Menyambut Bulan Suci Ramadhan



Oleh: Hamnah B. Lin

          Siapa yang tidak bergembira dengan datangnya bulan istimewa ini. Tinggal menghitung hari dengan jari Ramadhan segera datang. Sudah selayaknya kita bergembira. Tentu karena bulan Ramadhan adalah bulan yang agung. Bulan yang penuh dengan kemuliaan dan keberkahan. 

Rasulullah saw. bersabda saat Ramadhan menjelang:
"Sungguh telah datang bulan Ramadhan yang penuh keberkahan. Allah mewajibkan kalian berpuasa di dalamnya. Di dalamnya pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan (Lailatul Qadar). Siapa saja yang terhalangi (untuk mendapatkan) kebaikan malam itu maka sungguh dia telah dihalangi (dari keutamaan yang agung)."(HR Ahmad dan an-Nasa’i).

Mengomentari hadis di atas, Imam Ibnu Rajab berkata, “Bagaimana mungkin orang yang beriman tidak gembira saat pintu-pintu surga dibuka? Bagaimana mungkin orang yang pernah berbuat dosa (dan ingin bertobat serta kembali kepada Allah SWT) tidak gembira saat pintu-pintu neraka ditutup? Bagaimana mungkin orang yang berakal tidak gembira saat setan-setan dibelenggu?” (Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathâif al-Ma’ârif, hlm. 174).

          Setidaknya ada 9 (sembilan) keutamaan Ramadhan. 

Pertama : Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diwajibkan puasa agar manusia meraih takwa (QS al-Baqarah [2]: 183).

Kedua : Bulan turunnya al-Quran (QS al-Baqarah [2]: 185).

Ketiga : Bulan pengampunan dosa . Rasulullah saw. bersabda: "Siapa saja yang berpuasa pada Bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR al-Bukhari dan Muslim). 

Keempat : Bulan pembebasan dari neraka . Nabi saw. bersabda: "Bagi Allah banyak orang-orang yang dimerdekakan dari Neraka. Hal itu terjadi setiap malam ".(HR at-Tirmidzi dan Ibn Majah).

Kelima : Bulan kedermawanan . Di dalam suatu hadis dinyatakan: "Rasulullah saw. adalah orang yang paling dermawan. Beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan…". (HR al-Bukhari dan Muslim). 

Keenam : Di dalamnya pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Rasulullah saw. bersabda: "Jika Ramadhan telah tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu". (HR al-Bukhari dan Muslim). 

Ketujuh : Bulan pengabulan doa . Hal ini dapat dipahami dari firman Allah SWT dalam QS al-Baqarah di sela-sela menjelaskan tentang hukum-hukum puasa (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 186).

Kedelapan : Bulan dilipatgandakan pahala . Rasulullah saw. bersabda: "Umrah pada bulan Ramadhan setara dengan satu kali haji". (HR Ibn Majah dan at-Tirmidzi).

Kesembilan : Di dalamnya terdapat Lailatul Qadar . Rasulullah saw. bersabda: "Sungguh bulan ini (Ramadhan) telah hadir di tengah-tengah kalian. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa saja yang terhalangi dari malam itu, sungguh dia telah terhalangi dari kebaikan secara keseluruhan. Tidaklah terhalangi dari kebaikannya kecuali seorang yang rugi". (HR Ibn Majah).

          Begitu banyak keutamaan Ramadhan, maka sungguh merugi jika kita tidak berusaha sungguh-sungguh untuk meraih beragam keutamaan tersebut. Menyiapkan diri sebaik mungkin untuk menyambut dan menjalankan berbagai ibadah di dalam bulan Ramadhan. Dengan begitu kita tidak termasuk orang yang disabdakan Rasulullah saw., “Betapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak mendapatkan apa-apa, kecuali lapar dan dahaga.” (HR Ahmad).

         Setidaknya ada empat hal yang perlu disiapkan untuk menyambut kedatangan Ramadhan. 

Pertama : Bertobat dan mensucikan diri. Ramadhan adalah bulan suci. Sudah selayaknya bulan suci disambut juga dengan kesucian jiwa kita, yakni dengan membersihkan diri dari segala dosa dan kemaksiatan. Apalagi semua yang terjadi di tengah-tengah kehidupan kita saat ini—musibah, bencana, wabah, sempitnya kehidupan kita dan hilangnya keberkahan hidup—tentu tidak dapat dilepaskan dari dosa-dosa kita. 

Kedua : Bersyukur kepada Allah SWT karena kita masih diberi kesempatan untuk berjumpa kembali dengan Ramadhan. Betapa banyak saudara-saudara kita, di sepanjang 2020-2021 hingga menjelang bulan Ramadhan ini, yang dipanggil oleh Allah SWT.

Ketiga : Meningkatkan kapasitas ilmu. Setiap Muslim diwajibkan membekali diri dengan ilmu ketika hendak beribadah dan beramal. Harapannya agar amal ibadah yang dilakukan diterima oleh Allah SWT. Demikian halnya ibadah pada bulan Ramadhan, terutama puasa. Kita harus mengetahui rukun dan hal-hal yang dapat merusak ibadah puasa. Apalagi mencari ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim (HR al-Bukhari).

Keempat : Membulatkan niat dan memiliki himmah ‘aliyah (cita-cita tinggi) untuk berusaha memperbaiki perkataan dan perbuatan, bersungguh-sungguh dalam ketaatan, menghidupkan bulan Ramadhan dengan amal shalih dan berpuasa dengan sebenar-benarnya. 

         Ramadhan juga bulan diturunkannya Alquran, sebagaimana firman Allah SWT, yang artinya: "Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia serta penjelas dari petunjuk (tersebut) dan pembeda (antara haq dan batil)". (TQS al-Baqarah [2]: 185).

         Karena itu Bulan Ramadhan identik dengan Bulan al-Quran. Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan pada bulan ini pun berkaitan dengan al-Quran; membaca, memahami dan merenungkan al-Quran. Tentu di atas semua ini adalah mengamalkan al-Quran. Karena itu pula, hal yang paling tercela di bulan ini adalah meninggalkan al-Quran, baik dengan tidak membaca dan mempelajari al-Quran, apalagi tidak mengamalkan al-Quran. 

          Tetapi fakta telah berbicara, nyatanya di negeri yang mayoritas beragama Islam ini, untuk mengamalkan isi Alquran, betapa luar biasa tantangannya, mulai dari dituduh teroris, jihadis, intoleransi, pengikut aliran ekstrim, radikal dan seterusnya. Sungguh kelancangan besar jika Alquran dituding sebagai sumber dari semua aksi teroris. Sungguh fitnah keji, jika para penerap Alquran dituduh intoleransi. Inilah yang terjadi saat ini.

          Hal ini karena mayoritas negara-negara di dunia bahkan Indonesia tidak menerapkan Alquran sebagai sumber hukum negaranya. Mereka telah menerapkan aturan Kapitalis-sekuler, dimana agama (red: Islam) dipinggirkan dari kancah kehidupan, agama hanya mengurusi ibadah mahdah ( shalat, puasa, zakat, haji ), diluar itu agama tidak boleh turut campur.

         Maka tak heran jika negeri ini tak lekas beranjak dari berbagai permasalahan yang pelik, karena Allah SWT telah mencabut keberkahan dari negeri ini, akibat lalai dan acuhnya penguasa terhadap hukum Allah SWT, yakni Alquran dan Assunah.

          Sebagai manusia yang lemah, yang fitrahnya membutuhkan kepada yang kuat, yakni Allah SWT, sudah sepatutnya untuk kita bertaubat dan kembali kepada Allah SWT. Kembali mendengar dan menjalankan setiap perintah dan menjauhi setiap laranganNYA. Memeluk Islam secara total ( Kaaffah ) dengan aturan Islam sebagai agama universal bagi seluruh manusia. 

         Maka melalui moment Ramadhan ini, waktunya kita untuk kembali kepada Allah SWT, dan tidak akan pernah kembali melakukan kemaksiatan meski Ramadhan telah berlalu, kemaksiatan terbesar adalah tidak menerapkan isi Alquran.

WalLâh a’lam bi ash-shawâb .

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak