Ketahanan Pangan Semakin Memperkuat Cengkraman Asing



Oleh:Emi Kartini
(Ibu rumah tangga)

Pandemi belum juga mau hilang, klaster-klaster baru pun mulai bermunculan. Berbagai cara pencegahan pun dilakukan agar virus tidak semakin menyebar, dimulai dari lockdwon, pembatasan sosial berskala besar (PSBB), hingga pemberian vaksin pun dilakukan namun semua itu tidak menjadikan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah covid19 ini.

Kita semua tentu sudah mengetahui bagaimana di India virus ini menyebar begtu cepat hingga mencapai 400.000 ribu kasus perhari dengan tingkat kematian mencapai 3.500 orang sungguh mengerikan sekali. Setali tiga uang negara ini pun sama pasca hari raya idul Fitri orang yang terinfeksi virus Covid-19 bertambah setiap harinya tentu ini terjadi akibat kebijakan dari pemerintah yang bersifat pragmatis, reaktif dan kasuistik. Akibat dari kebijakan yang keluarkan oleh pemerintah tersebut ternyata sangat berdampak sekali terutama pada sektor ekonomi, PSBB yang dilakukan berpengaruh pada produksi distribusi dan konsumsi pangan.

       Ketersediaan pangan dalam negeri berkurang terutama pruduk lokal karena tergerus oleh pruduk luar dan ketika pun ada harganya tidak terjangkau oleh masyarakat menengah kebawah, dan semua disiasati dengan cara mengimpor dari luar ini dianggap solusi yang tepat dan cepat dalam menangani ketahanan pangan dalam negeri.

          Sungguh langkah yang salah ketika kita melakukan impor pangan ini, dengan tanah persawahan, kebun dan juga luas lautan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke itu merupakan persediaan alam yang menumpuk untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, jika saja kita bisa mengelola semua SDA yang ada dengan benar tentu ketahanan pangan tidak akan pernah terjadi, semua ini disebabkan oleh distribusi dan produksi sebagian besar masih dikuasai asing, dari hulu hingga pendistribusian, sedangkan para petani lokal belum bisa konsisten dalam produksi yaitu belum optimalnya sistem pertanian yang terpadu dan mekanisme pertanian belum merata.  Semua itu menyebabkan persediaan dalam negri berkurang, yang akhirnya membuat distribusi dikuasai oleh asing ( luar negri) sebagai mafia kartel yang membuat harga produk menjadi mahal sehingga mempengaruhi daya beli hal ini membuat masyt tidak bisa mengonsumsi produk makanan sehat dan layak yang notabene harganya tidak terjangkau oleh masyarakat menengah kebawah.
            
         Adapun cara untuk menye-lesaikan semua ini yaitu bdengan kembali kepada aturan Allah "Syari'at Islam"  karena Islam sudah memiliki aturan yang komprehensif dan itu pernah dijalankan di masa kekhilafahan, dimana Khalifah aka membangun secara serius kedaulatan pangan serta memperbaiki pengelolaan distribusinya agar semua wilayah bisa tercukupi kebutuhannya baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan meningkatkan level kesejahteraan masyarakat terkhusus hak para petani lokal yang dilindungi untuk penentu suksesnya kedaulatan pangan dari kejahatan para spekulan itulah tugas dari Khalifah sebagai pengurus dan pelindung rakyatnya, sehingga rakyat bisa hidup aman damai dan sejahtera.
Wallahu’alam Bi Shawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak