Puasa dan Takwa





Oleh: Aprilina, SE.I*


Waktu terus berlalu. Hari pun berganti. 
Tanpa terasa bulan ramadhan akan segera pergi. Ramadhan penuh berkah. Tamu istimewa yang pernah dikabarkan oleh Rasulullah SAW. Beliau bersabda:

"Telah datang kepada kalian ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah wajibkan kepada kalian puasa dibulan ini. Dibulan ini, akan dibukakan pintu-pintu langit dan ditutup pintu-pintu neraka, serta setan-setan akan dibelenggu. Demi Allah, dibulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari pada 1000 bulan. Siapa yang terhalangi untuk mendulang banyak pahala dimalam itu, berarti dia terhalangi mendapatkannya."(HR Ahmad, Nasa'i 2106, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Allah SWT mewajibkan ibadah puasa kepada orang-orang yang beriman untuk mendapatkan derajat takwa.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (TQS. Al-Baqarah [2]:183).

Ada tiga tingkatan orang berpuasa:

1. Umum, yaitu orang yang menjaga dirinya dari hal-hal membatalkan puasa. Menghindari makan, minum dan berhubungan suami-istri. Puasa seperti ini bisa terjatuh pada hadits: "Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga." (HR. Ath-Thabrani).

2. Khusus (VIP), yaitu orang yang menahan diri dari syahwat, aurat dan lisan yang tidak baik. Menahan diri dari maksiat,  dusta, fitnah, perkataan sia-sia dan candaan yang porno (rofats), menahan pendengaran dan  langkah.

3.  Super Khusus (VVIP), yaitu orang yang menahan segalanya termasuk menjauhi penyakit hati dari dengki, dll. (Ibnu Qudamah dalam kitab Mukhtasar minhajil Qashidin hal. 44)

Puasa tngkat ketiga inilah yang bisa meningkatkan iman dan keyakinan kepada Allah akan pertolongan-Nya,  meningkatkan tawakkal kepada Allah serta menghantarkan seorang muslim pada derajat takwa. 

Makna takwa adalah kamu mengerjakan ketaatan kepada Allah dengan bimbingan cahaya dari Allah dengan mengharap pahala dari Allah, dan kamu meninggalkan kemaksiatan kepada Allah dengan bimbingan cahaya dari Allah disertai rasa takut akan siksaan dari Allah.” (Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [6/222])

Sungguh berat menjalani ibadah puasa tingkat VVIP. Hari ini begitu banyak godaan yang menjerumuskan manusia pada penyakit hati. Misalnya gaya hidup materialis-kapitalis yang berkembang ditengah-tengah masyarakat sebagai akibat penerapan sistem Kapitalisme. Gaya hidup ini memaksa seseorang untuk menjadi konsumtif. Membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan demi mendapatkan prestise ditengah-tengah masyarakat. Berlomba-lomba memperoleh kemuliaan dalam pandangan dunia. Jauh dari ciri muslim yang bertakwa

Adapun ciri-ciri orang yang bertakwa:
1. Tidak takut dan tidak bersedih, sebagaimana firman Allah Subhabahu Wa Ta'ala:

"Wahai anak cucu Adam! Jika datang kepadamu rasul-rasul dari kalanganmu sendiri, yang menceritakan ayat-ayat-Ku kepadamu, maka barang siapa bertakwa dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati."(TQS. Al-A'raf  [7]:35)

2. Ingat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Hal ini disebutkan dalam surat Al A'raf ayat 201:

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya)."

3. Menepati janji, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:

"Sebenarnya barang siapa menepati janji dan bertakwa, maka sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertakwa."
(QS. Ali 'Imran [3]:76)

4. Mempersiapkan bekal untuk akhirat. 
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan." (TQS. Al-Hasyr [59]: 18)

5. Berinfak ketika lapang dan sempit serta menahan amarahnya,  sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam surat Ali Imran ayat 134:

"(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan."

6. Segera bertaubat setelah melakukan kesalahan ( dosa). Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui" (TQS. Ali 'Imran [3]: 135).

Demikianlah hasil dari ibadah puasa yang telah diwajibkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dibulan yang mulia ini. Apabila setelah berpuasa tidak tampak ciri-ciri orang yang bertakwa pada seorang muslim, maka seharusnya dia merenung untuk muhasabah diri. Apa saja yang telah dilakukannya selama puasa ramadhan sehingga tidak bisa mencapai derajat takwa. Namun tidak semua kaum muslimin peduli tentang pencapaian dari ibadah puasanya. Hal ini dapat dilihat dari barisan jama'ah shalat di masjid. Semakin lama semakin maju, sebagai tanda bahwa jumlah jama'ahnya berkurang. Padahal kemuliaan dan keberkahan bulan ini ada pada awal sampai akhir. 
 
Rasulullah SAW bersabda:
"Kalau saja manusia tahu apa yang terdapat pada bulan Ramadhan, pastilah mereka berharap Ramadhan itu selama satu tahun.” (HR Thabrani, Ibnu Khuzaimah, dan Baihaqi).

Saat ini keramaian masjid yang tampak pada awal ramadhan telah berpindah ke pusat perbelanjaan. Siang dan malam kaum muslimin disibukkan dengan persiapan menyambut lebaran. Padahal lebaran ialah hari kemenangan melawan hawa nafsu selama bulan ramadhan. Sehingga menjadikan kaum muslimin pada hari Idul Fitri suci, kembali pada fitrahnya sebagai hamba Allah yang ta'at. Wallaahu a'lam.

*Aktivis Muslimah Peduli Umat

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak