Pemuda, Garda Terdepan Harapan Umat




Oleh : Nikmatus Sa'adah


Indikator Politik Indonesia (IPI) menyatakan, mayoritas anak muda menilai persoalan radikalisme mendesak untuk segera ditangani pemerintah. Persepsi tersebut terkonfirmasi lewat survei terbaru dari IPI berjudul Suara Anak Muda tentang Isu-Isu Sosial Politik Bangsa. Survei tersebut dilakukan kepada 1.200 anak muda terhadap isu sosial politik di Tanah Air pada Maret 2021.

Salah satu temuan dalam kanal “Tingkat Kepercayaan pada Lembaga" adalah DPR RI dan partai berada urutan terbawah setelah TNI, Presiden, Polri, KPK, Kejaksaan, bahkan media mainstream dan media sosial. Sebanyak 64, 7 persen anak muda menilai partai politik atau politikus tak mewakili rakyat. Ketakpercayaan ini bisa saja tumbuh karena sepak terjang para politikus akhir-akhir ini. (tirto.id 28/3/2021)

Wajar, wajah politik hari ini seperti hanya dijadikan ajang untuk meraih kekuasaan demi kepentingan. Terbukti dengan maraknya kasus korupsi dan suap yang menjerat para politikus.

Selain itu, sebanyak 49,4 persen pemuda mendesak penyelesaian radikalisme. Hanya 24,1 persen yang menyatakan pemerintah tidak adil terhadap umat Islam karena isu ini hanya ditujukan kepada umat Islam saja. Sepertinya, masih banyak pemuda yang menutup mata tentang isu radikalisme. Bisa jadi mereka terpengaruh berita yang disampaikan media.

Pemuda Harapan Umat

Pemuda adalah masa dimana mereka memiliki kepekaan yang tinggi, berpikir kritis dan mampu mengoptimalkan setiap potensinya. Pemuda sebagai tonggak estafet bangsa, pewaris peradaban dunia, maka hancur makmurnya sebuah bangsa di masa depan tergantung kondisi pemuda sekarang.

Melihat kondisi pemuda hari ini, Harapan itu menjadi sirna. Remaja seolah kehilangan identitasnya, kehilangan jati dirinya sebagai muslim yang memiliki karakter islam. Masa-masa berkualitasnya tidak diarahkan atau diatur oleh aturan Islam, bingung mencari sosok panutan. maka lahirlah dari rahim kapitalis sekuler ini pemuda yang kering identitas, bingung, dan jumud. Mereka tidak tahu dari mana mereka berasal, untuk apa mereka ada di dunia, dan tidak memahami bahwa setiap tindakan yang mereka lakukan akan di hisab oleh Allah SWT.

Banyak diantara mereka yang terjebur dalam politik praktis, solusi yang mereka berikan hanya solusi tambal sulam.

Maka, saatnya pemuda melek politik yang benar yaitu melek secara Islam. Dengan memakai kacamata Islam. Memandang politik tidak hanya berbau kekuasaan, tapi mengurusi urusan umat. Mereka pun akan tahu ranah mana yang boleh ditempati nonmuslim dan mana yang tidak. Jika pemuda mampu melek politik seperti ini, kebenaran akan dipegang teguh. Sebagaimana Ashabulkahfi yang memegang kebenaran dan mempertahankannya.

Sejatinya, pemuda tak perlu takut berpolitik. Mereka juga tak boleh cuek dalam politik. Jiwa mereka masih bersih. Kalau mereka mau berjuang untuk rakyat dengan memakai politik Islam, pemuda seperti Mus’ab bin Umair atau Ali bin Abi Thalib bisa saja lahir kembali.

Karena, para pemudalah harapan umat untuk memperjuangkan Islam dan kembalinya Islam terterap secara kaffah ditengah-tengah kaum muslimin.

Wallahu'alam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak