Oleh : Ummu Hanif (Pemerhati Sosial Dan Keluarga)
Dunia anak kembali disorot. Setelah pendidikan tidak benar - benar mempersiapkan mereka dengan kesungguhan, bahkan frasa agama pun dijauhkan dari rancangan arah pendidikan, kini akhlak mereka digadaikan dengan dunia tipuan. Aqidah mereka pun dihancurkan demi rupiah yang tak seberapa. Mereka diperdaya, demi memperoleh uang tanpa waktu lama.
Praktik prostitusi online yang menjajakan anak di bawah umur dengan lokasi transaksi di dalam kamar apartemen,marak terjadi ibukota. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta secara khusus kepada pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk meningkatkan pengawasan terhadap apartemen. (viva.co.id, 8/4/2021)
Tidak hanya di ibukota, kota kecil sekelas Blitar pun, tidak ketinggalan. Dan penulis yakin, kota - kota kecil lainnya pun tidak jauh berbeda. Hanya belum ter blow-up media saja. Sebagaimana yang dilansir detik.com, bahwa praktik prostitusi online berkedok salon telah terbongkar di Blitar. Polisi melakukan penggerebekan dan mendapati dua pasangan di dalam dua kamar. Ironisnya, prostitusi online ini melibatkan para pelajar. Mereka diiming-imingi dibelikan gawai terbaru. Untuk bisa mencicil pembayaran gawai itu, para pelajar ditawari melayani lelaki hidung belang. (Www.detik.com, 8/4/2021)
Pemberitaan media yang masih terus menyoroti terjadinya prostitusi anak, menandakan belum ada sanksi tegas serta efek jera bagi pelakunya. Pemerintah pun tidak serius mengedukasi anak muda, sehingga wajar jika sebagian masyarakat menyebut negeri kita darurat akhlak.
Di sistem ini, moral generasi terus menurun dari waktu ke waktu. Mereka tidak lagi malu menjajakan diri demi gaya hidup mewah. Banyak faktor yang mendorong generasi terlibat dengan prostitusi. Bukan hanya karena dampak ekonomi, tapi karena sistem yang diterapkan negeri ini, rusak dan minim solusi.
Hal ini dibenarkan oleh Indra Charismiadji yang menilai tingkat ekonomi masyarakat yang jeblok di tengah pandemi dan kurangnya edukasi menjadikan oknum pelajar terjun ke prostitusi online. (poskota.co.id, 12/3/2021)
Indra juga menambahkan, terjunnya pelajar ke prostitusi online di masa pembelajaran jarak jauh (PJJ) menunjukkan kegagalan sistem pendidikan saat ini. Bisa dibayangkan, minimnya fasilitas, baik sarana dan prasarana serta tenaga pendidik yang tak didukung secara optimal untuk mendidik generasi selama pandemi, banyak menimbulkan kekacauan serta polemik di tengah-tengah masyarakat.
Sementara itu, penguasa dalam sistem kapitalisme tampak masih berpura-pura menutup mata dan telinga. Padahal, moral anak negeri turut menurun akibat salah urus dari mereka . Sistem kapitalisme yang mengadopsi demokrasi sebagai peraturan dalam hidupnya, membebaskan setiap individu untuk berperilaku, termasuk menjadi pekerja seks komersial (PSK).
Sementara itu, sanksi yang diberlakukan bagi tindakan kejahatan pun tidak memberi efek jera. Akibatnya, kasus prostitusi anak terus berulang. Ancaman yang dijeratkan kepada orang yang dengan sengaja menjajakan anak di bawah umur maksimal hanya hukuman 15 tahun penjara, dan masih bisa dipotong masa tahanan.
Anak-anak yang menjadi PSK dibebaskan dari berbagai sanksi. Sayangnya, mendapat minim edukasi hingga akhirnya kembali melakukan hal yang serupa. Wajar prostitusi anak terus terjadi selama sistem kapitalisme tetap langgeng diterapkan di negeri ini.
Tentu butuh langkah serius dan terencana untuk mengatasinya. Pertama, tegas menegakkan hukum atas semua pelaku prostitusi (termasuk muncikari), meskipun masih anak-anak di bawah umur. Jika ia sudah balig, tetap diberikan sanksi tegas atasnya. Kedua, Negara wajib memastikan semua warga negaranya—terutama laki-laki sebagai pencari nafkah—mendapatkan pekerjaan layak untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Ketiga, pendidikan bermutu dan bebas biaya untuk setiap anak-anak negeri. Tentu berbasis aqidahislam, sehingga akhlak terjaga dan terlindungi.
Selanjutnya, pembinaan untuk membentuk keluarga harmonis menjadi salah satu penyelesaian sosial yang harus menjadi perhatian pemerintah.
Terakhir, bahwa semua langkah di atas membutuhkan sistem yang kuat dan komprehensif. Dan itu ada pada sistem Islam, yang telah diterapkan selama 3,5 abad pada kejayaannya silam. Dan butuh tekad kuat semua kaum muslimin jika kita mau berjaya kembali sehingga prostitusi bisa diatasi. Wallahu a'lam bi ash showab.