Pentingnya Melatih Anak Taat Kepada Allah SWT



Oleh: Hamnah B. Lin

           Masih terlintas dalam benak kita, sebuah video bullying berupa pengeroyokan sekelompok remaja putri terhadap seorang remaja putri lain yang diduga adalah temannya, viral di media sosial dan aplikasi percakapan. Peristiwa tersebut terjadi di Gresik. (https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5324542/viral-remaja-putri-di-gresik-di-bully-dipukuli-hingga-ditampar)
          Kasus ini hanya satu dari sekian yang muncul dipermukaan karena viral. Betapa pergaulan remaja sekarang makin ganas, salah pilih teman, menyesal kemudian. Sikap induvidualisme makin menggurita, sikap egois makin trend, bahkan sikap ini juga remaja tunjukkan kepada kedua orangtua mereka, yang melahirkan mereka, yang membesarkan mereka. Dimana akhlak baik mereka sebagai.seorang muslim utamanya. 
          Miris, ada apa dengan remaja yang kian brutal dan berakhlak buruk? Jika kita teliti mulai dari kurikulum pendidikan mereka, pergaulan, kehidupan sehari-hari mereka, maka kita jumpai, ada akar masalah yang kita jumpai disana, yakni kurang atau bahkan hilangnya rasa takut kepada Allah SWT Sang Pencipta, Yang Maha Mengawasi diamanapun berada.
          Adalah aturan kapitalisme, sebuah aturan yang memisahkan kehidupan dari aturan Allah SWT, yang hingga hari ini masih bercokol di negeri ini. Maka muncul berbagai kasus diluar nalar, diluar kewajaran, karena rasa takut mereka kepada Allah SWT tidak ada. Mereka takut jika ada manusia, mereka beribadah karena manusia, mereka belajar karena manusia, dan seterusnya.
          Sudah sepatutnya kita sebagai Muslim, kembali kepada aturan Islam yang berasal dari Allah SWT. Allah SWT Maha Tahu bagi hamba-hamba-Nya. Islam pun punya cara untuk bisa menananmkan rasa cinta kepada Allah SWT, hingga dengan kesadarannya dia akan taat kepada  Allah SWT, menjauhi segala larangan-Nya dan melaksanakan seluruh perintah-Nya. Berikut yang bisa kita tanamkan sejak usia dini:
Pertama: Tanamkan akidah dan sifat-sifat Allah sejak dini.
Menanamkan akidah yang kukuh adalah tugas utama orangtua. Orangtualah yang akan sangat mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya sendi-sendi agama dalam diri anak. Tujuan penanaman akidah pada anak adalah agar si anak mengenal betul siapa Allah. Lebih jauh, anak dikenalkan dengan asma dan sifat-sifat Allah, tentu dengan bahasa yang makruf, sesuai dengan usia anak-anak kita.
Kedua: Tanamkan kecintaan kepada Rasulullah sejak dini.
Menanamkan kecintaan kepada Rasulullah tentu dimulai dengan mengenalkan siapa Nabi Muhammad saw., bahwa Allah mengutus beliau sebagai contoh terbaik untuk umat Islam untuk menyampaikan syariat Allah.
Ketiga: Mengasah akal anak untuk berpikir yang benar. 
Tantangan arus globalisasi budaya, informasi dan teknologi saat ini memiliki andil besar dalam mewarnai sikap dan perilaku anak-anak. Kerap anak memiliki argumentasi sendiri terkait apa yang mereka lakukan.  Pandainya seorang anak berargumentasi belum tentu dia membangkang. Bisa jadi hal itu karena kecerdasan atau keingintahuannya yang besar membuat dia bertanya.  Dalam persoalan ini, orangtua haruslah memberikan informasi yang benar, yang bersumber dari ajaran Islam, al-Quran dan as-Sunnah.
Keempat: Kenalkan syariat Islam, termasuk adab dan akhlak mulia. 
Anak harus dikenalkan dengan syariat Islam sejak dini, sebagaimana Hadis Rasulullah saw.,  “Perintahlah anak-anakmu agar mendirikan shalat tatkala mereka telah berumur tujuh tahun, dan pukullah karenanya tatkala mereka telah berumur sepuluh tahun.” Demikian halnya dengan hukum-hukum yang lain.
Kelima: Memberikan teladan bagi anak. 
Bagaimanapun anak-anak membutuhkan qudwah dan teladan yang baik, bahkan hingga ia dewasa.  Rasulullah mencontohkan adab yang baik kepada Fathimah, dan terus diamalkan hingga dewasa.
Keenam:  Menanamkan sikap tanggung-jawab atas perbuatan yang dilakukan.  
Ketika anak sudah tamyiz, kita sudah bisa menumbuhkan  kesadaran pada anak-anak kita bahwa segala perbuatan yang mereka kerjakan akan ada pertanggung-jawabannya. Dengan begitu anak-anak akan berhati-hati dalam bertindak dan berucap. Mereka tidak akan mudah jatuh dalam suatu keburukan. Jika melakukan suatu Kekhilafahan, ia akan segera menyadari lalu bertobat kepada Allah dan memperbaikinya agar menjadi lebih baik.
Ketujuh: Senantiasa memanjatkan doa tanpa henti untuk keluarga dan anak-anak.
Doa orangtua untuk keluarga dan anak-anaknya terutama pada waktu-waktu mustajab, merupakan senjata utama, terutama seorang ibu. Karena itu perbanyaklah meminta kepada Allah agar menjadikan anak-anak kita menjadi anak-anak yang saleh dan agar Allah membimbing mereka ke jalan yang lurus. Berdoa untuk kebaikan anak adalah salah satu ciri hamba Allah yang saleh (Lihat: QS al-Furqan [25]: 74).
          Siapapun sepakat ingin mempunyai anak yang shalih shalihah, menjadi penyejuk hati dan menjadi kebanggan keluarga. Namun sedikit yang berupaya melangkah untuk berupaya mewujudkannya. Maka mari saling bergandenagn tangan untuk mengajak muslimah lainnya bersama mewujudkan keluarga samawa, keluarga yang taat Syariat-Nya.
Wallahu a'lam biasshawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak