Oleh: Sri Yana
Baru-baru ini heboh di akun Instagram Fadjroel Rachman yang merupakan Komisaris PT Waskita Karya, sedang berfoto dengan Abdee Slank mengenakan kemeja putih dan mengepalkan tangan. Abdee merupakan anggota grup band Slank, yang sekarang ditunjuk menjadi Komisaris Telkom. Selain itu, ada juga sejumlah nama yang pernah mendukung pencalonan Presiden Jokowi maupun wakilnya, baik yang sudah maupun sedang menjabat telah diberikan kursi komisaris di perusahaan pelat merah.
Sejumlah nama yang pernah dan sedang diberikan jabatan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh Erick Thohir, selain Abdee Slank, yaitu:
- Ahmad Erani Yustika diangkat menjadi Komisaris di PT Waskita Karya tahun 2020.
- Dini Shanti Purwono diangkat menjadi Komisaris Independen PT Perusahaan Gas Negara PGN).
- Bambang Brodjonegoro pernah diangkat menjadi Petinggi Bukalapak dan Komisaris PT Telkom Indonesia Tbk.
-Budiman Sujatmiko diangkat menjadi Komisaris Independen PT Perkebunan Nusantara V (PTPNV).
- Said Aqil diangkat menjadi Komisaris Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI).
- Wishnutama diangkat menjadi Komisaris di Perusahaan e-commerce Tokopedia, Wishnutama juga dipercaya menjadi Komisaris Utama PT Telkom Indonesia dan Singapore Telecommunications Ltd (SingTel).
- Eko Sulistyo diangkat menjadi Komisaris PT Pembangkit Listrik Nuklir (PLN)
- Dyah Kartini Reni diangkat menjadi Komisaris Independen PT Jasa Raharja. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Komisaris PT Danareksa.
- Komjen Gatot Eddy Pramono diangkat menjadi Komisaris PT Pindad.
- Fadjroel Rachman diangkat menjadi Komisaris Waskita Karya Tbk.
Kristia Budiyarto diangkat menjadi Komisaris Independen menggantikan Hario Mumpuni.
- Zuhdiri Misrawi sbg Komisaris Independen PT Yodya Karya.
Oleh karenany Ketua DPP PKS Bukhori Yusuf menyebut penempatan Abdee Slank sebagai komisaris hanya akan merugikan Telkom karena latar belakang profesi yang tidak sesuai.
"Ini jelas merugikan Telkom, karena tidak sesuai dengan profesi yang dijabatnya sebagai komisaris dan, jika Telkom dirugikan, negara yang akan dirugikan," kata Bukhori kepada wartawan, Sabtu (29/5/2021).(news.detik.com)
Begitulah di sistem Kapitalisme, lebih menekankan kekuasaan. Ibarat yang berkuasa akan dijadikan sahabat karib, dan yang menentang akan dijadikan musuh. Sahabat bisa menjadi musuh, musuh bisa menjadi sahabat. Dimana orang yang sedang berkuasa akan dijadikan sahabat. Ibarat tidak ada makan siang gratis. Dengan menganggap sahabat, mau tak mau meminta jabatan. Sebagaimana sederetan nama diatas yang tercantum diatas dan yang mungkin masih banyak lagi.
Dari fakta yang ada penunjukan Komisaris BUMN tersebut bukan berdasar kompetensi dan menegaskan pengelolaan negara bukan untuk kemaslahatan rakyat, tapi demi keuntungan pihak tertentu. Karena sudah jelas-jelas jabatan profesional diberikan kepada pihak yang berjasa untuk menaikkan ke kursi kekuasaan sebagai balas Budi. Akhirnya setelah menjabat penolong tersebut meminta haknya untuk minta jabatan juga. Alias tak ada makan siang gratis. Akibatnya terpilihnya tidak sesuai dengan kompetensinya. Karena kompetensi amatlah penting. Dimisalkan dipilihnya seorang supir. Lebih baik mana orang yang sudah mengendarai atau yang baru belajar. Tentulah yang sudah biasa mengendarainya bukan.
Karena dalam Islam pemimpin atau komisaris bukanlah orang yang asal pilih, namun butuh kompetensi. Manusia akan dimintai pertanggungjawabannya kelak diakhirat.
Sebagaimana firman Allah SWT :
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”. (TQS. Al-Isra` : 36).
Selain itu Sabda Rasulullah SAW yang artinya : “Tidak henti-hentinya kedua kaki anak-anak Adam (manusia) itu nanti berdiri pada hari kiamat di depan Tuhannya, sehingga ia akan ditanya empat macam perkara yaitu: 1) Umurnya dimana dihabiskan; 2) Masa mudanya untuk apa digunakan; 3) Hartanya dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan; 4) Amalan apa yang telah dikerjakan sesuai dengan apa yang diketahui.
Sesungguhnya pertanggung jawaban yang benar-benar hanya bisa diterapkan dalam Islam. Karena di dalam Islam pejabat tidak ada yang meminta jabatan seperti sekarang ini. Namun mereka malah tidak mau diberi jabatan. Khawatir akan pertanggung jawaban yang akan ditaya oleh Rabb-Nya nanti. Dengan begitu orang-orang yang tak memiliki kompetensi tak akan meminta jabatan.
Waallahu a'lam bish shawab
Tags
Opini