Tragedi Seratus Tahun Tanpa Khilafah



Oleh: Watik Handayati S.Pd.


Mirisnya hidup bukan hanya pasrah menerima takdir semata. Terus tidak ada niatan untuk bangkit berpikir apa yang terjadi pada dirinya dengan kehidupan. Tragedi seratus tahun tanpa khilafah membuat manusia terbuai dengan lemahnya peran pemikiran. Sehingga mudahnya terjajah tanpa rasa tak kunjung usai. 

Saat manusia terbuai akan kehidupannya menyebabkan penyakit kronis, cinta dunia takut mati telah menjangkiti. Susah untuk disembuhkannya, jika tak ada keinginan untuk sembuh. Karena penyakit ini sangat berbahaya menjalar hingga ke akarnya dan penyakit yang memisahkan kehidupan dengan agama. Banyak kemaksiatan pada masyarakat dan ketidakadilan dalam segala hal. 

Lalu, perekonomian semakin memburuk karena yang berkuasa semakin semena dalam jabatannya dan yang miskin semakin buruk karena tak ada perlindungan dari negara. Akidah tergadaikan demi sesuap nasi dan hukum rimba pun merajalela. Sejak runtuhnya khilafah, demokrasi kapitalis menguasai dunia, dengan pengambilan kekuasaan yang begitu kejam. Begitu kejamnya fitnah menghantam umat Muslim dunia. Sampai sedikit kebangkitan pun selalu dihalangi dengan Islam phobia. 

Oleh karena itu, jika kita ingin menyembuhkannya harus mencabut penyakit tersebut dari akarnya, supaya tak tersisa sedikit pun. Dibersihkannya dengan terus belajar dan memahami makna kehidupan, bangkit berjuang demi perbaikan bersama. Mendalami ilmu agama yang lurus dan selalu bersyukur dalam kehidupan. 

Memperbaiki hubungan dengan Allah dan manusia semata atas ridha Ilahi. 
Dengan begitu kita akan memahami makna kehidupan yang hakiki. Kehidupan yang selalu mengutamakan kebenaran dalam bertindak. Tak mengorbankan orang lain demi kepentingan semata. Kita harus mulai dari diri dan bersosialisasi untuk dapat memahamkan umat. Supaya dapat bangkit kembali, dengan satu pemahaman yaitu akidah Islam. 

Tak mudah, tapi ada Allah SWT yang selalu membantu umat-Nya dalam mengemban dakwah, karena sesungguhnya Islam itu akan terus asing bagai menggenggam bara di tangan. Tapi jika kuat akan membakar semangat untuk terus berjuang bersama Islam dengan ikhlas dan sabar. Jika tak kuat akan terbuang demi kebahagiaan dunia semata. 

Sehingga kita perlu kesadaran diri untuk terus muhasabah. Supaya semangat membara dengan tujuan yang terorganisir, sehingga dapat mengalahkan kejahatan yang terorganisir.  Bersatunya umat karena satu akidah Islam, semangat yang akan membara dengan tujuan satu yaitu demi rida Allah dan kesejahteraan umat.
Untuk menggapainya harus belajar memahami keadaan dan membangun kebersamaan demi tujuan bersama. Menjalankan kehidupan dengan aturan yang sudah ada berdasarkan Al-Qur’an, Sunah Nabi dan syariah Islam yang benar. 

Atas rida Allah dan janji Allah pasti akan bangkit kejayaan Islam. Walaupun tak tahu cepat atau lambat yang pasti jika kita  berjuang dengan sungguh-sungguh akan segera dimudahkan. Dengan badai angin menerpa umat Islam, pertolongan Allah datang, umat Muslim akan menang. []

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak