Kewajiban Lain Seorang Muslim



oleh: Ayu Susanti, S.Pd

Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum:41)

Ayat di atas rasanya menggambarkan beberapa fakta yang dialami oleh umat muslim saat ini. Banyak sekali permasalahan yang melanda, seperti kemiskinan, perzinaan, korupsi, pembunuhan merajalela, krisis moral, narkoba, pemerkosaan dan lain sebagainya. Di saat umat muslim meninggalkan agamanya dalam mengatur kehidupan, maka sudah sangat wajar akan merasakan penderitaan dan kesempitan hidup. 

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".(QS. Thoha:124). 

Kesempitan hidup akan terus dirasakan oleh manusia saat dia tidak mau diatur oleh aturan sang Pencipta-Nya, Allah swt. Padahal manusia hanyalah makhluk ciptaan Allah yang seharusnya tunduk dan patuh kepada aturan Allah. Karena Allah menciptakan manusia dengan seperangkat aturannya yang bisa menyelematkan dirinya di akhirat nanti. 

Islam adalah aturan yang Allah turunkan untuk mengatur kehidupan. Dalam Islam semua permasalahan ada solusinya. Karena Islam tidak hanya mengatur masalah ibadah ritual belaka namun mengatur 3 aspek. Pengaturan pada diri sendiri seperti pakaian, makanan, minuman, dan akhlak, pengaturan antara manusia seperti masalah muamalah, politik, ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya, serta pengaturan dirinya dengan Allah seperti akidah dan ibadah. 

Sehingga dari sini Islam sebetulnya mampu menyelesaikan masalah yang ada seperti kemiskinan, perzinaan, korupsi, masalah pendidikan, krisis moral, masalah miras, narkoba dan lain sebagainya. Karena semuanya sudah ada dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Tinggal apakah kitanya mau diatur oleh Islam yang mendatangkan rahmat bagi semesta alam?

Sejak runtuhnya perisai umat kurang lebih 100 tahun yang lalu, umat Islam seperti kehilangan arah dan pelindung. Bak terombang-ambing di tengah samudera luas dan bagaikan buih di lautan. Umat Islam tidak lagi memiliki ibu untuk melindungi, mengayomi serta mengurusi segala urusannya. Khilafah sudah dilenyapkan dan tidak lagi bisa menjadi wadah bagi umat Islam untuk menerapkan semua aturannya yang menyeluruh. 

Sehingga hampir 1 abad umat Islam mengalami penderitaan yang bertubi-tubi. Pelecehan, penindasan dan bentuk penderitaan yang lainnya. Padahal kita ketahui bersama, khilafah adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh semua umat muslim di seluruh dunia. Karena hal ini merupakan mahkota kewajiban. 

Al-Mawardi (w.1058 M) menyatakan: Mengangkat imamah di tengah-tengah umat adalah wajib berdasarkan ijma sahabat, meski si al-Ahsam (Muktazilah) menyelisihi. 

Jika ada tiga orang yang keluar dalam suatu perjalanan, maka hendaklah mereka mengangkat salah seorang dari mereka untuk menjadi amir (pemimpin). (HR. Abu Dawud).

“Barangsiapa yang mati sedangkan di lehernya tidak ada baiat (kepada seorang imam/khalifah), maka matinya adalah seperti mati jahiliyah.” (HR. Muslim, no.1851).

Begitu banyak dalil baik itu dalam Al-Qur’an ataupun As-Sunnah yang menerangkan kewajiban mengangkat seorang imam untuk menerapkan hukum Islam dalam kehidupan. Dan itu merupakan kewajiban bagi seluruh umat muslim yang ada di dunia. 
Penerapan hukum Islam yang mneyeluruh bisa melahirkan sebuah kemasalahatan bagi seluruh manusia. 

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96).

Sebetulnya cukup hanya 1 ayat bagi umat muslim sebagai landasan dalam menjalankan kewajiban. Maka tunggu apa lagi? Seruan-seruan Allah dalam ayat-Nya menyeru kepada kita untuk tunduk dan patuh kepada semua perintah-Nya. 

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqoroh: 208).

Oleh karena itu, sebagai seorang muslim kita wajib untuk kembali kepada aturan Allah dan berusaha untuk menjadi hamba Allah yang selalu tunduk dan patuh kepada perintah-Nya. 
Wallahu’alam bi-showab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak