Oleh Farid Hamdun
"Ketika Allah percepat pengabulan doa yang engkau pinta, maka janganlah menunda amal taatmu kepada-Nya"
Kedatangannya sangat dinanti, kemudian kita memohon agar berjumpa tuk membersamai dan Allah pun penuhi. Datangnya sangat dinanti dan kepergiannya kita tangisi.
Ketika Ramadan pergi, dia pasti akan kembali lagi, tetapi jika kita yang pergi, sudah dipastikan takkan kembali lagi. Kita berharap semoga bisa dipertemukan dengan Ramadan tahun depan.
Layaknya perpisahan dengan kekasih, perih hati tersiksa, berikanlah yang terbaik untuk melepas kepergiannya, bersama do'a dan harapan di hari kemenangan, semoga meraih rahmat dan ampunan Allah yang Maha Penyayang.
Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata:
كيف لا تجرى للمؤمن على فراقه دموع وهو لا يدري هل بقي له في عمره إليه رجوع
“Bagaimana mungkin air mata seorang mukmin tidak menetes, tatkala berpisah dengan Ramadan. Sedang ia tidak tahu apakah masih ada sisa umurnya untuk berjumpa lagi"
Suka dan duka tak bisa kita sembunyikan akan kepergian Ramadan dan di hari yang penuh bahagia nan penuh berkah ini, sudah sepantasnya kaum muslimin menyambutnya dengan penuh suka cita, berharap ampunan-Nya.
Ramadan telah pergi meninggalkan, selama sebulan penuh kita berpuasa, melatih diri untuk semakin dekat dan taat kepada Allah yang Maha Kuasa atas segala-Nya.
Predikat takwa tentu itulah yang semestinya di sandang seorang muslim pasca puasa, seperti ; surat Al-Baqarah ayat 186, la'allakumtattaquun, dengan takwa yang sebenarnya.
Hari raya telah menyapa kita, Idulfitri telah menghampiri. Bulan Ramadan telah kita tinggalkan, puasa berganti dengan berbuka. Yang tersisa seharusnya tinggallah takwa, bukan kembali berlumur dosa dan begitulah seharusnya pasca puasa.
Sungguh rugi ketika Ramadan pergi, bukan semakin taat namun malah sebaliknya. Padahal mereka yang berpuasa, tapi puasanya seolah tak berbekas pada akal dan pikirannya yang menjadikannya malah semakin jauh dari Allah Subhanahu Wata'ala. Astagfirullah.
Takwa bisa dicirikan dengan keyakinan sekaligus ketakutan akan kekhawatiran siksa-Nya, yaitu azab di hari pembalasan. Padahal Jelas bahwa puasa itu melahirkan takwa dan mereka yang memiliki rasa takut terhadap azab-Nya yang pantas merayakan hari raya bukan yang malah bermewah-mewahan.
Ucapan yang sungguh luar biasa dari Umar bin Abdul Aziz rahimahullah :
ليس العيد لمن لبس الجديد إنما العيد لمن خاف يوم الوعيد
"Hari raya itu bukanlah milik orang yang memakai pakaian baru. Akan tetapi hari raya adalah milik orang yang takut terhadap hari pembalasan."
Berharap hanya kepada-Nya, Semoga Allah mengampuni setiap kesalahan dan menerima amalan ibadah kita. Kemudian Allah jadikan kita termasuk orang-orang yang bertakwa. Selamat silaturahmi semuanya, semoga lebaran ini jadi kesempatan baik untuk kebaikan-kebaikan. Mohon maaf lahir dan bathin.