Ilusi Feminisme

Oleh : Yuke Octavianty

Pada tanggal 15-26 Maret 2021, yang lalu diadakan Commission on the Status of Women (CSW). Pertemuan ini merupakan pertemuan tahunan PBB terbesar yang membahas tentang kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Indonesia termasuk negara yang mengikuti dan mendukung semua ide yang dituangkan dalam CSW. Dalam pertemuan ini, dibahas agenda-agenda dalam rangka penyetaraan wanita agar sejajar dengan kaum pria. Salah satunya adalah mendorong perempuan agar memasuki wilayah kepemimpinan dalam perusahaan.

Penelitian Bank Dunia menyebutkan bahwa tingkat kesejahteraan secara global dapat meningkat sebesar 21,7% jika kesetaraan gender diimplementasikan. Presiden IBCWE (Indonesia Business Coalition for Women Empowerment) mengungkapkan bahwa para pemimpin perusahaan "meyakini" bahwa kesetaraan gender di lingkungan kerja dapat mendorong peningkatan produktivitas dan pertumbuhan bisnis secara signifikan. Juga dikatakan bahwa upaya untuk menambah pemimpin perempuan adalah suatu prestasi besar. Karena inilah inti utama dari upaya kesetaraan gender. Memperjuangkan posisi perempuan dalam kepemimpinan dan pengambilan keputusan (bbc.news). Dikatakan juga bahwa kesetaraan gender adalah kunci agar perempuan mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak. 

Namun, ternyata faktanya ide ini adalah bohong besar. Ide tentang feminisme dan kesetaraan gender tak sesuai harapan. Saat gerakan ini masif dikampanyekan, saat itulah kekerasan seksual dan ketimpangan sosial yang menimpa perempuan semakin meningkat (muslimahnews). Pencapaian kesetaraan gender pun mengalami kemunduran saat masa pandemi (detiknews.com). Disebutkan bahwa virus Corona menjadi kambing hitam dalam kasus membalikkan kemajuan global dalam mencapai kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini disebutkan sebagai kesimpulan dari World Economic Forum dalam Laporan Kesenjangan Gender 202 pada tanggal 31 Maret 2021. 

Sungguh bohong besar bahwa kesetaraan gender dapat memperjuangkan nasib dan kemajuan wanita dalam kehidupannya. Paham liberalisme menciptakan pemikiran sesat berupa kesetaraan gender. Upaya kesetaraan gender bukanlah solusi. Justru hal ini membuat wanita menderita. Melawan fitrahnya sebagai wanita dan tak bisa menjaga kemuliaan (izzah) sebagai makhluk mulia.

Islam sungguh menempatkan wanita dalam posisi mulia tanpa harus bekerja. Islam memposisikan wanita sebagai ummu wa rabbatul bait. Ibu dan pengurus rumah tangga. Dengan posisi ini, wanita menjadi makhluk mulia penjaga generasi. Tanpa harus terjun di dunia kerja yang sungguh berbahaya bagi kehormatannya. Dalam Islam pun, penafkahan wanita benar-benar terpelihara. Hanya sistem Islam yang dapat menerapkan aturan (syariah) Islam yang sempurna. Aturan Islam yang tertuang dalam Khilafah metode Kenabian. Demikianlah metode yang dicontohkan Baginda Rasul SAW untuk seluruh umatnya.

Wallahu a'lam bisshowwab.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak