Tanpa Khilafah, Hijab Dihujat di Berbagai Penjuru Dunia




Oleh : Ummu Aimar

Pemerintah Turki mencabut larangan perempuan mengenakan jilbab di fasilitas publik sebagai bagian dari reformasi yang dilakukan pemerintahan Turki yang berhaluan Islam.
Langkah itu disebut PM Recep Tayyip Erdogan, yang istrinya mengenakan jilbab, sebagai langkah awal menuju normalisasi.

"Kami kini mencabut aturan kuno yang bertentangan dengan semangat republik. Ini adalah langkah menuju normalisasi," kata Erdogan dalam pidatonya di parlemen.
"Masa-masa kekelaman sudah berakhir. Para perempuan yang mengenakan jilbab adalah warga republik seperti halnya mereka yang tak mengenakan jilbab," tambah Erdogan.

Para pegawai negeri perempuan kini diperkenankan mengenakan jilbab dan pegawai pria boleh memelihara janggut, dua hal yang menjadi simbol Islam yang dilarang oleh presiden pertama Turki, Mustafa Kemal Attaturk.
Namun, aturan tak boleh mengenakan jilbab tetap berlaku untuk para hakim, jaksa, polisi, dan personel militer.

Pekan lalu, Erdogan yang dikritik akan melakukan Islamisasi Turki, mengungkapkan sebuah paket reformasi demokrasi dan menggunakan kesempatan itu untuk mencabut larangan penggunaan jilbab untuk menjaga sekularisme Turki. Sejak berkuasa pada 2002, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) tempat Erdogan bernaung sudah berjanji akan mencabut larangan pemakaian jilbab di semua kawasan publik. Saat ini, larangan memakai jilbab di universitas negeri sudah dicabut. ( Selasa, 8/10/2013 )

Saat ini syariat islam didunia sedang diserang agar umat Islam menjauhi tuntunan dalam beragama. Salah satunya dalam pemakaian jilbab bagi perempuan. Mereka terus menghujat dalam hal pemakaiann jilbab bagi perempuan.

Bahwa dalam menggunakan jilbab dan kerudung disaat keluar rumah sebagai adalah sebagai bentuk pemaksaan, fenomena ini bakal berulang dan terus terjadi karna islamofobia sengaja disebarkan oleh musuh-musuh Islam.

Jelas sangat terindikasi sebagai serangan kaum liberal yang diarahkan pada ajaran Islam. Hingga pengenaan hijab kini diserang oleh para pegiat liberal diberbagai penjuru dunia. Bahwa
pendidikan ketaatan dalam berpakaian malah dipersoalkan. Serangan dari kaum penggaung membawa ide liberal tentu tidak dapat diabaikan. Karna ada motif jahat di balik serangan itu. Neo-liberalisme merupakan bentuk upgrade dari liberalisme dengan idenya yang menyerukan kebebasan di atas segalanya. Kebebasan segala perkara dari agama yang mengisyaratkan bahwa tidak ada peran agama dalam kehidupan.

Sehingga misi utama pembawa ide mereka adalah mengikis satu persatu ajaran Islam serta memberikan citra negatif terhadap ajaran Islam dengan dalih kebebasan yang menyenangkan nafsu, namun menjauhkan dari wahyu. Meskipun ide kebebasan yang mereka gaungkan sebenarnya hanya untuk satu pihak. Karena jika dipikirkan, berarti mereka bebas untuk membiasakan berpakaian dalam arti pembiasaan taat syari’at tanpa perlu dipersoalkan. Membuktikan seolah kebebasan itu hanya untuk kelompok mereka. Bahwa propaganda antijilbab hakikatnya adalah upaya mendistorsi ajaran Islam dikalangan perempuan.

Didalam islam,  Allah ta’ala telah mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup aurat. Kewajiban menutup aurat telah disebutkan di dalam alquran. Allah SWT berfirman:

يَابَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu, dan pakaian indah untuk perhiasan.” (QS. al-A’raf: 26)

Abu al-Husain dalam kitab al-Hidayah Syarh al-Bidayah, menurut madzhab Hanafi aurat perempuan adalah sebagai berikut, “Seluruh tubuh perempuan merdeka adalah aurat kecuali muka dan kedua telapak tangan…”. 
Demikian juga dalam kitab Kifayah al-Thalib, Abu al-Hasan al-Maliki menyatakan, “Aurat perempuan merdeka adalah seluruh tubuh, kecuali muka dan kedua telapak tangan..”.

Islam jika dibandingkan dengan paham kebebasan ala barat sungguh sangatlah bertolak belakang. Dalam islam bahwa jilbab dalam menjalani keseharian tidak melupakan agama yang merupakan jalan hidupnya, sehingga senantiasa berada dalam keterikatan hukum syara’. Berbeda ketika hidup dijalani dengan landasan kebebasan/liberal ala barat. Tidak terikat oleh aturan yang harusnya menentramkan jiwa, sesuai fitrah dan diterima oleh akal. Membiarkan seorang memilih perilakunya sendiri dengan dalih kebebasan. 

Sehingga akibat dari kebebasan yang dinikmatinya adalah krisis moral akibat menjamurnya pornografi dan pornoaksi di area publik, dan inilah yang dirasakan remaja hari ini. Kebebasan yang di agungkan oleh para kapitalis sekuler telah mebentuk kepribadian remaja hari ini. 

Tentulah yang paham kewajiban berjilbab adalah muslim yang hanif, yang cara berfikir dan pola sikapnya dituntun oleh syariat islam, bukan muslim liberal apalagi disematkan gelar feminis muslim. Tak ada femins dalam islam seperti tak ada pula pemikiran liberal yang akan membuat seorang muslim muslimah yang dididik baik sejak kecil dengan islam lantaran bingung terhadap identitasnya.

Perlindungan jilbab bagi perempuan hanya bisa di sediakan oleh khilafah Islamiyah karna hanya khilafah yang mampu memeberikan fisi dan misi pendidikan baik dirumah sekolah ataupun lingkungan itu satu frekuensi tidak akan ada gangguan opini yang dideraskan oleh media organisasi atau tokoh jadi-jadian serta rezim yang mereka semua tidak pernah takut akan peringatan Allah SWT.

Adanya serangan terhadap ajaran Islam karena dunia tidak memiliki perisai untuk menjaga dan melindunginya. Bahkan disistem domokrasi saat ini malah membiarkan propaganda liberal terus terjadi dimana mana. 

Adanya Daulah (Negara) dengan sistem Islam lah yang bisa meniadakan serangan liberal terhadap ajaran Islam. Alasannya, ketika sistem Islam diterapkan dalam sebuah Negara, maka Negara akan menjaga aqidah dan pemikiran kaum muslimin dengan metode dakwahnya. Ajaran Islam akan disuarakan ke seluruh dunia sehingga tertanam di pemikiran maupun jiwa masyarakat, sehingga pemikiran liberal dan sejenisnya akan hilang diganti dengan Islam. 

Khilafah juga akan menyaring setiap kurikulum pembelajaran yang akan diberikan kepada warga negaranya, Negara tidak akan pernah membiarkan paham-paham yang akan merusak pemikiran warganya beredar bebas di tengah masyarakat. Negara khilafah hanya akan merujuk pada Al-qur’an, sunnah, ijma sahabat dan Qiyas. Khilfah tidak akan mengambil sumber dari luar yang akan merusak pemikiran generasi. Negara akan mendidik masyarakatnya sesuai dengan yang Allah perintahkan dan Rosulullah contohkan. seperti kewajiban memakai hijab bagi perempuan agara merasa tenang dan aman menjalankan syriat islam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak