Saatnya Pemuda Berpolitik Islam




Oleh : Eri*


'Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia'. Pernah dengar kalimat tersebut? Mungkin sebagian kita, terutama para mellinial pernah mendengar dari media sosial. Kalimat fenomenal tersebut berasal dari Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno atau lebih dikenal Bung Karno. Yang memiliki makna betapa dahsyatnya peran pemuda sebagai perubahan bangsa. Tentu saja, pemuda perubahan adalah mereka yang melek politik. 

Hal ini sejalan dengan pidato pembukaan Sekretaris Jenderal (Sekjend) PDI-P Hasto Kristiyanto dan Sekjen PAN Eddy Soeparno dalam Rapat Koordinasi Nasional Pemuda Muhammadiyah di Jakarta, Minggu (2/5/2021). Jadi Pemuda Muhammadiyah tak hanya bicara soal kira-kira 2024 di posisi politik apa. Tetapi juga ketika masuk ke politik, apa yang akan kita perjuangkan bagi peradaban, menciptakan sejarah kemajuan bagi kepemimpinan Indonesia untuk dunia? Mari keluarkan gagasan terbaik kita," kata Hasto lewat keterangan tertulis, Ahad, 2 Mei 2021. (tempo.co.id)

Selain itu, pemuda juga harus mempunyai kekuatan ideologis dan moralitas yang baik, menguasai sains dan teknologi, memiliki kemampuan berorganisasi, dan kemampuan kepemimpinan yang baik. Perannya sebagai agen perubahan membutuhkan ideologi untuk memberikan gagasan kemakmuran yang berlandaskan nilai-nilai persatuan. Maka dibutuhkan pemuda dengan kualifikasi tersebut.

Namun sayang, melihat kondisi pemuda saat ini yang tergerus oleh kemajuan zaman. Banyak dari mereka yang terjebak kesenangan sendiri. Salah satu penyebabnya minim kemampuan berpikir secara kritis, dewasa serta mandiri. Sehingga, tak heran pemuda sering terlibat tawuran, narkoba, sex bebas dan kriminalitas lainnya.

Kebijakan pemerintah yang menerapkan pola pendidikan berasaskan sekuler liberal sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian individu. Maka tak heran, paham liberal yang sekarang diemban menjauhkan generasi pemuda dari akhlak dan kepribadian shalih. 

Kondisi ini makin diperparah dengan arus ide moderasi agama yang merusak indentitas keislaman. Menjauhkan Islam kaffah dibenak generasi muda dengan berbagai label negatif seperti radikal, intoleran dan persekusi.

Kalaupun generasi melek politik, mereka memahami bahwa politik identik dengan kekuasaan. Para intelektual beranggapan sistem demokrasi adalah satu-satunya sistem pemerintahan yang  merakyat dan cocok diterapkan di negeri ini. Padahal, mereka tahu sistem ini selalu memberikan janji palsu kesejahteraan bagi rakyatnya. 

Dalam sistem demokrasi kekuasaan mutlak berada di tangan rakyat berbeda dengan sistem Islam. Namun, faktanya rakyat tak mampu berbuat banyak atas kebijakan yang keluar dari para elite politik. Sering kali, rakyat dirugikan dengan peraturan yang diterapkan. Para elite politik yang menjabat hanya akan mengkhianati rakyat dan lebih mementingkan para kapital.

Sayangnya, belum banyak pemuda mengerti tentang politik secara hakiki. Seharusnya, mereka melihat politik dari kacamata Islam bukan sistem lain. Politik bukan hanya sekedar kekuasaan, tetapi mengurusi urusan umat. Dengan ini, mereka tahu bagaimana caranya mengurusi umat dengan kebijakan yang bersumber Al Qur'an dan As-sunah. 

Yang terpenting bagi pemuda adalah cara mewujudkan kesejahteraan rakyat. Islam memiliki solusi komprehensif berupa sistem ekonomi dan politik yang menyelesaikan problem rakyat secara tuntas. Maka, sudah semestinya generasi Islam memperjuangkan sistem shahih untuk diterapkan. Mengembalikan Islam sebagai aturan hidup masyarakat.

Sejarah membuktikan sistem pemerintahan yang berbasis Islam kaffah di masa Rasulullah ada bagian kontribusi dari perjuangan para pemuda. Saatnya para pemuda melayakkan diri seperti para sahabat berjuang dan terjun dikancah politik sesuai thariqah dakwah Rasulullah. Meninggalkan pemikiran kufur sekuler dan belajar serta memahami Islam lalu menerapkan syariatnya. 

Tak perlu lagi para pemuda ragu atau takut berpolitik. Berjuang untuk rakyat dengan Islam. Sebagaimana pemuda Islam, Mus'ab bin Umair yang memegang kebenaran dan mempertahankannya. 

Waallahu a'lam bis shawwab.

*(Pemerhati Masyarakat)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak