Oleh : Emmy Emmalya
(Pegiat Literasi)
Di saat kaum muslim di belahan dunia lain merayakan hari kemenangan dengan suka cita, umat Islam di Palestina justru merayakan idul fitri dengan suasana mencekam karena diserang oleh Israel laknatullah ‘alaih.
Ditambah lagi dengan kondisi pandemi Covid-19, Israel tetap melakukan serangan ke jalur gaza. Israel benar-benar tidak perduli dengan apapun karena telah terbutakan oleh hawa nafsu keserakahannya untuk memperluas daerah jajahannya.
Salah satu pemicu konflik kali ini adalah kebijakan Israel yang kejam terhadap warga Palestina. Pada masa Ramadan kali ini, pengadilan Israel mengeluarkan putusan kontroversial untuk mengusir warga Palestina dari rumah mereka di Sheikh Jarrah (https://ngopibareng.id/read/israel-mengganas-ini-pemuci-konflik-terbaru-israel-palestina).
Jelas keputusan ini mendapat respon penolakan dan perlawanan dari warga palestina yang tinggal di tempat itu, sehingga menyebabkan bentrokan selama berhari-hari antara warga Palestina dan polisi Israel di kompleks puncak bukit suci di Yerusalem Timur. (Tempo, 12/05/21).
Sheikh Jarrah merupakan lokasi yang sangat dihormati umat muslim. Umat Islam menyebutnya sebagai Al-Haram asy-Syarif (Tempat Suci Mulia).
Derajat yang sama diakui juga oleh komunitas Yahudi. Mereka menyebut situs itu sebagai Temple Mount.
Menurut Analisis Jeremy Bowen, editor isu Timur Tengah
Latar belakang pemicu eskalasi kekerasan saat ini masih tetap sama dengan yang sebelum-sebelumnya. Konflik ini adalah luka terbuka dari perseteruan tak terselesaikan antara komunitas Yahudi dan Arab ( Tempo, 12/05/21).
*Israel Identik dengan Yahudi*
Tatkala berbicara tentang Israel sebagai satu negara, maka berarti kita sedang berbicara tentang Yahudi Israel dan para pendukungnya, baik secara langsung ataupun tidak.
Karena merekalah yang nyata-nyata menjadikan Israel sebagai sebuah negara ekslusif bagi Yahudi. Bahkan dalam piagam pendeklarasian negara mereka disebutkan bahwasanya tujuan pendudukan wilayah Palestina adalah mendirikan satu negara khusus dihuni oleh bangsa Yahudi.
Karena itulah, tidak seorang pun dapat memisahkan Israel dari bangsa Yahudi yang jelas-jelas mendukung tujuan dan ambisi ini, baik dalam negara Israel sendiri maupun di luarnya.
Secara objektif, memang ada beberapa orang Yahudi yang tidak rela dengan siasat yang ditempuh negara Israel berupa pembantaian dan penindasan.
Sayangnya jumlah mereka hanyalah kelompok minoritas yang suaranya hampir tak terdengar atau bahkan wujudnya tak terlihat.
Kaum Yahudi adalah fondasi negara Israel, maka Israel awalnya ialah bangsa Yahudi yang merampas tanah yang bukan milik mereka, lantas mereka mengakuinya sebagai “tanah yang dijanjikan” Allah pada Bani Israil.
Adapun mereka yang tidak mendukung negara Israel, sebenarnya mereka itu tidak berkonflik dengan umat Islam. Bagi mereka agama mereka sendiri, dan bagi kita agama kita sendiri.
Kita ingin semua orang mengetahui bahwa sikap umat Islam terhadap orang-orang Yahudi tak lebih dari sekadar reaksi alami atas permusuhan yang mereka mulai dan nyatakan terhadap kaum muslim palestina khususnya dan dunia pada umumnya.
Kaum Yahudilah yang pertama kali menyulut permusuhan terhadap kaum muslim dengan menduduki Palestina di samping mereka juga melakukan pembantaian dan penangkapan.
Maka adalah suatu yang sangat pantas dan seharusnya umat Islam bersikap jantan dan terhormat dalam membela hak dan tanahnya.
Adalah sikap yang salah ketika tanah kita dirampas, kita malah tunduk, diam dan pasrah terhadap penjajahan Israel.
Atau bahkan ada yang bersikap sok toleran padahal mereka tidak tahu duduk persoalannya.
Alangkah naif jika mengkaitkan permasalahan Israel sebagai isu intoleransi. Karena permasalahan ini sekali lagi terkait dengan pencaplokan tanah milik Palestina oleh Israel.
*Posisi Yahudi dalam Naungan Islam*
Ketika kita merunut sejarah di berbagai fasenya maka niscaya akan mendapati konsep toleransi Islam mengungguli semua konsep serta ajaran yang diusung masyarakat Barat belakangan ini; salah satunya konsep demokrasi, kebebasan dan kesetaraan.
Bahkan Nabi Muhammad Saw senantiasa menunjukkan sikap yang tegas dan keras dalam masalah toleransi ini, suatu sikap yang belum bisa dimiliki atau ditanamkan oleh negara modern sekalipun ke dalam jiwa warga negaranya ketika menyikapi komunitas yang berbeda-beda.
Rasulullah Saw menegaskan : “Siapa saja yang menyakiti seorang dzimmi (non-muslim yang tinggal di negara Islam), maka aku akan menjadi musuhnya.”
Oleh karena itu dalam rentang sejarah peradaban Islam akan kita dapati berbagai kondisi yang membuktikan adanya konsep toleransi tersebut. Dan hakikat ini tidak akan ditentang oleh mereka yang mau bersikap objektif dan menggunakan akal sehatnya.
Berkaitan dengan yahudi, keadaan mereka di dalam negara Islam pun diperlakukan sesuai dengan prinsip dan ajaran Islam yang toleran. Selama masa pemerintahan Islam, hak-hak kaum yahudi berada dalam jaminan negara Islam.
Banyak orang Yahudi yang diberikan posisi yang tinggi di berbagai bidang. Bahkan ada yang berhasil menduduki jabatan kementerian di Andalusia.
Hal itu diakui langsung oleh tokoh Yahudi yang objektif dan sejarawan mereka (ensiklopedi Yahudi, karya Dr. Thariqas-Suwaidan, hal. 23).
Perlakuan baik kaum muslim terhadap Yahudi ini malah dibalas dengan pengkhianatan, mereka mengusir dan merampas tanah milik kaum muslim dengan cara membantai. Laknatullah’alaih
Yahudi melakukan pengusiran dengan cara kekerasan terhadap Palestina ini dari 1948 hingga saat ini dan wilayah mereka semakin meluas.
Untuk bisa mengakhiri agresi Israel ke Palestina ini tentu tak bisa hanya sebatas kecaman dari berbagai kalangan atau pun sebatas bantuan makanan dan obat-obatan saja. Karena semua itu tidak bisa menghentikan keberingasan Israel.
Satu-satunya cara untuk menghentikan penjajahan Israel adalah dengan bersatunya kaum muslimin dan mengirim bantuan militer untuk mengusir Israel dari bumi Palestina.
Institusi yang bisa mempersatukan kaum muslimin tersebut hanyalah Khilafah Islamiyah. Hanya dengan kekuatan sebuah negaralah Israel bisa dienyahkan dari bumi Palestina.
Untuk itu bersegeralah kaum muslim untuk mewujudkannya agar kaum muslim Palestina bisa segera terlepas dari penjajahan zionis Israel.
Semoga Allah memberikan kekuatan dan kesabaran pada umat Islam di Palestina serta diberikan pahala yang besar dalam mempertahan tanah milik kaum muslim.
Tags
Opini