Ramadan Syahrul Qur'an



Oleh Ummu Afifah

(Theraphys Bekam & Rukyah syar'iyah Faiqoh)


Tak terasa Ramadhan sudah mencapai hari ke-17, dimana malam ke-17 Ramadan merupakan bulan diturunkannya Al-Qur'an,  sebagai pedoman hidup bagi manusia.

Allah Swt. berfirman: "Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa," (TQS. Al-Baqarah [2]: Ayat 2)


Saat ini pandemi virus Corona yang melanda dunia belum berakhir, dengan angka kasus harian yang terus dilaporkan dari berbagai negara di dunia.


Melansir Worldometers, Kamis (29/4/2021) pukul 06.00 WIB, virus corona penyebab Covid-19 ini telah menginfeksi 150.189.733 orang secara global. Dari jumlah tersebut, sebanyak 127.725.589 orang telah dinyatakan sembuh dan 3.162.707 orang meninggal dunia akibat Covid-19.


Memang saat ini Ramadan sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada saat Ramadan umat Islam di seluruh dunia masih menghadapi pandemi yang sangat dahsyat yaitu virus Corona. Wabah yang sangat mematikan telah banyak menelan  korban.


Seharusnya kita semakin sadar bahwa ditengah-tengah kita menghadapi wabah ini,seharusnya menambah ketaatan kita kepada Allah Swt bahkan bisa dikatakan pandemi ini sesungguhnya  memberikan pelajaran kepada kita tentang ke Maha Besaran Allah dan kelemahan kita sebagai hamba-Nya.


Kondisi ini seharusnya membuat kita lebih tunduk lagi kepada Allah, lebih takut dan lebih taat lagi kepada-Nya,  wujud ketaatan itu tidak lain adalah dengan menjalankan syariah-Nya secara Kafah. Pelajaran yang dapat diambil oleh penguasa diktator, rezim yang represif yang mereka semakin congkak untuk tidak menerapkan syariah Islam secara kafah. Selama ini mereka bertingkah layaknya Firaun, harusnya mereka sadar betapa lemahnya mereka dihadapan Allah Swt karena mereka tidak mampu melawan virus Covid-19.


Kesombongan yang mereka tampakkan karena mereka merasa berkuasa, memiliki harta dan memiki  para pendukungnya, padahal mereka semua adalah orang-orang yang lemah dan lumpuh dalam menghadapi wabah ini. Bahkan ada penguasa yang mengungsikan dirinya dan keluarganya ke pulau tertentu karena takut akan kematian.


Para penguasa negeri Islam yang selama ini tunduk kepada Amerika dengan ideologi kapitalis nya seharusnya sadar betapa rapuhnya tuan mereka. Mereka tak punya malu memerangi Islam dan umat Islam, demi melayani syahwat kepentingan tuan-tuan mereka. Negara-negara imperialis, mereka bersandar kepada selain Allah sesungguhnya mereka sedang bersandar kepada sesuatu yang sangat lemah seperti sarang laba-laba.


Kita juga bisa melihat kondisi saat ini, dimana ketika tidak diterapkannya syariat Islam secara kafah kriminalitas, kemaksiatan, dan  lain sebagainya seakan merajalela, karena hukum yang diterapkan tidaklah membuat jera bahkan tidak pula menjadi penebus dosa. 


Padahal Allah Swt telah memerintahkan kepada kita agar kita masuk kepada Islam secara kafah. Penerapan Islam secara kafah dapat menjaga: agama, jiwa raga, harta,  nasab, keamanan, akal dan sebagainya. Hanya dengan syariah Islam secara kafahlah kehidupan ini semakin Allah berikan keberkahan.


 Allah Swt berfirman: "Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, sekiranya mereka mengetahui." (TQS. Al-'Ankabut [29]: Ayat 41)


Intinya bahwa di dalam bulan Ramadan, kita diingatkan bahwa turunnya Al-quran merupakan wujud ketakwaan kepada Allah Swt, yang terwujud dalam ketaatan dalam penerapan hukum-hukum Allah Swt. Dalam mengatur kehidupan di muka bumi harusnya  yang diharapkan semakin kuat dan kokoh ketaqwaa muncul pada diri seorang hamba saat menunaikan puasa pada bulan Ramadhan .


Allah Swt berfirman :" Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana puasa itu telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa".(TQS. Al Baqarah [2]:183).


Adapun bagi para pengemban dakwah yang dimuliakan Allah subhanahu wa Ta'ala yang seharusnya memiliki komitmen bahwa hidup dan matinya hanya untuk Islam yang detik demi detik jatuh bangunnya untuk memperjuangkan tegaknya agama Allah ini seharusnya memberikan optimisme bahwa perjuangan kita adalah perjuangan yang akan Allah muliakan.


Rasulullah saw. pernah bersabda kepada muadz bin Jabal Ra, saat Beliau mengutus dia ke Yaman: " ittaqillah haytsuma kunta (bertakwalah engkau kepada Allah dimanapun kapanpun/ dalam keadaan bagaimanapun)." (HR. At Tarmizi)


Harusnya ada  pada diri kita bertambah optimis karena kita tidak berjuang sendiri ada Allah yang Maha Kuasa Sang Pemilik Kekuasaan. Inilah yang akan mengalirkan kekuasaan kepada siapapun. Adapun langkah untuk bisa Istiqomah dalam ketakwaan adalah:


1. Tetap memelihara amalan-amalan rutin Ramadan. Shaum, shalat, zikir, sedekah, tadarus Qur'an dan mengkajinya, sholat berjamaah, istiqhfar, salat malam, dan memperbanyak amalan sunah aktivitas lain yang selama ini dilakukan pada bulan Ramadan harus tetap dilanjutkan selepas Ramadhan.

2. Lebih meningkatkan upaya memahami hukum-hukum Allah dengan banyak menghadiri majelis ilmu.

3. Lebih giat berdakwah bulan Ramadhan merupakan bulan turunnya Alquran sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia tidak mungkin petunjuk itu sampai bila tidak didakwahkan. Atas dasar inilah dakwah merupakan karakter kaum mukmin harus dilakukan pada bulan Ramadan ataupun di luar bulan Ramadhan.

4. terus bertobat dengan tobat yang sebenar-benarnya (taubatan nashuha).sekalipun Allah subhanahu wa Ta'ala menjamin mengampuni orang-orang yang benar-benar puasa ramadhan KH mukmin tidak akan terlena dengan itu mereka tetap bertobat sebagai salah satu karakter daripada orang-orang yang bertakwa.

5. rusa selalu hidup di tengah-tengah komunitas masyarakat yang bertakwa.


Demikianlah kita harusnya menyadari bahwa wabah Covid-19 ini menunjukkan kepada kita betapa lemahnya Amerika apalagi penguasa negeri Islam sudah seharusnya hal yang demikian ini menghilangkan rasa takut kita kepada siapapun sekecil biji zarah.


Rasa takut kita kepada manusia lah yang bisa membuat kita lemah dalam berdakwah lemah dalam berperang teguh pada perintahnya sungguh Allah Yang Maha kuasa sebaliknya para penguasa zalim penguasa yang memusuhi agama Allah itu lemah lemah lemah nya kita tidak perlu takut kepada celaan dan ancaman mereka bukankah Allah memerintahkan kita hanya takut kepada Allah subhanahu wa Ta'ala sebagaimana al-Qur'an surat al-maidah ayat 44.


Yang harus kita jalankan saat ini di tengah wabah di bulan Ramadan makin menambah keyakinan kita tentang janji kemenangan Allah serahkanlah urusan kemenangan itu hanya kepada Allah dialah dzat Maha penolong dia sanggup melakukan apapun untuk meluluh lantahkan peradaban sehebat apapun termasuk kapitalisme.


Sesungguhnya kemenangan Islam itu semakin dekat, begitu pula janji Allah yang akan memenangkan kaum muslim di atas agama yang lain, meskipun orang-orang zalim, fasik, kafir tidak menyukainya. Mereka hendak memadamkan cahaya Allah tapi Allah akan memenangkan atas agama Islam.


Bukti nyata keyakinan kita kepada turunnya Al-Qur'an di dalam bulan Ramadan ini adalah untuk segera menerapkan hukum-hukum Allah secara Kaffah di muka bumi ini agar bumi ini menjadi bumi yang diberkahi oleh Allah subhanahu wa ta'ala baik di dunia maupun di akhirat.


Semuanya harus dilaksanakan sebagai wujud ketakwaan yang sudah ditempuh selama Ramadhlan. Prasyarat itu adalah adanya lembaga kekuasaan atau sistem pemerintahan yang menerapkan syariah Islam secara kafah, itulah sistem khilafah.


Khilafah lah satu-satunya metode penerapan syariah yang telah , sekaligus dijaga oleh para sahabat dan generasi muslim selanjutnya. Maka dari itu untuk menempuhnya dan melanggengkan ketaqwaan yang sudah ditempuh selama Ramadhan, hendaklah  setiap muslim turut terlibat secara detil dalam perjuangan mewujudkan penerapan Syariah Islam secara kafah, dibawah sistem khilafah rasyidah yang mengikuti manhaj kenabian.


Semua itu merupakan tuntutan dari keimanan kita sekaligus penyempurna perwujudan ketakwaan kita kepada Allah Swt. Semoga Allah Swtsegera menurunkan pertolongannya dengan menegakkan syariah Islam secara kafah di muka bumi ini dalam naungan khilafah.

Wallahu a'lam bishawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak