggempur Gaza dan Kompleks Masjid al-Aqsa. Total korban di warga Palestina mencapai 232 orang, 65 orang di antaranya anak-anak.
Namun, di tengah gelombang solidaritas terhadap tanah Palestina dan warga muslim di sana, muncul suara yang terkebalikan. Mereka menyatakan persoalan Palestina bukanlah urusan Indonesia, seperti yang dikatakan mantan kepala BIN Hendropriyono. Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais), Soleman B. Ponto, juga menyatakan Israel bukanlah penjajah. Menurut dia, konflik yang terjadi hanyalah perebutan masalah.
Bangsa Yahudi bukanlah penduduk asli Palestina. Kaum Zionis Yahudi mengarang propaganda Palestina sebagai tanah air mereka. Lalu mereka mencari legitimasi bahwa agresi militer mereka adalah bentuk membela diri dari serangan orang-orang Palestina.
Tujuan pemerintah Inggris merestuu pendirian negara Yahudi Raya di Timur Tengah tidak lain adalah untuk mendapatkan dukungan dari para pengusaha kaya Yahudi dan untuk melemahkan Dunia Islam dengan menciptakan konflik berkepanjangan di Timur Tengah.
Herzl kemudian mendatangi pemimpin kaum muslim saat itu, Khalifah Sultan Abdul Hamid II. Dia berusaha membujuk dan menyuap Khalifah dengan uang sebesar 150 juta poundsterling (setara Rp 3 triliun) untuk mendapatkan tanah Palestina. Namun, Sultan Abdul Hamid II menolak.
Pemerintah Inggris setelah mengetahui penolakan dari Sultan Abdul Hamid II mereka bekerja samameruntuhkan Khilafah Utsmaniyah, dengan mendatangi Palestina. Dengan cara merampas tanahnya sambil membunuhi warganya. Akhirnya, pada tahun 14 Mei 1948 berdiri negara Israel dan diakui secara luas oleh banyak negara di dunia.
Pernyataan bahwa masalah Palestina tidak ada kaitannya dengan urusan agama jelas merupakan kedustaan. Palestina adalah negeri yang tak bisa dipisahkan dengan ajaran Islam. Sebagaimana diketahui, Syam adalah negeri yang terdiri dari suriah, Yordania, Libanon, dan Palestina (termasuk yang diduduki Israel). Allah Swt. berfirman:
"Kami menyelamatkan dia (Ibrahim) dan Luth ke sebuah negeri yang telah kami berkahi untuk seluruh alam." (TQS al-Anbiya' [21]:71)
Dengan demikian, haram hukumnnya mengakui keberadaan negara Zionis di Palestina. Haram pula mengambil solusi dua negara yang diusulkan PBB dan negara-negara Barat. Semua itu hakikatnya sama dengan mengakui keberadaan negara agresor Zionis di tanah air kaum muslim.
Pendudukan kaum Zionis atas Palestina bukan sekedar mengakibatkan kematian ratusan ribu warganya, tetapi juga menciptakan penderitaan yang terus-menerus dialami jutaan warga lainnya.
Sudah sangat jelas bahwa Palestina merupakan urusan seluruh umat muslim. Tapi masih banyak di antara kita yang bungkam dengan apa yg telah dilakukan oleh Zionis. Seharusnya kita banyak mengopinikan dakwah Islam dan memperjuangkan akan pentingnya institusi Islam tegak di tengah umat sehingga problematika kaum muslim di pelosok dunia khususnya Palestina dapat terselesaikan, sebab hanya dengan daulah Islam keselamatan dan kesejahteraan seluruh umat manusia dapat diraih.
Wallahu a'lam bi ash-shawwab.
(Sumber: Buletin Kaffah)
Tags
Opini