Tarhib Ramadan




Oleh : Ummu Aimar


Setiap kali menjelang datangnya Bulan Suci Ramadhan, Allah pun menghiasi surga-surga-Nya dengan berbagai cahaya keindahan. Dari berbagai redaksi hadits tentang keutamaan dan kemuliaan bulan Ramadhan, salah satu hadits meriwayatkan bahwasanya Allah memerintahkan para malaikat serta bidadari-Nya untuk menghiasi surga-surga dengan cahaya gemerlapan demi memuliakan bulan suci Ramadhan.

“Kita bisa membayangkan sekiranya kita menghiasi rumah kita dengan berbagai hiasan tentunya menunjukkan tamu itu orang yang sangat kita dambakan dan muliakan. Bukan hanya sekedar hiasan dekorasi, boleh jadi kita akan menyajikan makanan dan minuman terbaik dan terlezat yang mampu kita hidangkan,” kata Ustaz Dr Miftah el-Banjary dalam tausiyah singkat yang diterima SINDOnews.
Jumat, (11/5/2018 https://kalam.sindonews.com/berita)

Sebagai umat muslim, kita sudah sepatutnya
bergembira dan bersiap menyambut datangnya bulan ramadan adalah perintah syara. Bahkan seluruh muslim di penjuru dunia menyambut bulan yang agung dan penuh ampunan ini dengan suka cita dan bahagia karna akan segera tiba.

Namun, situasi Ramadhan tahun ini dan tahun lalu berbeda dibandingkan tahun sebelumnya atau sepanjang perjalanan Ramadhan yang dilalui umat muslim selama ini. Karna saat ini kita tertimpa situasi pandemi virus corona, masyarakat diimbau untuk banyak berdiam diri di rumah, bahkan untuk shalat tarawih pun ada aturannya. Hingga suasa ramadhan terlihat berbeda untuk ramadhan tahun ini.

Banyak yang berharap situasi wabah virus corona segera berakhir, dan berharap Ramadhan bisa berlangsung seperti tahun-tahun sebelumnya.
Karna di tahun ke dua kita akan berpuasa di tengah pandemi yang belum kunjung reda hingga saat ini.

Dan saat kita dihadapkan pada situasi yang penuh kewaspadaan ini, Ramadhan datang tanpa bisa ditunda. Kita wajib melaksanakannya. InsyaAllah Ramadhan datang membawa keberkahan bagi setiap umatnya. Di tengah daruratnya pandemi di negeri ini, kita harus menyambutnya dengan gembira dan lapang dada. Karna memang itu sudah ketetapan Allah.
Kita harus menyambut Ramadhan dengan suka cita. Karna bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat dirindukan kedatangannya dan disayangkan kepergiannya.

Bulan Ramadhan adalah bulan sabar, harus lebih kita tingkatkan dalam melaksanakan ketaatan, menahan kemaksiatan, serta dalam menghadapi musibah / wabah sekarang ini. Rasulullah SAW bersabda:
"Inilah (Ramadhan) bulan kesabaran dan ganjaran bagi kesabaran yang sejati adalah surga." (HR Ibnu Khuzaimah).

Selain itu, dalam menyambutnya anggaplah Ramadhan sebagai ladang amal. Berorientasi dari berpuasa, bersedekah, berdzikir, serta membaca Al-Quran. Di tengah pandemi, alangkah indahnya ketika kita bisa saling berbagi dan sesama sesama yang terdampak disekitar kita.

Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang telah Allah jadikan puasa sebagai fardhu. Bulan yang siapa saja mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan kebajikan, mak ia mengerjakan fardhu di bulan yang lain dan barang siapa melakukan fardhu, maka ia dengan sepuluh fardhu di bulan lain.

Ramadhan adalah bulan rahmat, memberikan pertolongan dan bulan dimana Allah akan menambah rizki mukmin. Bulan yang siapa memberi makanan berbuka, maka batasan ada ampunan dari Allah bagi dosa-dosanya dan kebebasan dirinya dari neraka.

Bulan Ramadhan adalah bulan ketaatan. Ramadhan juga adalah bulan pengorbanan di jalan Allah. Di dalamnya setiap muslim dituntut untuk berkorban dengan menahan rasa lapar dan dahaga demi meraih derajat takwa. Takwa adalah puncak hikmah dari ibadah shaum pada bulan Ramadan. Perwujudan takwa secara individu adalah dengan melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Adapun perwujudan takwa secara menyeluruh adalah dengan menerapkan syariah secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan.

Maka, puasa Ramadhan itu kurang dari, jika tidak ditindaklanjuti oleh pelaksanaan syariah secara kaffah dalam kehidupan, karena justru di situlah sebenarnya wujud ketakwaan yang hakiki.

Maka kepada seluruh umat Islam agar mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya:

Pertama, secara ruhiyah (spiritual) dengan memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan ini. Para ulama di masa lalu sangat memperhatikan pelaksanaan semua amal yang pada bulan Sya'ban. Sejak memasuki bulan Sya'ban, misalnya, mereka telah memperbanyak membaca al-Quran, menelaah dan memahami isinya dan men-tadabburi kandungannya. Bahkan Habib ibn Abi Tsabit, Salamah bin Kahil dan yang lain menyebut bulan Sya'ban ini sebagai Syahr al-Qurân.

Kedua, secara fikriyah (intelektual) dengan mengkaji kembali seluruh tuntunan berkenaan dengan puasa Ramadhan, serta menggembirakan hati menyambut kedatangan bulan Ramadhan ini agar dapat melaksanakan puasa Ramadhan dengan khusyu 'dan penuh penghayatan sehingga seluruh hikmah puasa dapat ditangkap dengan baik.

Rasulullah dan para shahabat sangat bersemangat tiap kali menyambut datangnya bulan Ramadhan. Mereka dengan sangat serius mempersiapkan diri agar bisa memasuki bulan Ramadhan dan melakukan segala amalan di dalamnya penuh keimanan, keikhlasan dan kesungguhan. Keberhasilan kita dalam menjalani shaum Ramadhan hingga akhirnya dapat meraih sukses, sejauh mana kita mempersiapkan diri.

Ketiga, Secara jasadiyah (fisik), dengan memperbanyak riyadhah, yaitu latihan, seperti puasa sunnah di bulan Sya'ban. Maka kepada pemerintah untuk sungguh-sungguh memperhatikan situasi dan kondisi politik, ekonomi dan budaya agar tetap kondusif sehingga umat Islam dapat melaksanakan puasa Ramadhan sebaik-baik. Tempat-tempat maskiat mestinya ditutup, bukan hanya selama Ramadhan, bahkan mestinya juga di luar bulan Ramadhan. Sebagai tempat dihadirkan tempat-tempat hiburan yang sehat, yakni halal dimana di dalamnya tidak terdapat perkara yang dilarang oleh Islam (pornografi dan pornoaksi, miras, narkoba, zina, pergaulan bebas.

Bahkan sebaliknya, suasana Ramadhan yang juga disebut syahrul jihad (bulan jihad) harus mampu memberikan suntikan semangat dan keteguhan untuk berpegang teguh kepada Islam, serta lebih giat lagi melakukan amar ma'ruf nahi mungkar dan berjuang demi terwujudnya kehidupan Islam melalui tegaknya kembali syariah dan khilafah di muka bumi.

Namun saat ini kita hidup tanpa perisai, tidak adanya pelindung, tidak adanya kepemimpinan islam dan tidak diterapkannya syriat islam. Hingga derita umat makin berkepanjangan setelah 100 tahun tiada kepemimpinan Islam. Kita menginginkan kepemimpinan dijaman Rasulullah saw. Hidup dalam kedamaian, kesejahteraan dan kemaslahatan. Yang setiap kali ada masalah mempunyai solusi yang tuntas. Kehidupan pun diatur oleh syariat hingga kehidupan ini mendapatkan kehidupan yang hakiki.

Saatnya kita semua untuk bermuhasabah. Maka ramadan tahun ini harus lebih ‘istimewa’ dalam perjuangan kita sebagai hamba Allah. Untuk lebih giat dalam mendakwahkan syariat islam. Mengajak pada kebaikan dan mencegah pada keburukan.

Maka kita harus menyiapkan diri untuk mengarahkan energi selama ramadan untuk lebih utuh memahami Islam dan menebar kesadaran untuk segera memperjuangkan tegaknya Islam kaffah . Bahwa momen ramadhan tahun ini untuk memperkuat akidah kita dibulan suci Ramadan sebagai renungan untuk bersegara menegakan syariat islam di negeri ini. 

Wallahu alam bi as-shawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak