Kebijakan Buka Tutup Wisata, Membingungkan Rakyat



Oleh : Venti Budhi Hartanti S.Pd.I



Pandemi covid-19 tidak terasa sudah berjalan 1 tahun lebih. Semakin hari jumlah pasien covid semakin bertambah, ini bahkan tidak sebanding dengan jumlah mereka yang sembuh dari virus covid. Tentu ini seharusnya menjadi kekhawatiran bagi kita bersama. Bahkan harus menjadi pemikiran kita semua. 

Seluruh masyarakat juga harus kompak untuk memutuskan mata rantai penyebaran virus covid tersebut. Namun dalam ini tidak hanya masyarakat sebagian tapi seluruh masyarakat dan juga penguasa. Dan yang harus ditekankan di sini bagaimana peran penguasa dalam meriayah atau mengurusi urusan rakyatnya.

Saat ini pemerintah menerapkan perlakuan dilarang mudik semenjak menjelang lebaran Idulfitri 1442 yang baru saja kita rayakan. Termasuk penutupan tempat wisata. Dengan alasan pemutusan mata rantai penyebaran covid. Alih-alih kebijakan pemerintah diterima masyarakat,justru ini mendapat penolakan keras dari masyarakat. 

Dikarenakan masyarakat berpikir pemerintah tidak adil dalam menerapkan kebijakkan. Masyarakat berpikir kenapa kebijakan tersebut diberlakukan menjelang hari raya Idulfitri saja. 

Hari raya agama lain atau pemilihan kepala daerah justru tidak dilarang. Dan yang lebih parahnya lagi pemerintah justru mendatangkan tenaga asing dari china secara besar-besaran. Selain itu 2 kebijakan tadi dilakukan hanya dalam hitungan beberapa minggu saja. Pemerintah seolah tidak memprediksikan membludaknya pengunjung akibat dibukanya tempat wisata.

Akibat kebijakan buka tutup ini, rakyat dirugikan ekonomi dan kesehatan. Kenapa demikian? karena sejatinya dari awal pemerintah juga tidak serius dalam menangani penyebaran virus covid ini. Coba sejak dari awal virus tersebut muncul pertama kali di Wuhan China, Pemerintah Indonesia sudah menerapkan system lockdown terutama untuk negara-negara yang sudah terpapar virus tersebut. Tentunya virus covid tidak akan menyebar di Indonesia seperti sekarang ini. Lagi-lagi rakyat yang menjadi tumbalnya. 

Sehingga seperti saat ini ketika kebijakan buka tutup tempat wisata diberlakukan pada akhirnya rakyat yang jadi korban. Dan pada akhirnya kesehatan masyarakat jadi taruhannya. Penyebaran covid pun tidak bisa dibendung lagi.

Dari sini dapat kita simpulkan sejatinya penguasa tidak serius dalam mengurusi urusan umat. Kita sadari bersama bahwa saat ini kesehatan kita sendiri yang harus bisa menjaga dengan sebaik mungkin. Karena penguasa sangatlah Nampak kedzolimannya terhadap rakyat. 

Kebijakan yang dibuat bukan untuk kepentingan rakyat, tapi hanya menimbang pemasukkan dari PAD dan kepentingan usaha pariwisata. Kurangnya edukasi ke masyarakat tentang bahayanya virus covid tidak merata didapat sampai ke masyarakat kota maupun desa. 

Sekarang dengan dalih demi kemajuan pariwisata, dan membantu perekonomian masyarakat sekitar tempat wisata, kebijakan buka tutup tempat wisata menjadi pilihan yang paling tepat untuk alasan para penguasa. Sungguh takutlah kalian para penguasa dengan azab Alloh. Karena semua perbuatan dan kebijakan kalian kelak akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Wollohu’alam bisawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak