Bukit Algoritma, Benarkah Untuk Kemaslahatan Bangsa?




Oleh Rifdatun Aliyah

Proyek Bukit Algoritma atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pengembangan Teknologi dan Industri 4.0 di Sukabumi direncanakan akan menjadi pusat teknologi mutakhir di Indonesia. Pendiri Gerakan Inovator 4.0 Budiman Sudjatmiko memastikan pembangunan ini tak menggunakan dana APBN. Ia menjelaskan rencana proyek senilai 1 miliar euro atau setara hampir sama Rp 18 triliun tersebut berasal dari investor baik dalam dan luar negeri (cnnindonesia.com/11/04/2021).

Lebih lanjut, Budiman menjelaskan, Bukit Algoritma yang segera diwujudkan itu kedepannya diharapkan menjadi pusat research and development serta pengembangan sumber daya manusia, utamanya generasi muda (bisnis.com/11/04/2021). Ambisi untuk menjadikan bukit Algoritma seperti 'Silicon Valley' di AS bukanlah perkara mudah. Pasalnya, pemerintah harus benar-benar meneliti apakah proyek ini memang dijalankan untuk kemaslahatan bangsa. Mengingat banyaknya permasalahan yang juga harus segera diselesaikan negara.

Memang, Bukit Algoritma diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara. Namun, apakah proyek ini akan efektif? Terlebih lagi, dana yang digunakan berasal dari para investor. Dimana tak ada makan siang gratis dalam sistem ekonomi kapitalis saat ini. Jeratan hutang yang kian menumpuk bisa jadi kembali menghampiri jika proyek ini gagal untuk diwujudkan.

Selain itu, kedaulatan negara dalam menentukan kebijakan khusus didalam proyek ini juga bisa tergadaikan. Belum lagi ancaman kerusakan lingkungan akibat pembangunan proyek juga menghantui jika proyek ini tidak dipertimbangkan dengan matang. Jika pemerintah memang mendukung proyek ini, seharusnya pemerintah juga turut serta memberikan kontribusinya dalam pembangunan proyek.

Perhatian pemerintah dalam pemberian fasilitas untuk melakukan penelitian dan inovasi tentu amat dibutuhkan. Tentu saja hal itu akan dapat dilakukan jika pemerintah memiliki kemandirian dalam faktor ekonomi. Sayangnya, pengelolaan yang tidak tepat terhadap sumber daya alam negeri menjadi salah satu penyebab mengapa negeri ini tak mampu membiayai kebutuhan hidupnya sendiri.

Walhasil, negeri ini tak dapat lepas dari genggaman para investor yang juga sarat akan kepentingan mereka sendiri. Jika sudah seperti ini, maka bukanlah hal yang asing jika proyek Bukit Algoritma hanya menjadi proyek prestisius namun jauh dari kemaslahatan masyarakat.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak