Menilik Keterlibatan Perempuan dalam Pusaran Terorisme





Penulis :Ike Marliana
(Pemerhati Sosial dan Generasi)


Komnas Perempuan mengutuk keras aksi terorisme yang memanfaatkan kaum perempuan, terutama kalangan muda. Komnas Perempuan juga mengutuk jika ada aksi teror yang melibatkan anak.
"Tentu saja Komnas Perempuan dan lembaga lain mengutuk keras terhadap terorisme terhadap kemanusiaan yang saat ini menyasar Mabes Polri setelah menyasar saudara kita di Makassar. Sesungguhnya kita mengutuk lagi ketika aksi terorisme itu memanfaatkan kelompok rentan, yaitu perempuan dan anak," kata Komisioner Komnas Perempuan, Imam Nakha'i, kepada wartawan, Rabu ( detiknews, 31/3/2021).


Peneliti hukum dan HAM LP3ES sekaligus dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang Milda Istiqomah mengatakan, ada peningkatan tren aksi teror yang melibatkan perempuan dalam beberapa tahun terakhir. Dalam kurun waktu sepuluh tahun (2001-2020), jumlah tahanan perempuan terkait aksi terorisme di seluruh Indonesia mencapai 39 orang. "Dalam dua tahun terakhir, di 2018 itu ada 13 orang perempuan yang terlibat dalam aksi terorisme di Indonesia," kata Milda dalam diskusi virtual tentang Terorisme, HAM, dan Arah Kebijakan Negara yang diadakan oleh LP3ES, Jumat (2/4/2021).


"Setahun berikutnya, ada peningkatan 15 orang. Sayangnya pada 2020 belum mendapat laporan dari BNPT," sambungnya. "Perempuan-perempuan dalam kategori ini mereka tidak hanya berfungsi sebagai perekrutan, tapi juga sebagai alat propaganda, karena mereka memang berada di bawah radar," jelas dia (KOMPAS.com. 03/4/2021).


Mengapa Melibatkan Perempuan? terorisme ini merupakan suatu rekayasa untuk memojokkan Islam. Pelibatan perempuan dalam berbagai aksi teror hakikatnya merupakan salah satu bentuk upaya kriminalisasi yang bertujuan untuk menciptakan teror yang lebih kuat. Sebab, perempuan yang dikenal sebagai pihak yang lemah, telah berani untuk melakukan pengeboman.


Efeknya adalah munculnya ketakutan secara menyeluruh terhadap kaum muslimin, bukan hanya laki-lakinya saja, tetapi juga perempuan, karena sama-sama berjiwa “teroris”. Inilah yang diinginkan siapa pun yang berada di balik layar skenario pengeboman ini.


Islam Tak Pernah Mengajarkan Terorisme! Bila radikalisme diidentikkan dengan bom bunuh diri, aksi teror, dan kekerasan di tengah massa, maka radikalisme yang seperti ini layak untuk ditinggalkan. Pasalnya, ajaran Islam tentang jihad yang dianggap sebagai pemicu munculnya aksi radikalisme, jauh dari gambaran tersebut.


Jihad dalam ajaran Islam memiliki makna syara’, yakni pengerahan seluruh kemampuan dan tenaga dalam berperang di jalan Allah, baik dengan jiwa, harta, lisan, ataupun yang lainnya (Al Kasani dalam kitab Bada’i as-Shana’i).


Solusi Terorisme pada Perempuan
Merupakan tugas dari seluruh pihak yang terkait dengan dakwah untuk mengajarkan umat tentang Islam kafah, menanamkan akidah yang lurus, dan membentuk kepribadian Islam. Juga mengajarkan bahwa makna toleransi adalah “lakum dinukum waliyadiin”; mengajarkan untuk menerima pluralitas tetapi menolak pluralisme; dan mengajarkan untuk menerima Islam secara keseluruhan dan memperjuangkannya, bukan menerima sebagian dan menolak sebagiannya.


Islam kaffah yang seperti ini tentu tidak bisa dikatakan sebagai Islam radikal dengan makna terorisme. Perempuan yang dididik dengan Islam kaffah akan menjadi ibu yang salihah, menjaga kehormatan dirinya, mendidik anak dan keluarganya dengan benar, menjadikan keluarganya sebagai basis bagi dakwah Islam dan ikut menjaga kebaikan di masyarakatnya. Sedangkan faktor lain seperti ketakadilan ekonomi, hukum, dan seterusnya, persoalan ini tidak akan mampu dihilangkan selama diterapkannya sistem kapitalisme.


Hanya Islam yang mampu memberikan solusi sempurna, karena syariat Islam diturunkan dari sang Maha Pencipta, yang mengetahui secara detail karakter ciptaan-Nya dan apa yang terbaik bagi mereka. Maka, tak perlu takut menjadi radikal dalam makna menjalankan Islam secara kafah. Justru inilah yang akan mengantarkan perempuan menjadi ibu yang melahirkan umat terbaik bagi manusia. In syaa Allah.

Sebagaimana firman Allah Swt. yang artinya, “Kalian (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh berbuat yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS Ali Imran[3]: 110).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak