Oleh: Ummu Abdurrahman
Apa yang terbesit ketika mendengar kata pemuda? Kuat, Produktif, mandiri, kreatif, inovatif. Atau bahkan mager (malas gerak), apatis, hedonis, bucin, dan halu? Terlepas dari itu semua bung Karno pernah mengatakan beri aku 10 pemuda maka akan aku guncang dunia.
Definisi Pemuda
Dalam Islam, pemuda berasal dari kata Syabab yang berarti: kekuatan, baru, indah, tumbuh, serta awal dari segala sesuatu. Syabab juga dimaknai sebagai akar dari sikap optimis dan positif yang seharusnya menjadi watak pemuda sejati, dan wujud keimanan terhadap Allah SWT. Jika kita menilik dari definisinya, maka gambaran pemuda itu adalah mereka yang memiliki kekuatan, sikap optimis dan positif, yang dari pemuda inilah lahir atau tumbuh hal-hal baru yang akan semakin meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan akan membuat manusia semakin dekat dengan Penciptanya
Pemuda adalah orang yang gagah berani, penuh semangat utk melakukan perubahan-perubahan yang baik yang akan semakin meninggikan derajat manusia. Apa derajat tertinggi manusia? Yaitu orang yang hidupnya tidak menghamba kepada selain Penciptanya. Pemuda adalah kunci kebangkitan suatu umat, tonggak kemuliaan dan kehormatan, serta masa terkuat manusia. Di tangan pemuda lah tonggak kebangkitan umat dalam menciptakan peradaban yang lebih maju.
Namun sunggguh disayangkan pemuda hari ini sungguh jauh dari harapan. Banyak diantara mereka yang kecanduan pornografi, terjangkiti LGBT, perilaku seks bebas, gank motor, jauh dari keluhuran adab, dan masih banyak lagi permasalahan pemuda lainnya.
Bahkan pemuda banyak yang merusak dirinya sendiri dengan narkoba, tawuran, dan lainnya. Penyakit remaja atau pemuda lainnya adalah pornoaksi pornografi. Ditemukan lebih dari 500 video porno dibuat dan diedarkan di Indonesia. Kebanyakan video amatir hasil rekaman kamera ponsel. Dan, parahnya sebanyak 90% pembuat video porno berasal dari kalangan anak muda. Dari SMP sampai mahasiswa. Sisanya dari kalangan dewasa.
Demikian hasil penelitian seorang Sony Set. Praktisi pertelevisian sekaligus penulis buku bertajuk, "500 plus, Gelombang Video Porno Indonesia". Belum lagi aksi tawuran di kalangan remaja hingga premanisme di kalangan kampus. Kemudian Narkoba yang menjerat pemuda pemudi sekarang. Hampir 75% pengguna narkoba adalah remaja (15 - 25 tahun). Dan seks bebas yang bebas berkeliaran di kalangan pemuda.
Penelitian Objectively Verifiable Indicators (OVI) SeBAYA Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Timur 2004 menunjukkan hasil bahwa para responden usia 15 - 24 tahun yang sudah melakukan hubungan seksual dengan satu orang atau lebih, yakni sebanyak 49 orang dari 360 responden. Padahal, seorang pemikir dari Beirut, Musthafa Al Ghalayaini berkata: "Adalah terletak di tangan para pemuda kepentingan umat ini, dan terletak di tangan pemuda juga kehidupan umat ini."
Mengkerdilkan Sosok Pemuda
Apa saja faktor penyebab dari kemunduran pada pemuda masa ini?
Faktor internal. Manusia diberikan oleh Allah beragam potensi untuk menjalani kehidupannya sebagai hamba Allah. Ketinggian derajat seorang manusia itu tergantung pada akalnya. Bagaimana dengan akalnya tersebut ia bisa memiliki pola pikir yang bagus, cemerlang dan unggulan. Kemudian dengan akal tersebut juga bisa mempengaruhi perilakunya. Banyak pemuda yang tidak sadar dan tidak mau mengoptimalkan peran akalnya sehingga mudah terpengaruh dengan trend dan budaya luar. Padahal akal inilah yang akan membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
Faktor Eksternal. Indonesia dan negara muslim lainnya Allah berikan bonus sumber daya alam yang melimpah. Terutama di Indonesia, zamrud khatulistiwa, semua kekayaan alam tersedia. Bisa kita bayangkan negeri negeri kum muslimin yang kaya raya, yang melimpah sumber daya alamnya, ditambah dengan adanya bonus demografi. Bisa dibayangkan andai pemuda pemudi memiliki ketinggian akal keluhuran budi pekerti, ketinggian iman dan takwa, juga tinggi amalnya. Kombinasi yang sempurna bila pemudanya mumpuni dan sumber daya alam ang melimpah ruah bisa dikelola dengan baik. Indonesia dan negeri muslim lainnya akan memimpin dunia.
Kalau ini menjadi kenyataan apakah para penjajah akan bahagia? Tentu mereka tidak akan rela ini semua terjadi, maka mereka para musuh Islam tidak akan tinggal diam. Sebaliknya bila pemuda kaum muslim cerdas apakah mereka akan merelakan negeinya dirampok oleh musuh musuh mereka? Tentu tidak, mereka akan bersatu bahu membahu mengusir penjajah dari negerinya.
Bagi penjajah, bila kondisi ini dibiarkan maka akan tamatlah riwayat mereka. Di negeri – negeri barat yang menghadapi lost generation, dan tidak memiliki kekayaan sumber daya alam seperti halnya negeri kaum muslim maka ini ancaman mengerikan. Para penjajah pun tidak lagi bisa meramppok kekayaan negeri kaum muslimin, karena kecerdasan para pemuda.
Maka pemuda tidak akan dibiarkan menjadi generasi unggulan, sehingga pemuda disuguhkan hiburan dan games yang melenakan. Dengan cara melemahkan akalnya, l fisiknya, dan dan merusak kualitas kepribadiannya. Itulah yang terjadi saat ini. bagaimana mungkin generasi alay dan melambai bisa bertarung ketika negerinya diserang? Sedangkan tidak pernah berlatih memegang senjata. Mereka hanya bisa bersolek dan nge-dance. Na’udzubilahimindzalik
Kaderisasi Pemuda untuk menyongsong Kebangkitan Islam
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa pada fase seorang pemuda, inilah fase kekuatan setelah sebelumnya berada dalam keadaan lemah (anak-anak). Setelah itu, manusia menginjak fase dewasa (usia 30-50 tahun), kemudian akan melewati fase usia senja.
Demikian juga pemuda, disebut dalam Al-Qur’an surah Al-Kahfi. “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS al-Kahfi: 13)
Rasulullah saw. dalam pesannya, “Aku pesankan agar kalian berbuat baik kepada para pemuda, karena sebenarnya hati mereka itu lembut. Allah telah mengutus aku dengan agama yang lurus dan penuh toleransi, lalu para pemuda bergabung memberikan dukungan kepadaku. Sementara para orang tua menentangku.”
Sahabat Ibnu Abbas pernah menyatakan, ”Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi melainkan pemuda. Dan seorang alim tidak diberi ilmu pengetahuan oleh Allah melainkan di waktu masa mudanya.”
Seorang pemuda pernah bertanya kepada al-Syaikh al-Qadhi Taqiyyuddin an-Nabhani rahimahullah terkait dengan kunci sukses dalam sebuah aktivitas. Kemudian beliau memberikan tiga pesan: (1) al-iman/al-tsiqah bil fikrah (keyakinan kepada fikrah/gagasan); (2) al-jiddiyyah (keseriusan dan kesungguhan mewujudkan gagasan); dan (3) al-mutaba'ah (monitoring aktivitas sampai terealisasi dengan benar).
Keyakinan pada gagasan yang dibawa adalah perkara yang amat penting. Contoh terbaik dalam ini adalah Rasulullah dan para shahabatnya. Mereka begitu yakin atas ajaran baru yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ. Sayyiduna Ali misalnya, saat berhadap dengan kafir Quraisy menyimpan satu keyakinan: bahwa saya akan mengalahkan kamu. Juga mentransfer keyakinan tersebut kepada lawan: bahwa kamu akan saya kalahkan. Kepercayaan diri ini akan terefleksi dalam tindakan. Kesungguhan dalam mewujudkan fikrah juga bisa kita lihat dalam diri para shahabat Nabi. Termasuk diantaranya adalah Tsumamah bin Utsal al-Hanafi radhiyallahuanhu.
Adapun monitoring terhadap aktivitas sampai benar-benar terwujud, nampak sekali dari bagaimana para shahabat memastikan setiap amanah bisa terwujud, termasuk saat menugaskan yang lain. Adalah sayyiduna Umar bin Khaththab radhiyallahuanhu yang benar-benar memonitor pelaksanaan tanggung jawab oleh pejabat negara yang diangkatnya.
Tetaplah menjadi pemuda wahai para syabab. Kepemimpinan, ke'aliman, dan keberanianmu dinantikan.