Oleh : Fony Septiawati
Baru-baru ini lembaga Indikator Politik Indonesia melakukan survei dengan respondennya adalah para anak muda Indonesia. Hasil survei menunjukkan sebanyak 64,7 persen anak muda menilai partai politik atau politisi di Indonesia tidak terlalu baik dalam mewakili aspirasi masyarakat. “Sikap mereka tidak begitu yakin bahwa politisi mewakili aspirasi masyarakat,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi (Merdeka.com, 21/3).
Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa anak muda merasa tidak percaya atas peran partai politik sebagai penyalur aspirasi masyarakat. Banyak kasus yang menjadi bumerang terhadap kesan parpol selama ini. Salah satunya adalah hampir semua partai ikut menyumbang kadernya sebagai koruptor. Tidak hanya kader partai saja, tiga lembaga negara (eksekutif, legislatif, dan yudikatif) juga menyumbang koruptor. Jika melihat secara keseluruhan berbagai kasus korupsi ini, ini menunjukkan adanya masalah sistem.
Sayangnya, di tengah krisisnya kepercayaan anak muda terhadap sistem politik Indonesia, tidak lantas mengantarkan mereka pada gejolak perubahan sistem. Pemikiran mereka hanya berkutat pada pergantian personal atau partai yang berkuasa namun masih mengandalkan sistem demokrasi. Padahal, akar permasalahan sesungguhnya adalah sistem demokrasi-kapitalisme yang diterapkan di negara ini. Sistem politik demokrasi tidak mampu menghasilkan pemimpin yang amanah dan kapabel menjalankan roda pemerintahan sehingga tidak mampu mengatur segala urusan rakyat.
Seharusnya anak muda Indonesia mampu menelaah bahwa sistem politik saat ini adalah sistem yang bobrok. Sehingga harus ada sistem alternatif pengganti sistem demokrasi, yaitu sistem politik Islam. Namun sangat disayangkan, mereka tidak mendapatkan maklumat mengenai politik Islam yang shahih, melainkan hanya mendapat framing bahwa hanya sistem demokrasi-lah sebagai sistem terbaik. Dikotomi pendidikan yang memisahkan ilmu agama dengan ilmu-ilmu lainnya menjadi salah satu faktor minimnya pemahaman mereka terhadap poltik Islam. Padahal sistem politik Islam adalah solusi segala persoalan bangsa.
Anak muda harus memahami bahwa Islam paripurna mengatur seluruh bidang, tidak terkecuali bidang politik. Islam juga memiliki sistem pemerintahan yang mampu mengatur dan mengurus rakyatnya. Kedaulatan dalam sistem pemerintahan Islam berada pada hukum syariah, sehingga mutlak hukum yang diberikan adalah hukum Allah yang pasti adil. Bukan hukum dalam sistem demokrasi yang dibuat oleh manusia dengan berbagai kepentingan di dalamnya. Inilah mengapa banyak kader parpol yang korupsi, karena harus mengembalikan modal para pengusaha yang mengusung mereka hingga mendapatkan kursi di DPR. Akibatnya undang-undang yang dibuat DPR sarat dengan kepentingan para pengusaha.
Politik dalam Islam adalah siyasi, yaitu mengatur segala urusan umat serta menyelesaikan segala persoalan dengan pandangan Islam. Penerapan praktisnya tentu membutuhkan institusi negara yang menerapkan seluruh hukum-hukum Islam secara kaffah atau menyeluruh. Hal ini dikarenakan penerapan sistem Islam kaffah mampu menjadi solusi bagi krisis global serta mampu menjamin kesejahteraan umat manusia di seluruh alam. Menerapkan sistem Islam secara kaffah merupakan perintah Allah yang tercantum dalam Al-qur'an surat Al-Baqarah ayat 208, yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia merupakan musuh yang nyata bagimu.”
Oleh karena itu, penting sekali memahamkan anak muda Indonesia mengenai politik Islam yang benar serta sistem pemerintahan Islam dengan menerapkan Islam secara kaffah. Karena tonggak perubahan hakiki umat Islam di masa depan ada di tangan mereka.
Wallahu'alam bishawab