Oleh: Aprilina, SE.I
Era 'Millenial' hari ini, disebut-sebut akhir zaman yang menegangkan. Masa transisi peradaban akan terjadi. Fakta membuktikan pernyataan tersebut. Keberadaan negara sebagai pelaksana sebuah sistem kehidupan bermasyarakat hari ini mengalami kegundahan. Hal ini disebabkan karena perselingkuhannya tampak nyata di hadapan publik.
Perselingkuhan seperti apakah yang sedang terjadi? Perselingkuhan Peradaban Barat dengan Islam. Bagaimana bisa ini terjadi?
Merdeka.com tgl 3 Februari 2021 memuat berita mengenai penangkapan pemilik 'kafe muamalah'.
Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri telah melakukan penangkapan terhadap pemilik tempat atau lapak Pasar Muamalah di Beji, Depok, Jawa Barat atas nama Zaim Saidi. Penangkapan dilakukan di kediamannya pada Selasa (2/2) kemarin malam. Kabag Penum Div Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan, penangkapan yang dilakukan oleh pihaknya itu berdasarkan adanya video yang viral di media sosial soal transaksi jual-beli yang tidak menggunakan uang rupiah (merdeka.com, 3 Februari 2021)
Satu Minggu setelah penangkapan Zaim Saidi, muncul pemberitaan sebagai berikut:
Jokowi mengatakan, potensi wakaf di Indonesia sangat besar, baik wakaf benda tidak bergerak maupun benda bergerak, termasuk wakaf uang. Potensi aset wakaf setiap tahunnya mencapai angka Rp 2.000 triliun. Sementara, potensi wakaf uang bisa menembus angka Rp 188 triliun.
Selain itu juga ternyata, pemerintah melalui Badan Wakaf Indonesia (BWI) menegaskan menerima wakaf dalam bentuk dinar dan dirham. “Di UU kita, wakaf dengan logam mulia diperbolehkan. Jadi wakaf dengan dinar emas dan dirham perak dibolehkan,” kata anggota BWI Irfan Syauqi Beik di akun Twitter-nya @irfan_beik. (Portalsurabaya.com, 10 Februari 2021).
Dua sikap yang bertolak belakang terjadi pada bangsa yang mengikuti peradaban Barat. Dengan menganut sistem kapitalisme yang mengagungkan nilai kebebasan, apapun boleh dilakukan, termasuk dua hal yang bertentangan. Pemilik kafe muamalah yang melakukan transaksi dengan dinar dan dirham ditangkap, namun setelah itu pemerintah mengumumkan menerima wakaf dalam bentuk dinar dan dirham. Inilah perselingkuhan peradaban hari ini.
Peradaban Barat dengan sistem ekonomi kapitalisme yang mengadopsi mata uang fiat money yaitu mata uang yang tidak didukung (back-up) dengan emas dan perak. Sistem mata uang ini sangat berpotensi mengalami inflasi. Buktinya hari ini, dunia mengalami krisis ekonomi global akibat penerapan mata uang fiat money tersebut. Tidak ada satu pun negara di dunia saat ini yang menggunakan mata uang didukung dengan bentuk fisik berupa emas dan perak.
Empat belas (14) abad yang lalu Muhammad SAW sebagai pemimpin umat Islam dan masyarakat Madinah mengumumkan emas (dinar) dan perak (dirham) sebagai mata uang negara Islam (Daulah Khilafah Islamiyyah). Selama negara Islam menggunakan mata uang ini, tidak pernah mengalami inflasi maupun deflasi. Hal ini disebabkan karena nilai mata uang dinar dan dirham relatif stabil. Buktinya, nilai seekor kambing hari ini masih sama dengan masa Rasulullah SAW, yakni berkisar 1 dinar atau Rp 2,2 juta.
Dua logam ini merupakan nikmat yang besar dari Allah SWT untuk manusia. Sebagaimana perkataan imam Al Ghazali: "Di antara nikmat Allah SWT adalah penciptaan dinar dan dirham dan dengan keduanya tegaklah dunia. Keduanya adalah batu yang tiada manfaat dalam jenisnya, tapi manusia sangat membutuhkan kepada keduanya."
Penolakan terhadap penerapan syariat Islam secara keseluruhan namun mengambil bagian keuntungan dari penerapan Islam tersebut merupakan kesia-siaan. Sebab tidak akan mendapatkan keberkahan dan jauh dari rahmat Allah SWT.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." (TQS. Al-A'raf [7]: 96)
Iman dan takwa mendorong seseorang untuk mengamalkan seluruh aturan Allah SWT, bukan sebagiannya saja.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang ingkar kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud membeda-bedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan, Kami beriman kepada sebagian dan kami mengingkari sebagian (yang lain), serta bermaksud mengambil jalan tengah (iman atau kafir), merekalah orang-orang kafir yang sebenarnya. Dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir itu azab yang menghinakan." (TQS. An-Nisa' [4]:150-151).
Sejatinya, ucapan syahadat mampu menjadi penjaga bagi umat Islam untuk beramal shaleh dan taat kepada seluruh ketetapan Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata." (TQS. Al-Ahzab [33]:36)
Tujuan hidup seorang muslim ialah beramal shaleh untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT agar selamat di dunia dan akhirat. Perselingkuhan yang dilakukan justru menjauhkan Rahmat Allah SWT dan kecelakaan di depan mata. Beranikah mengakhiri perselingkuhan ini dan menceraikan ideologi kapitalis?
Wallahu a'lam.
*Aktivis Muslimah Peduli Umat
Tags
Opini