Oleh: Yuke Octavianty
Kabar yang selalu membara. Korupsi. Tak pernah habis kasus korupsi di negeri ini. Negara demokrasi yang digadang-gadang menyuarakan aspirasi rakyat. Faktanya bual belaka. Salah satu kasus korupsi yang menohok, korupsi Asabri. Korupsi yang mencapai angka fantastis, merupakan salah satu kasus korupsi terbesar di negeri ini.
Dilansir dari laman cnnindonesia.com, Kejaksaan Agung memperkirakan kerugian negara dalam kasus dugaan korupsi di PT Asuransi Angkatan Bersenjata Dalam Negeri mencapai Rp. 23,7 trilyun. Angka ini didapatkan dari hasil perhitungan sementara Jampidsus (Jaksa Agung Muda Pidana Khusus). Dana asuransi diselewengkan untuk kantong-kantong pribadi para pejabat plat merah Asabri. Setidaknya ada sekitar 8 orang yang ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus tersebut.
Tak sebatas itu mega korupsi negeri. Korupsi asuransi PT Jiwasraya hingga e -KTP pun tak kalah mencengangkan. Kasus dugaan korupsinya merugikan dana negara hingga menembus angka Rp 61,6 trilyun (kumparan.com).
Sungguh fantastis. Angka korupsi yang luar biasa. Merugikan negara dan tentu merugikan umat. Jika dihubungkan dengan musibah yang baru saja terjadi. Tenggelamnya kapal selam KRI-Nanggala 402. Miris. Angka trilyunan ini sebanding dengan harga 8 hingga 10 buah kapal selam. Saat korupsi terus dijadikan tradisi, umatlah yang pasti tersakiti. Banyak umat yang menjadi korban buruknya tingkah para penguasa.
Sebetulnya umat adalah amanah terbesar bagi para penguasa. Saat sistem fasad menjadi sandaran, saat itulah kehancuran suatu negeri tak bisa terhindarkan. Demokrasi, sudah tentu satu paket dengan sistem ekonomi kapitalisme. Sistem inilah yang menciptakan para penguasa yang selalu haus materi. Serakah. Hingga tak sempat memikirkan amanah terbesar dan terberatnya. Sungguh sistem yang sangat merusak. Sistem ini adalah sistem cacat yang merusak segala tatanan kehidupan. Sehingga tampaklah kerusakan di muka bumi dan di lautan. Allah-lah yang berkuasa tampakkan segala keburukannya bagi manusia. Agar manusia dapat kembali ke jalan yang benar. Seperti yang tercantum dalam firman Allah SWT:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَا دُ فِى الْبَرِّ وَا لْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّا سِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian da (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
(QS. Ar-Rum 30: Ayat 41)
Allah yang menciptakan langit, bumi, laut beserta seluruh isinya. Sudah sepatutnya seluruh makhluk pun tunduk atas segala aturanNya. Wajib taat, baik ikhlas maupun terpaksa. Aturan Allah yang menyeluruh terinci dalam sempurnanya Islam yang kaffah. Sistem Islam adalah sistem kehidupan manusia yang berasal dari Allah Azza wa Jalla, dan di dalamnya terpancar segala aturan. Aturan yang Allah tetapkan untuk mengatur kehidupan manusia agar rahmatNya tercurah dari langit dan bumi. Sistem Islam-lah satu-satunya sistem yang shahih. Sistem Islam menyeluruh hanya dapat diterapkan dalam bingkai Khilafah menurut metode kenabian. Demikianlah Rasulullah mencontohkan kepada umatnya. Saatnya campakkan demokrasi kapitalisme, bangun kembali sistem Islam kaffah. Allahu Akbar!
Tags
Opini