Oleh : Sasmin
(Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Buton)
Baru-baru ini umat muslim dibuat geram oleh konten oknum yang membeberkan bahwa dirinya adalah nabi ke 26, tidak sampai disitu saja ia juga melecehkan agama Islam dan Rasulullah saw. Tentu sebagai orang yang beriman tidak membiarkan begitu saja.
Seorang Youtubers yang bernama Joseph Paul Zhang menistakan agama Islam dengan mengaku sebagai nabi ke-26 dan menghina Nabi Muhammad serta menghina Allah swt. Penistaan tersebut disampaikan melalui akun yotube miliknya yang di unggah dalam sebuah forum diskusi Zoom yang diberi judul Lalim Islam (fokus satu, 19/4/2021).
Josep juga menghinan Allah SWT. dengan menyebut kalau Allah sedang di kunci di Ka’bah, juga mengatakan bahwa umat islam dibodoh-bodohi oleh ulamanya, salah satunya mengenai tindakan rudapaksa, tak hanya itu dirinya juga menantang untuk dilaporkan kepihak kepolisian sebagai penista agama. Ia memberi jaminan berupa uang yang bisa laporin dia sebagai penistaan agama (fokus satu, 19/4/2021).
Pelecehan Islam sering kali terjadi di negeri sekuler dengan dalih kebebasan berekspresi, kebebasan ini membuat orang-orang dengan mudah berekspresi sesuai kehendaknya. Geram tentu sebagai umat islam yang mencintai Allah dan Rasulnya dari apapun, jika melihat dan mendengar sesuatu yang mencela Allah dan Rasulnya tentu tidak tinggal diam dan setiap manusia memiliki amarah yang berbeda. Hingga yang menjadi aneh jika ada orang yang diam ketika agamanya di hina, Buya Hamka mengatakan “ketika agamamu dihina dan kamu diam maka gantilah pakaianmu dengan kain kafan”.
Dimasa para sahabat, mereka sangat melindungi Rasulullah dari musuh-musuh Islam, khususnya paman beliau Hamzah bin Abi Thalib yang ketika Rasulullah di Hina oleh Abu Jahal, Hamzah tidak tinggal diam ia membalas dengan menampar Abu Jahal sementara Hamzah sendiri belum beriman (memeluk Islam).
Realitas hari ini orang mengaku beriman dan cinta kepada Allah dan Rasulnya, tetapi saat Allah, Rasul dan agamanya di hina, ia diam karena menggunakan alasan bahwa Rasulullah mengajarkan untuk tidak membalas dan mendemdam. Sungguh ini adalah pemahaman yang salah.
Sangat disayangkan negeri sekuler jelas-jelas kebobrokannya masih saja dipertahankan. Kebebasan berekspresi lahir di negeri demokrasi yang menerapkan sistem kapitalisme sekulerisme yang diciptakan oleh orang barat, mirisnya penguasa muslim pun patuh terhadap penguasa barat sehingga pembelaan terhadap agama Allah sangat minim.
Sekulerisme bukanlah solusi atas persoalan umat, justru malah memperbanyak masalah. Para sekuler selalu mengatakan toleransi kepada agama lain namun berlakunya hanya kepada non Islam sedangkan islam itu sendiri selalu dijadikan candaan demi mendapatkan folowers dan dalih kebebasan.
Tidak tahan dengan perlakuan para sekuler hari ini, sebagai seorang muslim sangat membutuhkan perlindungan yang hakiki, yaitu dengan mengembalikan daulah khilafah karena dengan khilafah umat mendapatkan perlindungan baik secara individu, agama, suku, dll.
Dalam naungan khilafah non-muslim juga mendapatkan hak-haknya dan jauh dari penistaan agama tidak seperti di negeri sekuler hari ini perbedaan menjadi alasan saling bertolak belakang.
Oleh sebab itu, kita sangat membutuhkan islam sebagai aturan bernegara agar jauh dari penistaan sehingga penduduk negara baik muslim maupun non muslim hidup rukun.
Wallahu a’lam bisshowab.
Tags
Opini