Buka Tutup Tempat Wisata Bisakah Cegah Penyebaran Corona



Oleh: Lilieh Solihah


Satu tahun berlalu, pandemi covid-19 masih saja belum berakhir, justru bahkan akhir- akhir ini di India banyak lonjakan covid-19. Ratusan ribu kasus masih terus bertambah, pun dengan ratusan nyawa yang melayang setiap harinya kian tak terkendalikan. Yang terjadi di India akibat kelalaian yang membiarkan terjadinya kerumunan di saat pandemi yang belum berkesudahan, tentu ini menjadi pelajaran untuk kita terutama pemerintah India yang abai dengan protokol kesehatan yang kian memperburuk keadaan.

Melihat di India dengan banyaknya lonjakan kasus corona sepatutnya negeri kita bisa mengambil pelajaran dengan membuat kebijakan yang tegas, namun sungguh sangat disayangkan justru pemerintah seolah plinplan dalam membuat kebijakan, sikap tidak konsisten seperti ini justru membuat pandemi ini tak kunjung terselesaikan. Pemerintah membuat kebijakan larangan mudik yang sangat ketat dalam moment idul fitri kemarin, namun disisi lain pemerintah membuat kebijakan pembukaan wisata dan bahkan dengan bebasnya ratusan TKA China bisa datang ke negeri ini.

Kebijakan ini justru seolah berat sebelah. Pemerintah berdalih aktivitas wisata hanya bersifat lokal atau didalam negeri, namun pada nyatanya dengan memperbolehkan wisata dibuka justru tetap memicu terjadinya kerumunan, protokol kesehatan diabaikan. Ini justru malah bisa berpotensi mumculnya klaster baru yaitu klaster wisata. Sejumlah wisata terpantau penuh oleh banyaknya para pengunjung, salah satu contoh beberapa waktu lalu di Pantai Pangandaran dan di TMII terlihat sesak dipenuhi pengunjung yang menimbulkan kerumunan dan abai terhadap protokol kesehatan.

Respon pun datang dari kalangan pejabat pemerintah, salah satunya dari pejabat provinsi DKI yang mengeluarkan surat Edaran Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Pantai Ancol dan TMII haruss ditutup sementara. (Kompas.com, Sabtu, 15-5-2021). Pun dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil beliau menginstruksikan untuk menutup akses wisata di Pangandaran, di Ciwidey. Ini dikeluarkan sebagai respon atas keramaian wisatawan yang memadati objek wisata selama libur lebaran, (Kompas.com, 16/5/2021).

Namun sungguh sangat disayangkan adanya upaya penutupan ini sifatnya hanya sementara dan tidak dapat menghilangkan penyebaran virus corona. Bisa diambil kesimpulan bahwa pemerintah kita dalam menghadapi masalah pandemi ini tidak serius dan ujungnya rakyat yang dirugikan. Pemerintah tidak pernah konsisten dalam penerapan tiap kebijakan. Demi tak mau rugi, secara ekonomi negeri ini justru mengambil resiko tinggi dan makin meluasnya pandemi, sudah tertebak kemana arah kebijakan ini ujungnya.

Sudah selayaknya pemerintah kita belajar dari India jangan sampai setelah adanya kebijakan ini malah muncul virus corona baru, pemerintah seharusnya serius dalam menetapkan kebijakan, jangan sampai kesehatan dan nyawa rakyat dipertaruhkan, pemerintah harusmya bersikap tegas. Ya begitulah kebijakan dalam sistem kapitalis hanya mementingkan untung rugi tanpa memperdulikan keselamatan rakyat. Lain halnya jika dalam sistem Islam yang dengan tegas dalam menentukan kebijakan karena sumber dan aturannnya langsung dari Allah, sesuai Alquran dan Assunah. Bukan aturan buatan manusia seperti saat ini.

Wallahua'lam bisshawab.



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak