Suka Duka Corona



Oleh: Watik Handayani, S.Pd.


Corona adalah virus yang  telah mematikan manusia dalam jumlah  yang banyak dan menjadi musibah atau ujian bagi umat Muslim. Tentu saja, sebagai kaum Muslim khususnya  akan mengalami suka duka  dalam menghadapi masalah ini. 

Namun, dirasa akan sangat banyak dukanya daripada sukanya. Sukanya ada banyak bantuan  BLT yang diberikan oleh pemerintah kepada rakyatnya, tapi sayangnya tidak merata keseluruhan.  

Ternyata bagian terpencil di Nusantara tak terjangkau bantuan sembako. Namun, yang mendapatkan sembako pun tak lepas harus bersusah mengantre dan berdesakan. Bahkan, hasilnya pun ada juga yang sudah  tak wajar dikonsumsi, seperti beras berkutu. 

Namun, mau tak mau rakyat  harus menerimanya karena sangat membutuhkan makanan untuk bertahan hidup. Rakyat pun hanya pasrah dengan menunggu bantuan, selama tidak beracun masih bisa dimakan. Adapun  bantuan yang layak tapi banyak syarat dan itu dijadikan sebuah ajang politik negara. 

Banyak  pula perusahaan yang gulung tikar tak mampu melanjutkan usahanya. Mengakibatkan  menjadi bertambahnya pengangguran, tak luput kemiskinan  pun bertambah. Sehingga semua bahan pangan jadi imbasnya. Harga mahal semua kebutuhan hidup susah didapatkan. 

Bahkan, politik luar negeri  ajang memeras bangsa, untuk tetap menerima impor dari luar. Menyebabkankan petani Indonesia banyak yang juga terdampak corona yang seharusnya tidak berpengaruh terhadap tanaman. 

Bagaimana akan bisa membangun bangsa dan dapat menyelesaikan masalah, jika politik kotor  tetap dijalani manusia yang tak bertanggung jawab. 
Sebenarnya berpolitik itu dianjurkan dalam Islam. Tapi politik yang dapat membangun negara dan peradaban masa depan. Bukan hanya untuk meraup keuntungan semata. Ternyata banyak yang memanfaatkan keadaan dengan kekurangan menjadi ajang pembagian bantuan bersyarat yang merugikan. 

Padahal berpolitik itu dalam Islam dijadikan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang, ekonomi, pendidikan, hukum, kesehatan dan lain sebagainya. Maka seorang Muslim wajib mengetahui fungsinya untuk dapat diterapkan pada dirinya. Tak luput juga untuk masyarakat dan negara, sebagai persatuan umat dalam menjalankan keadilan. 

Negara Islam dimasuki pemikiran Barat menjadi condong pada hukum Barat dan lupa akan hukum Allah SWT. Islam dengan Islam di adu domba dengan hal yang sunah. Padahal yang harus diwajibkan penerapan hukum Islam yang sempurna berdasarkan syariah. 

Maka kewajiban kita seorang Muslim harus mempelajari semua ilmu Islam. Dan menjadi   amal dalam kehidupan, baik untuk diri dan orang lain. Tetap semangat menuntut ilmu dunia untuk akhirat. Karena Allah memberikan cobaan sebatas kemampuan masing-masing manusia, supaya kita tetap bersyukur dalam keadaan apapun, ikhlas, sabar dan semangat berjuang untuk kemerdekaan bersama.[]

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak