Oleh Cahaya Septi
Penulis dan Aktivis Dakwah
Ramadan 1442 H yang jatuh pada hari Selasa 12 April 2021 telah tiba. Kita sebagai umat muslim tentu saja menanti momen ini karena hanya satu tahun sekali. Rasulullah saw bersabda:
“Sungguh telah datang bulan Ramadan yang penuh keberkahan. Allah mewajibkan kalian berpuasa di dalamnya. Di dalamnya pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan (Lailatul Qadar). Siapa saja yang terhalangi (untuk mendapatkan) kebaikan malam itu maka sungguh dia telah dihalangi (dari keutamaan yang agung)." (HR Ahmad dan an-Nasa’i)
Imam Ibnu Rajab berkata, “Bagaimana mungkin orang yang beriman tidak gembira saat pintu-pintu surga dibuka? Bagaimana mungkin orang yang pernah berbuat dosa (dan ingin bertobat serta kembali kepada Allah Swt) tidak gembira saat pintu-pintu neraka ditutup? Bagaimana mungkin orang yang berakal tidak gembira saat setan-setan dibelenggu?.” (Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathaif al-Ma’arif, hlm. 174)
Ada 9 keutamaan Ramadan yaitu:
1. Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diwajibkan puasa agar manusia meraih takwa (Lihat QS. al-Baqarah [2]: 183.
2. Bulan turunnya Al-Quran (QS. al-Baqarah [2]: 185).
3. Bulan pengampunan dosa.
4. Bulan pembebasan dari neraka.
5. Bulan kedermawanan.
6. Di dalamnya pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.
7. Bulan pengabulan do'a.
8. Bulan dilipat gandakan pahala.
9. Di dalamnya terdapat Lailatul Qadar.
Banyak ragam keutamaan puasa di bulan Ramadan tidak mungkin kita untuk menyia-nyiakannya. Maka dari itu kita harus menjalani Ramadan dengan sebaik mungkin. Rasulullah saw. bersabda:
“Betapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak mendapatkan apa-apa, kecuali lapar dan dahaga." (HR. Ahmad)
Ada 4 hal yang kita harus persiapkan ketika Ramadan menyapa, yaitu:
Pertama: Bertobat dan mensucikan diri. Ramadan adalah bulan suci. Sudah selayaknya bulan suci disambut juga dengan kesucian jiwa kita.
Kedua: Bersyukur kepada Allah Swt. karena kita masih diberi kesempatan untuk berjumpa kembali dengan Ramadan.
Ketiga: Meningkatkan kapasitas ilmu. Setiap muslim diwajibkan membekali diri dengan ilmu ketika hendak beribadah dan beramal. Harapannya agar amal ibadah yang dilakukan diterima oleh Allah Swt. Demikian halnya ibadah pada bulan Ramadan, terutama puasa.
Keempat: Membulatkan niat dan memiliki himmah ‘aliyah (cita-cita tinggi) untuk berusaha memperbaiki perkataan dan perbuatan, bersungguh-sungguh dalam ketaatan, menghidupkan bulan Ramadan dengan amal shalih dan berpuasa dengan sebenar-benarnya.
Allah Swt. berfirman:
“Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia serta penjelas dari petunjuk (tersebut) dan pembeda (antara haq dan batil)." (TQS. al-Baqarah [2]: 185)
Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan pada bulan ini pun berkaitan dengan Al-Quran: membaca, memahami dan merenungkan Al-Quran. Tentu di atas semua ini adalah mengamalkan Al-Quran. Karena itu pula, hal yang paling tercela di bulan ini adalah meninggalkan Al-Quran (hajr Al-Qur’an), baik dengan tidak membaca dan mempelajari Al-Quran, apalagi tidak mengamalkan Al-Quran. Terkait itu nabi bersabda:
“Shalat lima waktu, shalat Jumat hingga shalat Jumat berikutnya, dan Ramadan hingga Ramadan berikutnya dapat menghapus dosa-dosa yang terjadi di antara keduanya selama dosa-dosa besar ).”
Hadits di atas dapat kita artikan bahwa Allah Swt. tidak sudi menerima puasa kita jika kita masih berkeyakinan dan mengamalkan apa yang melenceng dari kebenaran. Sekularisme yang menyatakan kehidupan tidak harus atau tidak boleh diatur dengan Islam adalah yang nyata. Jika kita masih mengamalkan sekularisme sebagai derivasi dari paham kapitalisme, saat itu pula puasa kita terancam akan sia-sia belaka.
Maka, di bulan yang penuh rahmat ini, selain menjalani ibadah ritual yang telah diwajibkan yakni puasa Ramadan, juga menjadi kesempatan mulia bagi kita untuk meningkatkan perjuangan mengembalikan tatanan kehidupan yang berlandaskan syari'at Islam.
Wallahu a’lam bi ash-shawab
Tags
Opini