Tangisan Api India



Oleh : Asih Senja

Tangis kembali menggema. Seluruh negeri dipukul lara. Orang terkasih tercabut nyawa. Tepat di depan mata, tak tertangani dan dibiarkan saja.

India, kini tengah menjadi sorotan dunia. Pasca perayaan mandi bersama di sungai Gangga, angka Covid menanjak tajam. Dilansir dari CNBC Indonesia (29/4) , rekor penambahan kasus harian sebanyak 379.257 dan 3.645 kematian. Kasus infeksi Covid-19 India telah menembus angka 18 juta. Mengerikan!

Orang-orang mengantre untuk mendapat perawatan. Sayangnya, bangsal rumah sakit sudah tak bisa lagi disediakan. Banyak yang terabaikan dan meregang nyawa tanpa sempat tertangani. 

Barisan jenazah pun harus mengantri untuk dikremasi. 24 jam tanpa henti krematorium terus melayani. Kayu kremasi semakin menipis, sampai pohon taman kota ditebang untuk digunakan kremasi. Api tak henti-hentinya menyala, menandakan luka bagi mereka yang ditinggalkan

Api meninggi, jenazah bergantian dikremasi, tangisan pilu tak henti mengiringi. 

Dari kasus negeri Bollywood seyogyanya dapat menjadi pelajaran bagi seluruh dunia, khusunya Indonesia. Awal mula terjadinya tsunami covid di India ini adalah kelengahan pemerintah terhadap kegiatan mandi bersama di sungai Gangga. Saat itu, kurva Covid-19 di India sudah melandai, sehingga tradisi mandi tersebut diperbolehkan untuk dilaksanakan. Dan akhirnya, boom, tsunami covid menghantam besar.

Maka, tak elok rasanya bila pemerintah menutup rapat majlis ilmu dan lembaga pendidikan, namun tempat wisata masih diperbolehkan. Mudik dan pulang kampung dilaeang keras, namun wisata dan jalan-jalan masih dilonggarkan. 

India menjadi pelajaran bagi dunia tentang wabah ini. Jangan lengah, jangan bosan menjaga diri dan orang lain. Wabah masih hadir di samping kita  disini.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak