Oleh : Umma Aqila Safhira
Umat Islam saat ini sedang merayakan Hari Raya Idul fitri atau Hari Kemenangan. Kumandang takbir terus menggema, tak putus menyuarakan tahmid, tak jeda melantunkan tasbih, tak bosan menyerukan kalimat tahlil, semua itu dilakukan dengan kekhusyuan, ketawadhuan dan ketundukan di hadapan Allah dzat yang maha agung. Hari Kemenangan biasa disambut dengan suka cita dan hari kemenangan umat Islam. Menang melawan hawa nafsu, menang melawan syetan, menang melawan kecenderungan dan perilaku menyimpang. Inilah yang seharusnya dirayakan oleh orang beriman.
Akan tetapi, apa daya kegembiraan itu masih berbalut kesedihan, pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir hingga saat ini dan bagaimana tidak beberapa hari terakhir kaum muslim Palestina mendapatkan serangan bertubi-tubi dari tentara Israel. Israel kembali menumpahkan darah kaum muslimin darah perempuan, laki-laki, anak-anak, remaja, orang dewasa hingga lansia. Tak hanya itu serangan pemikiran dan fisik menambah derita muslim sedunia merayakan idul fitri. Serangan pemikiran terus mereka gencarkan ide sekuler, moderasi agama, liberalisasme agama dan sebagainya tersebar di media sosial melumpuhkan pemikiran kaum muslimin dan mereka buat buta dari kebenaran.
Alhasil remaja muslim tak faham akan agama kemaksiatan seolah hal yang biasa free sex, alkohol, narkoba, hedon, materialis menjadi gaya hidup mereka.dan apatis abai terhadap agamanya sendiri. Serangan pemikiran juga tak luput dari upaya persekusi ulama yang menyuarakan kebenaran dan berseberangan dengan penguasa. Ulama-ulama yang demikian pun, mereka sematkan ulama radikal bahkan teroris dipenjarakan tanpa pidana yang jelas. Gelar sebagai umat terbaik atau khayru ummah di tengah hari kemenangan menjadi sirna kehilangan jati diri dan tidak bisa mendapatkan hak-haknya dan menikmati kegembiraan buah dari puasa ramadan akibat terkungkung sistem sekuler.
Di bawah hegemoni sistem sekularisme dan kapitalisme, tampaknya belum membawa perubahan apapun bagi nasib kaum muslim di seluruh dunia. Umat Islam seluruhnya masih dalam keadaan terpuruk, terhina. Musuh-musuh Allah, kaum kuffâr, masih saja membunuhi dan menjajah kaum Muslim. Para penguasa di negeri-negeri Islam juga masih saja menelantarkan. Mereka tidak peduli apakah kebutuhan bahan pokok rakyatnya terjamin atau tidak. Korupsi dan berbagai penyimpangan makin merajalela. Perjudian, pornografi dan pelacuran, masih saja berjalan. Bahkan, di bulan Ramadan sekalipun. Kriminalitas seperti pemerkosaan, pembunuhan, pencurian dan lain-lain masih merupakan bagian dari keseharian hidup masyarakat kita. Islam telah dicampakkan dalam kehidupan digantikan dengan sistem kehidupan sekuler kapitalistik, yang berprinsip memisahkan agama dari kehidupan dan menjadikan manfaat dan kebebasan sebagai asas kehidupannya. Pembuatan aturan diserahkan kepada manusia melalui demokrasi tolak ukur kapitalisme dalam segala hal serta pengaturan urusan masyarakat adalah keuntungan atau manfaat yaitu manfaat ekonomi. Umat Islam telah kehilangan jati diri sebagai umat terbaik dan tentu hilangnya jati diri umat ini tak bisa dilepaskan dari penerapan sistem sekuler di negeri ini aturan agama (syari'ah) dicampakkan.
Dan bagaimana Rasulullah Saw selama 10 tahun di Makkah dalam menanamkan keyakinan kepada umat Islam keyakinan merubah diri mereka dari budak menjadi orang merdeka dari manusia hina menjadi manusia yang mulia, umat harus memahami bahwa penerapan aturan Islam kaffahlah yang akan memberikan mereka predikat umat terbaik. Kondisi umat yang terpuruk dan jauh dari predikat umat terbaik tentu tidak boleh dibiarkan semuanya harus dirubah. Aktivitas perubahan harus gencar dilakukan ditengah umat ini. Sebab perubahan itu tidak datang dengan sendirinya tetapi harus diusahakan. Allah SWT berfirman : ", Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. QS. Ar-Rad (13):11).
Di momen idul Fitri ini dimana Allah menghadiahi ketaqwaan sebagai buah dari puasa seharusnya menjadi dorongan bagi umat Islam untuk berusaha bersungguh-sungguh mengembalikan predikat khayru ummah. Hari raya kaum muslimin akan dipenuhi dengan kebahagiaan lahir dan batin. Kaum muslim akan hidup dalam kemuliaan bukan penindasan apalagi kedzaliman semoga semangat dakwah dan perjuangan menegakkan syariat dan Khilafah ini semakin menggelora dan semoga Allah Swt segera menurunkan pertolongan dengan tegaknya Khilafah di muka bumi ini. Semoga kaum muslim di seluruh dunia semakin sadar dan menyatukan visi untuk berjuang menyambut kemenangan hakiki, makin takwa dengan kesungguhan yang berlipat menegakkan hukumNya yakni tegaknya Khilafah ‘ala minhâj an-nubuwwah. Wallâhu a’lam bi ash-shawâb
Tags
Opini