Oleh : Neti Ummu Hasna
Ramadhan pun akhirnya pergi. Menorehkan kesedihan di benak kaum mukmin. Akankah tahun depan bisa bersua kembali? Seuntai doa pun dipanjatkan semoga Allah menerima seluruh amal ibadah kaum muslimin di bulan Ramadhan ini, mengampuni dosa-dosanya dan mempertemukannya kembali dengan bulan Ramadhan tahun depan.
Menjelang hari raya tahun ini kondisi kaum muslimin masih tak jauh beda dengan tahun-tahun sebelumnya. Hari itu seharusnya menjadi hari kemenangan yang dirayakan dengan penuh kegembiraan. Hari itu hari yang fitri yang seharusnya menjadi momen bagi kaum muslim untuk benar-benar bisa kembali ke fitrahnya. Fitrah untuk memurnikan ketauhidan Allah SWT. Kembali kepada aturan-aturanNya dan hanya menghamba kepadaNya.
Namun semua itu masih belum bisa dirasakan sepenuhnya oleh kaum muslimin. Masih banyak kaum muslimin di berbagai belahan dunia yang hidup di bawah cengkeraman kaum penjajah. Mereka merampas hak dan kebebasan serta menginjak-injak kehormatan kaum muslim Palestina, Khasmir, Rohingya, Uighur. Jangankan merayakan kegembiraan di hari raya, mereka harus menanggung derita akibat penjajahan fisik yang mereka alami.
Serangan pemikiran sekuler seperti HAM, nasionalisme, kesetaraan gender pun terus dilancarkan secara bertubi-tubi ke tubuh kaum muslimin. Akibatnya, banyak diantara mereka yang semakin jauh dari Islam dan terpapar Islamopobia. Alhasil predikat sebagai khairu ummah pun semakin memudar.
Itulah yang menjadi salah satu sebab Ramadhan berulang, namun kemenangan hakiki belum bisa dirasakan oleh kaum muslimin. Ibarat tanaman, taqwa yang merupakan buah dari pelaksanaan ibadah puasa di bulan Ramadhan perlu untuk senantiasa dipupuk agar tetap tertanam kuat di tubuh umat.
Kondisi itu hanya bisa terwujud ketika sistem aturan yang melingkupi mereka, mendukung dalam pelaksanaan ketaatan kepada Rabbnya. Namun penjajahan fisik dan terkungkungnya umat dalam sistem sekuler membuat mereka terhalang untuk bisa kembali pada aturan-aturan Allah SWT dan meraih kemenangan hakiki.
Untuk itulah semestinya kaum muslimin dapat merefleksikan momen idul fitri ini untuk meningkatkan ketaqwaan dengan bersungguh-sungguh dalam memperjuangkan tegaknya syariah Islam di muka bumi ini. Kemenangan yang hakiki hanya ketika syariah Islam telah diterapkan dan lenyapnya segala bentuk kesyirikan dan penjajahan. Pada saat itulah kegembiraan Idul Fitri akan benar-benar dapat dirasakan oleh seluruh kaum muslimin karena penderitaan pun akan sirna. Wallahu a'lam bish-showwab