ASEAN Makin Terjerat Kepentingan Negara Kapitalis



Oleh : Anis Nofitasari


Siapa yang tak kenal dengan ASEAN ? Perhimpunan bangsa-bangsa  Asia Tenggara atau yang lebih populer dengan sebutan Association of Southeast Asian Nations merupakan sebuah organisasi geopolitik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. 

Pembentukan ASEAN dilatarbelakangi antara lain oleh adanya pengaruh negatif krisis ekonomi yang menimpa negara-negara anggota ASEAN pada tahun 1997 dan timbulnya beberapa isu global yang mengganggu stabilitas di kawasan ASEAN. Hal itu mendorong ASEAN berinisiatif untuk menciptakan kawasan yang memiliki daya tahan ekonomi. Dari situ, ASEAN berkomitmen kuat untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara yang damai, aman, stabil dan sejahtera.

Dilansir dari VIVA.co.id pada Rabu, 5 Mei 2021, negara-negara G7 (Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, AS) berkumpul bersama negara undangan yakni Australia, India, Republik Korea, Afrika Selatan, dan ketua ASEAN. 

Pertemuan G7 ini dianggap bersejarah lantaran menjadi simbol aliansi dan kemitraan dengan kawasan Indo-Pasifik berarti mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim, COVID-19, pelanggaran hak asasi manusia, masyarakat terbuka, ketidaksetaraan gender, dan kerawanan pangan adalah hal yang mungkin untuk dilakukan. Layaknya difahami, ini adalah penyerahan diri ASEAN terhadap kepentingan negara kapitalis barat. Secara tidak langsung akan menjadi negara boneka yang dilibatkan karena unsur kepentingan semata.

Masih dilansir dari VIVA.co.id, duta besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan bahwa keterlibatan ASEAN pada pertemuan tersebut mencerminkan langkah perubahan Inggris dalam keterlibatannya dengan Indo Pasifik. Selain itu Owen juga menegaskan bahwa Inggris yang menjadi tuan rumah G7 tahun ini yakin akan bisa memberikan kemajuan besar.

"Dari keahlian Inggris di bidang ilmiah dan genomic yang terkemuka di dunia, pengembangan vaksin COVID-19  yang menyelamatkan jiwa dan kepemimpinan dalam menetapkan target paling ambisius untuk mengatasi emisi iklim dari ekonomi besar. Inggris memiliki banyak hal untuk ditawarkan kepada G7 untuk dunia,"ujar dia.

Dari situ, kita ketahui bahwasanya apapun yang terjadi, baik sebuah permasalahan sosial global maupun kesehatan, akan dimanfaatkan untuk dijadikan ladang bisnis bagi siapapun yang mencengkeram kapital tebal. Bukan kemaslahatan yang akan didapat, tapi hegemoni kapitalis yang akan menguat. 

ASEAN akan terjerat oleh kepentingan yang berbalut kepedulian. Hal itu terjadi karena pola prinsip organisasi yang tidak didasarkan pada kebenaran yang melandaskan iman. Namun dilandaskan pada akal manusia yang bercabang pada kaidah berfikir yang berbeda. Dimana kita tau bahwa demokrasi lah prinsip yang dicekal oleh organisasi global dan internasional. Maka suara terbanyak lah yang akan menang. Bukan pendapat agama yang menjadi pedoman manusia, namun pendapat-pendapat manusia yang menjadi pertimbangannya tanpa ada ujungnya. 

Dari situlah seharusnya manusia sadar akan keterbatasannya, dan dari situ pula seharusnya tanpa pengkajian berulang dan tanpa ragu segala sesuatu harus didasarkan pada pedoman agama Islam. Dengan Islamlah segala permasalahan akan terselesaikan Karena berprinsip pada kemaslahatan, bukan kemanfaatan. Semoga aturanNya dapat terealisasikan di segala penjuru dunia, baik pada bidang sosial, kesehatan, perekonomian, dan yang lainnya. Aamiin. Wallahu A'lam Bisshowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak