Oleh : Ambarawati
Potret pendidikan saat ini masih berkutat dengan masalah perubahan kurikulum, standar kompetensi penilaian dan peningkatan mutu tenaga terdidik dan pendidik. Namun, tetap belum usai padahal waktu terus berjalan. Saat pandemi sekarang tidak ada pilihan selain belajar di rumah. Alhasil hilangnya kedisiplinan, ketidakmampuan kebanyakan orang tua menjadi pendidik bagi anaknya, masalah perekonomian dalalm pemenuhan sarana dan prasarana di rumah bahkan banyak kasus kekerasan dalam rumah tangga akibat stress yang berujung pada keretakkan rumah tangga.
Pendidikan itu sejatinya hal mendasar dalam perubahan pola pikir dan tingkah laku juga pengembangan teknologi yang akan diadopsi oleh pelaku pendidikan. Siapakah itu? Ya pembuat kebijakan, penyelenggara pendidikan dan sasaran pendidikan. Maka PJPN (Peta Jalan Pendidikan Nasional) tahun 2020 - 2035 itu menjadi petunjuk arah dan acuan kerja dalam pembangunan pendidikan di Indonesia. Dimana tujuan pendidikan Indonesia yaitu "mewujudkan manusia Indonesia beriman dan bertaqwa".
Pendidikan itu sasaran empuk dalam pengarusan pemahaman pemikiran. Ya kalau pemahamannya benar, kalau salah akan berujung pendistorsian pola pikir. Dikotomi antara sekolah umum (mata pelajaran agamanya 2-3jam) dan sekolah agama (muatan agama lebih banyak) menjadi jalan mulus sekularisme (pemisahan agama dalam kehidupan) untuk menderaskan idenya. Wajar output pendidikan saat ini jauh dari karakter pemimpin peradaban. Sekulerisme dalam pendidikan berkaitan dengan situasi politik global, terlebih lagi para korporasi kapitalistik liberalis yang memboncengi kebijakan birokrasi. Sehingga negara hanya berperan sebagai fasilitator dan pembuat kebijakan.
Jika digali lebih dalam dari tujuan pendidikan Indonesia, manusia yang beriman dan bertakwa itu manusia yang siap taat pada Allah dan Rasul-Nya serta siap menjalankan syariat Islam seutuhnya dalam kehidupan bernegara. Semua tujuan akan terwujud dalam konsep pendidikan Islam. Mensinergikan tiga pilar pendidikan antara keluarga, masyarakat dan negara dengan konsep pola pikir akidah Islam yang menyeluruh antara manusia, kehidupan dan alam semesta dengan Al Khaliq. Dilengkapi dengan pemahaman pola pikir dan pola tingkah laku syariat Islam maka lahirlah output pendidikan yang unggul perubah peradaban. Dengan kata lain, adanya supporting system dari negara yang menerapkan aturan Islam seutuhnya.
Wallahua'lam bishowab
Bogor, 17 Maret 2021
Tags
Opini